12. leave me alone

1.1K 151 14
                                    

---Bible pov---

Satu putaran lagi aku akan selesai. Pagi ini aku mengambil lari pagi di lapangan futsal. Aku sudah tiba di lokasi syuting.

Semua orang selalu bersemangat tentang kegiatanku. Mengabarkan kepada seluruh penggemar bahwa hubunganku dengan Build telah berakhir, membuat sebagian kecil dari mereka meninggalkanku. Mereka kecewa dan kondisinya menjadi kacau.

Sebagian besar menghakimi Build karna postingannya yang kerap kali tidak sopan. Aku tidak ingin perduli betapa stresnya Build sekarang menghadapi semua komentar buruk dari penggemar. Aku harus tetap teguh berpikir bahwa itu sudah sepantasnya Build dapatkan.

Tindakannya yang ceroboh memang tidak layak untuk disegani. Namun, bukan itu permasalahannya sekarang..

Semakin banyak aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku tidak perduli tentangnya, aku tetap masih memikirkannya. Apakah dia sedang mencari rencana baru untuk menghindari komentar jahat? Ataukah dia sedang ribut dengan keluarganya lalu membicarakan soal perjodohan?.

Sialan, aku terlalu baik untuk pria sepertinya. Aku memutuskan untuk berhenti dan berjalan menuju kursi penonton. Dimana beberapa keperluan olahragaku tergeletak.

Aku mengambil handuk kecil dan sebotol air mineral. Menenggaknya beberapa kali tegukan lalu sibuk mengelap keringat di wajah serta leherku. Sampai seseorang datang dari ujung sana. Mendekatiku dengan senyuman cerahnya. Dia adalah rekan kerjaku, Mon. Gadis berusia 20 tahun tapi dia adalah seorang senior untuk aktor pendatang baru sepertiku.

"P'Bai, aku mau ngajak kamu makan nanti siang" katanya bersemangat.

"Tapi P'Pond nanti ngajak aku juga. Sekalian bahas tentang syuting nanti malem" balasku mengingat bahwa aku ada janji dengan managerku.

"Oh, P'Pond sendiri yang bilang kalo dia nggak jadi. Makanya dia suruh aku buat makan siang bareng kamu. Gimana?" Kata Mon memberitahu.

Aku berpikir sejenak. Melihat Mon yang masih dengan senyum cerahnya. Mengharapkan jawaban yang masih aku pertimbangkan lagi. Jika aku pergi dengannya, apa itu akan baik-baik saja? Dia mengajakku makan bersama, mungkin saja dia berniat mengajakku keluar sebentar. Sedangkan aku merasa sedikit malas keluar meski aku bosan di sini seharian.

"Oke nong Mon.. aku akan bersiap untuk jam setengah satu nanti" aku mengambil keputusan yang entah itu tepat atau tidak. Yang jelas Mon terlihat senang mendengarnya.

"Bagus Phi..pagi ini juga aku mau ketemuan sama P'Faer karna mau ambil beberapa photoshot buat nanti sore. Siapkan dirimu buat nanti siang ya, aku pergi dulu..bye bye!" Mon nampak begitu bersemangat sembari berjalan menjauh dengan tangan yang melambai padaku.

Suaranya yang perlahan samar mulai menghilang. Tanpa aku sadar, tingkahnya membuatku tertawa kecil. Kami memang sudah cukup akrab terlebih dialah yang membantuku melakukan adegan yang tidak begitu aku pahami. Mon sudah seperti adik kecil yang menggemaskan di waktu tertentu jadi aku mudah akrab dengannya.

***

Untuk kesekian kalinya aku merebahkan diri di kasur. Selesai lari pagi, aku mandi dan merawat diri sebelum mengistirahatkan tubuh. Nanti malam adalah syuting terakhir ku. Pasti akan sangat melelahkan. Skript yang aku pegang terbilang cukup tebal dan aku tidak bisa menghitung seberapa banyak percakapan yang harus aku hafal.

Sembari berbaring, aku juga menghafal beberapa dialog ku. Aku tidak ingin mengulang terlalu banyak dan membuatku benar-benar lembur semalaman. Memangnya siapa yang suka lembur? Terlebih gaji lembur seorang aktor sepertiku tidak ada yang akan berubah. Gaji ku hanya akan tetap dihitung dari seberapa banyak aku mengeluarkan kata bukan keringat.

||COMPLETED|| Be GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang