Part 1 - Party

1.3K 189 76
                                    

Gelas-gelas panjang ramping dan berkaki mengisi nampan-nampan yang dibawa oleh pria-pria berseragam dan berdasi kupu-kupu, wara-wiri lalu diambil satu persatu oleh para tamu dengan tampilan-tampilan elegan dan berkelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gelas-gelas panjang ramping dan berkaki mengisi nampan-nampan yang dibawa oleh pria-pria berseragam dan berdasi kupu-kupu, wara-wiri lalu diambil satu persatu oleh para tamu dengan tampilan-tampilan elegan dan berkelas. Ruang gedung yang luas dengan dekorasi yang luar biasa megah dan detail dipenuhi juga oleh orang-orang yang sudah membaur sejak tadi. Lampu-lampu megah bergelantungan menerangi ruangan yang masih menyisakan nuansa temaram di beberapa area.

Acara pesta ini sebenarnya tidak jelas tujuannya. Ya, katanya ingin selebrasi kepindahan tunangannya kembali ke negera ini setelah menyelesaikan gelar kesekian. Bukankah itu tidak penting sampai harus dibuatkan acara pesta setara dengan pesta pernikahan ini. Dasar saja ingin pamer gelar tunangannya itu dan ia juga memang si penggila party. Yah, memang ratunya party, kalau bisa tiap hari ia terus ingin selebrasi. Itu isi kepala wanita bernama Lisa tentang pesta yang ia datangi hari ini, pesta temannya sendiri, Miyeon. Teman party lebih tepatnya. Mereka selalu saja ber-party bersama biasanya, bersenang-senang dimanapun.

Lisa geleng-geleng kepala dengan senyum sinisnya melihat betapa banyak undangan yang datang dari segala pejabat dan pebisnis yang tidak main-main, relasi keluarga Miyeon dan mungkin tunangannya juga.

"Mau-maunya mereka datang ke pesta enggak penting seperti ini, hii" gumam Lisa yang berdiri sendiri memegang segelas wine mahal sambil menatap sekelilingnya, yang sangat ramai dari kalangan atas juga. Ia bahkan belum menemui Miyeon sama sekali, si yang mengundangnya dan yang punya acara, lagipula wanita itu pasti sudah sibuk dan tidak akan mencari presensinya juga.


Lisa melihat gelas wine yang sudah disusun seperti pohon natal bertingkat-tingkat, seolah ini acara selebrasi kejayaan perusahaan besar.




"Dasar si Miyeon, sinting" berdesis tawa Lisa dengan sudut bibir terjungkit sedikit.

Ekor mata wanita berkeliling sedkit ke area lain, meski ia masih tetap berdiri ditempat tadi, seorang diri. Diantara kerumunan tamu yang berkumpul dengan kelompok-kelompok yang berbeda, sorotnya mendadak tajam. Ia teliti lagi siapa sosok yang dilihatnya  disana, cukup jauh darinya. Wajah itu, masih segar dikepala Lisa. Sosok yang  sudah 2 tahun lebih tidak ia temui itu ada juga disana. Ini bukan situasi yang Lisa inginkan, sumpah.



"Sh*t!!! Kenapa bisa disini juga sih?" lirihnya lalu ia membalikkan tubuhnya, menghadap kearah yang berlawanan dengan keberadaan sosok lelaki tinggi tampan yang tadi ia lihat datang bersama seseorang.



Dengan gaun hitam elegan panjangnya, ia melangkah anggun kearah depan, agar lebih berjarak dari sosok tadi. Wajahnya terlihat menjaga kesombongan dalam anggun geraknya itu. Masih dengan pijakan heel-nya yang pelan namun elegan, gelas wine ditangan, maniknya aktif menyusuri satu per satu tamu, mencari objek-objek menarik lainnya disana, Hmm, lebih tepatnya Lisa sedang mencari targetnya. 

Chemistry without ChemicalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang