Part 8 - Waiting

727 103 88
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai buat yg dari kemarin2 kesel harus nunggu 80 votes, finally di publish jg ya sesuai janji 😁😁

Next chapter jg akan di publish setelah 80 votes ya, klo cepet terpenuhi bakal cepet jg di up ------





1 hari setelah malam itu, di sore penghujung musim dingin menuju pergantian ...

Johnny keluar dari kereta bawah tanah dengan terburu, menyelip diantara keramaian agar bisa keluar lebih cepat. Pria tinggi dengan setelan kantor itu berjalan cepat lantas sedikit berlari kecil keluar dari gedung stasiun kereta bawah tanah tadi.


"Maaf permisi...maaf permisi..." ucapnya sekilas ketika harus memotong satu per satu lintasan orang-orang disana.

Ia menaiki eskalator dengan tetap menapaki anak tangganya agar cepat tiba di atas. Berlari semakin cepat ketika tiba diatas mencapai gerbang keluar. Sempat ia melihat jam ditangannya sudah bergerak ke 6 lebih 13 menit. Ia kembali berlari dibawah langit yang mulai berwarna jingga pekat diantara trotoar paving block lebar, tentunya ia menuju ke arah Grand Mall yang segaris lurus dengan trotoar ini namun masih cukup jauh diujung sana.




Johnny telat keluar dari kantornya tadi karena ada urusan pekerjaan yang tidak selesai sesuai target pribadinya tadi. Ia yang memberi janjinya pada Lisa untuk bertemu kembali di depan Grand Mall hari ini jam 6 sore hari ini, meski Lisa pulang dalam keadaan kesal padanya, bahkan belum mengiyakan permintaan bertemu darinya itu, tapi Johnny tetap akan kesana.


Masalahnya ia sekarang harus memakai kereta bawah tanah, karena kalau memakai taksi akan lebih telat di waktu-waktu pulang kerja seperti ini. Kenyataannya tetap saja telat, mungkin ia akan tiba di titik yang dijanjikan itu sekitar 6.20 menit. Johnny berusaha mengejar waktu sebisanya, ia khawatir Lisa benar datang tapi melihat ia yang tak ada disana.



Dengan nafas yang benar-benar terengah, ia tiba dititik itu, di sebuah pohon dengan bangku besi disampingnya. Johnny melihat ke sekeliling, memutar-mutar tubuhnya, ia berjalan sedikit ke arah pintu masuk utama Grand Mall, lalu lari ke arah kanan sedikit, mencari-cari.

Lisa tidak ada.



Johnny diam sebentar mengatur nafasnya lagi. Ia melihat jam ditangannya, ini sudah 6.27. Pria itu mengusak rambutnya sendiri.

Chemistry without ChemicalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang