Part 5 - Don't Ever

541 111 70
                                    

2 bulan  11 hari kemudian, di musim dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 bulan  11 hari kemudian, di musim dingin...

Salju sudah berkali-kali turun hari ini. Tapi orang-orang masih terlihat sibuk  dimana-mana, padahal ini sudah malam. Pria tinggi berbalut long coat berlapis masih berada di suatu gedung semacam convention hall bersama dengan banyak relasinya disana. Meski segala urusan formal dan penting digedung itu sudah selesai, Johnny, pria itu masih tampak berbincang dengan beberapa orang di dalam gedung namun mereka sudah berada dilantai terakhir tepatnya di depan pintu utama yang penuh kaca yang membuat gedung itu semakin tampak elit.



"Jadi kita minum-minum dulu sekarang?" tanya pria gagah  berkulit tan yang ada diantara pria-pria yang berbincang dengan Johnny disana.

"Iyalah, kita butuh yang hangat biar otak juga rileks setelah dari tadi dipakai berpikir terlalu berat dan serius"

"Ke tempat biasa?"

"Bebas, yang penting kita have fun dulu malam ini, besok juga Weekend "



Pria-pria maskulin yang sejak pagi berada di gedung itu akhirnya memutuskan untuk berangkat sekarang, menuju ke mobil masing-masing yang terparkir di area yang berbeda-beda. Namun mereka telah berjanji bertemu di sebuah bar mentereng yang tidak jauh disana.







Dalam udara diluar yang luar biasa dingin itu, Johnny bersama dua orang rekannya menuju kearah yang sama, karena memang mobil mereka terparkir di area yang berdekatan. Setelah lampu hijau menyala bagi pejalan kaki, ketiganya menyeberang lagi, karena memang mobil itu terparkir di sebrang sana.

Dengan langkah tenang dan tangan ia masukkan ke dalam saku long coat-nya, pria tinggi itu memperhatikan sesuatu di seberang kiri sana. Fokusnya ia pertajam memperhatikan sosok familiar disana. Johnny yakin itu si Nyonyah Suh-nya, tapi ia pastikan lagi karena tubuh  itupun tertutupi long coat lengkap dengan tutup kepalanya. Ia dirangkul oleh seorang pria keluar dari sebuah launge disana. Sepertinya mereka menuju ke sebuah mobil mewah.





Senyum miring Johnny terbit disana ketika ia yakin dan melihat wajah itu lebih jelas.



"Hey sorry, aku enggak jadi gabung malam  ini"

Ketiga pria itu sudah tiba di titik sebrangnya, namun kedua yang lain langsung menatap Johnny "Kenapa?"

"Aku ada urusan mendesak dulu. Ada yang harus ku amankan dulu! penting"

"Bilang sorry ke yang lain ya" Johnny tampaknya sudah siap bergegas.

Benar, sesaat itu juga ia berlari ke arah Lisa dan pria tadi, sedangkan kedua rekannya tadi menatapnya sebentar, lantas lanjut ke arah berbeda, ke area parkir.

Johnny berlari cepat hingga  terlihat uap nafas yang keluar jelas sambung menyambung dari hidung dan mulutnya dimalam dingin itu. Lisa sudah dibukakan pintu oleh pria tadi, ia tak boleh terlambat.















Chemistry without ChemicalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang