Hii gyus, ini cerita pertamaku diwattpad masih harus banyak belajar banget nih. Jadi harap di maklumi 😀
Mohon kritik dan sarannya untuk bisa berkarya lebih baik lagi kedepannya.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-Di depan sekolah SMA Tunggal Airlangga sekarang sudah di penuhi oleh siswa-siswi yang berlalu-lalang. Suasana tampak sibuk. Matahari sudah naik begitu tinggi
Adira bergegas pergi ke aula sekolah, menyadari ia sudah mau terlambat. Saat sibuk berlari tiba-tiba gadis itu tak sengaja menabrak seseorang.
"Eh ... maaf-maaf," kata Adira merasa bersalah sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada dengan kepala menunduk. Adira mengangkat pandangannya, tubuh Adira mematung, kaget. Ia merutuki diri sendiri akan kecerobohannya menabrak Arga, manusia yang tak akan segan-segan membully tanpa pandang buluk. Sedangkan lelaki dihadapannya tengah menatapnya intens, mata yang sudah tajam semakin menajam seakan Arga bagaikan singa yang menemukan mangsanya.
Adira Oktavia, perempuan anggun, berhati lembut, dan memiliki otak cerdas, apalagi didukung dengan wajah cantik serta kulit putihnya. Namun, dibalik kelebihan gadis tersebut perekonomiannya kurang sehat sehingga kulit putih mulusnya menjadi kasar karena tidak terawat.
"KALAU JALAN TUH LIAT-LIAT!!"
Bentak pemuda yang di tabrak Adira, cowok tinggi dan berwajah arogan itu mendorong Adira dengan keras hingga membuat gadis itu terjatuh di tanah. Tampa merasa bersalah, pemuda itu pun pergi meninggalkan Adira.Tak heran akan sikapnya. Pasalnya cowok itu adalah Arga Adiaksa Pratama, anak tunggal yang kaya raya dan merupakan anak dari pemilik sekolah yang bahkan Se-Indonesia tau, SMA Tunggal Airlangga. Kebanyakan ribuan pelajar yang ingin mendaftar sekolah SMA Tunggal Airlangga di tolak, tak jarang ada yang berani membayar berkali-kali lipat hanya untuk bisa masuk ke sekolah bergengsi itu. Dan beberapa anak beasiswa juga bergantungan pada nilai tinggi yang harus mereka pertahankan.
Arga Adiaksa Pratama, dijuluki sebagai lelaki most wanted di sekolah karena ketampanan yang dimiliki, dimulai dari tubuh atletis bak model, mata tajam, hidung mancung, garis rahang yang tegas juga senyum yang dapat memikat hati semua perempuan. Jadi tidak heran banyak perempuan yang menyukainya.
*
*
*Baru pukul setengah tujuh ketika ruangan bercat putih itu masih ramai dengan segala tindak tanduk penghuninya. Bak berada di pasar, tidak ada dari mereka yang tidak mengeluarkan suara kecuali Adira —si anak beasiswa, sebagai salah satu orang yang tidak merasa terganggu dengan kericuhan yang bercamuk. Gadis itu hanya sibuk membaca buku tanpa peduli sekitar. Ada yang tengah meng-cosplay diri menjadi Ariel Noah, ada yang berperan sebagai artis rock, dan bermacam peran lainnya yang membuat suasana kian gaduh. Namun, semua keramaian itu seketika sirna ketika seorang wanita menggunakan baju coklat melangkah dengan cepat ke arah kelas yang selalu ditemani buku tebal dan penggaris panjang. Tepat saat itu, tidak ada lagi keributan yang terdengar.
"Pagi semua."
Semua murid beranjak menuju tempat duduknya masing-masing. "Pagi, Bu!" Serempak semuanya menjawab, suasana yang tadinya berisik berubah menjadi hening dan nyaman setelah guru masuk.
"Kita mulai pelajarannya sekarang, silakan baca buku paket kalian dari halaman 1 sampai 10. Saya beri waktu 15 menit untuk memahami isi materinya, setelah itu akan saya jelaskan."
Selang beberapa waktu, Guru tersebut pun mengakhiri pembelajaran. "Sampai sini dulu pembahasanya. Kalian pulang lebih awal dikarenakan para Guru akan rapat," ucapnya sebelum berjalan keluar kelas.
Seketika siswa-siswi kelas 11 IPA 1 bersorak senang, berhamburan keluar kelas dengan wajah amat bersemangat. Momen inilah yang selalu dinantikan mereka untuk mengistirahatkan kepenatannya masing-masing setelah menghabiskan beberapa waktu untuk belajar dan mendengar Guru yang menjelaskan. Tapi, itu tidak berlaku untuk Adira Oktavia, manusia yang sangat beruntung bisa masuk di sekolah SMA Tunggal Airlangga.
Adira segera membereskan bukunya lalu pergi ke kamar mandi untuk menganti pakaian, karena ia harus bekerja. Yah, ia diizinkan bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah beruntung pemilik kafe-nya sangat baik.
Kadangpun Adira iri melihat teman-temannya. Apapun yang mereka mau pasti akan terpenuhi tanpa perlu bekerja keras, karena semua murid golongan orang berada. Tidak heran, SMA Tunggal Airlangga ini memang sekolah terkenal dan elite.
***
"Kita ke kafe yang dekat sekolah itu yuk? Katanya, di sana, menunya enak-enak semua," ajak Maureen sambil menggandeng lengan kekasihnya.
Maureen Dellicia, perempuan cantik, putih, memiliki kulit mulus dan bersih. Bibir tipisnya serta sorot matanya yang cantik mampu membuat para laki-laki terpikat dengan dirinya. Dan ia juga perempuan yang beruntung mendapatkan hati seorang Arga Adiaksa Pratama, anak tunggal yang kaya raya dan memiliki paras yang tampan. Bukankah perpaduan yang sangat sempurna?
Seorang pemuda tampan berseragam sekolah di lapisi dengan sweater hitam itu mengangguk menyetujui. "Tentu, apasih yang enggak buat kamu." Arga mencolek dagu Maureen menggodanya.
Maureen yang mendengar penuturan Arga salah tingkah. Jangan heran, sikap Arga akan berubah seratus delapan puluh derajat ketika bersama orang yang dicintainya.
Setelah sampai. Arga dan Maureen berjalan melihat-lihat sekitar karena baru pertama kali memasuki kafe itu. Ada banyak kursi dan meja berbentuk bundar di dalam ruangan, setiap meja diisi oleh taplak dan papan nomor. Dekorasi kafe pun beragam, terdapat lukisan-lukisan di tembok sebelah kanan, sedangkan di sebelah kiri terdapat jendela besar yang membuat cahaya matahari dapat dengan mudah memasuki kafe.
Di rasa sudah puas melihat-lihat lebih tepatnya Maureen mereka berdua mendudukan diri di kursi kosong.Tak lama seorang pelayan menghampiri mereka. Maureen segera memesan dua cangkir minuman dan cemilan untuknya dan Arga.
Setelah selesai memesan Maureen mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kafe yang saat ini sangat ramai di kunjungi oleh pemuda pemudi yang memiliki hubungan asmara dan ada juga yang menghabiskan waktu bersama keluarga di kafe tersebut. Entah mengapa, ia agak iri setiap melihat kehangatan dan kebersamaan keluarga.
See you next ...
22/9/2023
Jangan lupa vote dan komen🥰🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Destiny [ON GOING]
Teen Fiction"Tuhan, aku tidak sekuat itu." Adira tertawa hambar, beberapa detik kemudian ia menangis pilu. Dunia begitu kejam kepada Adira hingga tak memberikan peluang untuk merasakan bahagia yang sesungguhnya. ADIRA OKTAVIA Gadis yatim piatu yang hidup kurang...