5. failed

1.8K 188 22
                                    

---Build pov---

Aku mengerjap beberapa kali saat sinar mentari masuk menembus retinaku yang tertutup. Aku mencoba menfokuskan pandanganku yang masih buram. Kesadaranku masih dibawah 70% jadi aku terdiam untuk beberapa saat. Sampai dititik dimana aku menyadari akan satu hal.

Atap kamar ini berbeda dengan kamarku. Aku langsung menoleh ke arah kanan. Jendela, lampu, sofa, dan semua barang lainnya bukan milikku. Aku langsung mengerti bahwa ini bukan kamarku dan sekarang-, bayangan semalam muncul. Jantungku seperti berhenti berdetak lalu aku menoleh ke arah kiri dengan takut.

"Hoii!!!" Aku menendang perut pria di sampingku, -Bible.

"Ahh sstt..lo apa-apaan si Build! Sakit ini!" Bible mengaduh kesakitan saat bokongnya mencium lantai di bawah.

Aku tidak perduli, yang aku pikirkan adalah kejadian semalam. Aku menilik di balik selimut. Hanya boxer yang aku kenakan! Sialan! Kejadian semalam itu nyata dan aku mulai merasakan nyeri di bawah. Apa aku benar-benar ditusuk?! Oke, aku mulai pusing dan ingin membenturkan kepalaku ke tembok sampai mati.

Bible yang menyadari betapa syoknya aku, dia bangkit lalu menyeringai. Bible masih bertelanjang dada, tapi dia menggunakan celana training yang panjang. Dia kembali merebahkan dirinya di kasur lalu bergerak memelukku. Aku memberontak minta dilepaskan.

"Lepasin gue! Apa-apaan si lo! Bible!" Aku terus mendesuh direngkuhannya yang kuat. Alih-alih melepaskan, Bible malah semakin mempererat pelukannya lalu menelusupkan wajahku di ceruk leherku. Bajingan! Apa kamu pikir aku mau nempel denganmu setelah ini?!.

"Lepasin gue gak!" Aku menggertaknya dengan nada mengancam tapi aku sudah berhenti memberontak.

"Heung..gue masih cape Build, jangan ribut dulu" suara beratnya menggelitik tengkukku. Merinding menjalar ke seluruh tubuhku. Aku ingat kejadian semalam dan suara-suara aneh itu masih terdengar jelas dalam bayanganku. Hey! Aku mau melakukan itu hanya untuk mengikuti saran Apo dan Mile! Sebenarnya aku sangat tidak sudi!.

"Lo bisa tidur sendiri! Gue mau pulang"

"Ntar aja..ntar gue anter sekalian mau ketemu mama lo"

"Ngapain?"

"Semalem mama lo nelfon lo mulu pas kita lagi main"

Aku terkejut mendengarnya. Bagaimana dia bisa diam saja tidak memberitahuku? Bible! Aku mungkin akan dalam masalah nanti! Sialan.

"Oke, lo bener-bener gak waras. Kenapa lo gak ngasih tau gue!? Awas!" Aku mencoba lepas tapi tetap saja, sekedar longgar saja tidak berhasil.

"Yakali gue kasih ke elo. Semalem aja lo kayak lagi gak mau diganggu"

"Bangsad lo Bib! Awas gak lo!"

"Gimana semalem? Oohhh gini ya 'ahh uhhh Biblee oohh' hahahaha"

Aku tertohok. Aku juga ingat itu tapi kenapa jantungku berdebar mengetahui pria di sampingku juga mengingatnya dengan jelas. Rasanya sangat malu sampai aku ingin membenamkan wajahku ke tanah. Ditambah dengan fakta bahwa aku tidak sadar kalau mama menelfonku sedangkan Bible tau. Bagaimana aku bisa hanya fokus ke permainannya! Aku sangat memalukan.

"Tapi Build.."

"...." Aku hanya diam tidak berniat menunggu kalimat selanjutnya. Pikiranku masih kacau dan aku menyesali kejadian semalam.

"Kenapa lo mau main sama gue semalem? Lo mabuk apa gimana?"

Persetan, aku tau orang ini akan bertanya. Jika aku mengatakan tidak, itu hanya akan menumpahkan kekacauan seperti dia akan terus mengolokku. Tapi jika aku mengatakan iya, jelas dia tau aku berbohong. Aku yakin dengan dia bertanya seperti itu hanya karna dia penasaran mengapa aku mau bermain bersamanya.

||COMPLETED|| Be GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang