Part 13 - Before We Go 🔞

287 60 50
                                    

Besok harinya, masih sangat pagi di musim gugur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Besok harinya, masih sangat pagi di musim gugur...

Suara burung-burung mulai memekak, ada cahaya  menyusup masuk diantara celah pori kain tenda itu meski tidak benar-benar terang.  Johnny mencapai batas sadarnya, manik yang masih memejam itu, merasakan lengan kanannya agak kebas juga berat. Ketika pelan manik itu terbuka, pandangan menjadi terlalu lembut,  sudut bibir itu tertarik tipis. Wajah tidur wanita yang merebah dilengannya itu ia sentuh lembut dengan jari-jarinya.

Ia sentuh juga tanda-tanda merah kebiruan di sela leher dan dada wanita itu, hasil karya hasratnya semalam. Selimut yang menutupi tubuh keduanya ia rapikan agar menutup tubuh polos wanita itu lebih baik.

Ia tatap setiap inci wajah itu dalam-dalam, seiring usapan-usapan lembutnya pada kepala maupun tubuh itu.

"Mmhhhh... " lirih halus itu terdengar dari wanita yang sedikit bergerak menjelang sadarnya. 

Johnny lihat wanita itu menggeliat kecil, jari-jari wanita itu  tanpa ia sadari meremas selimut itu yang satunya, sedangkan satunya lagi agak meremas perut berototnya yang masih mendekap meski longgar. Bibir itu mencebik-cebik dengan hidung ikut mengerut, hingga maniknya terbuka pelan. Sepertinya wanita itu melihat langit-langit  tenda itu sekilas sebelum fokus yang masih lemah tersebut melihat padanya yang sejak tadi  menyamping menatap wanita itu dalam sorot yang terlalu lembut.

Ia elus lembut kening Lisa yang kini menatapnya dengan raut yang agak membingungkan setelah sempat terlihat berpikir dan merasakan tubuhnya sendiri. Johnny kemudian tersenyum tipis ketika sorot Lisa beradu intens dengannya. Johnny sadar jika Lisa mengamati tiap sisi wajahnya dan berlabuh diam menatap maniknya.

"Kenapa?" tanya Johnny nyaris seperti berbisik, sangat halus. Tangannya mengusap pipi wanita itu sekarang. Namun Lisa cuma diam, hanya saja sorot itu masih lekat menatapnya.

"Oke? hemm?" suara seraknya bertanya lagi, masih seperti berbisik.

Ketika Lisa masih tak merubah rautnya, tak juga berucap apapun, masih hanya menatap lekat padanya, Johnny mengecup kening wanita itu dalam dan lembut, sedangkan Lisa hanya memejam.

Johnny agak menegakkan tubuhnya sedikit dalam kondisi menyamping, tak henti ia elus wanita yang masih membisu namun tak ingin putus menatapnya.




"Enggak lupakan?"

"Masih dalam kondisi sadarkan semalam?" tanya Johnny dengan sedikit menarik sisi bibir kirinya.

Lisa masih diam.




"Aku tahu kau masih belum hilang kesadaran semalam" ia cium pipi itu. Dengan senyum lembutnya Johnny menatap wanita itu lagi. Ia elus juga perut polos juga pinggang wanita yang sedang Johnny tebak isi kepala dan emosinya saat ini.


Tangan yang tadi mengusap perut polos itu, kini mengusap bibir Lisa dengan ibu jarinya. Ia menarik pelan dagu itu, lalu diciumnya bibir itu pelan dan dalam.









Chemistry without ChemicalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang