8. not let go🔞

1.9K 172 17
                                    

---Bible pov---

Aku pindah dari ruang ganti menuju ruang pertemuan. Jadwal syuting drama ku akan segera diumumkan, jadi banyak waktu yang tersita untuk hari kedepannya. Aku menandatangi kontrak perjanjian selama syuting berlangsung. Itu karna aku memiliki pemeran utama, jadi aku tidak akan bisa memiliki peran pengganti atau meninggalkan syuting. Sejujurnya semua ini adalah impianku sejak kecil. Menjadi seorang aktor terkenal dan mendapatkan banyak orang dengan cinta.

Sejak kecil, aku tidak dekat dengan kedua orang tuaku. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga lupa bahwa ada anak yang juga membutuhkan kasih sayang. Meski begitu, aku tetap mengerti karna terkadang aku juga butuh uang mereka. Aku memiliki seorang kakak laki-laki. Setiap hari dia sibuk menangisi kehidupan cintanya yang klise. Berpura-pura bahagia dengan pacarnya padahal dia sangat menderita. Sejak itu aku berpikir, wanita hanya membutuhkan uang daripada cinta. Aku tidak mau repot setiap hari bekerja demi uang dan membahagiakan wanita yang dengan senang hati menggunakannya. Aku tidak bodoh. Aku tidak membenci mereka, tapi ada saat dimana aku tidak ingin terlalu dekat dengan wanita.

Seharian ini aku berada di gedung perusahaan untuk berlatih. Aku sampai tidak sempat mengabari Build. Ngomong-ngomong tentang Build, aku agak heran. Dia jelas menentang hubungan sesama jenis, tapi apa rencananya sehingga dia begitu suka berhubungan seks denganku. Aku tidak mau perduli pada awalnya, tapi jika dia menggunakan hal ini untuk menghancurkan karirku-, aku akan mendapat masalah besar. Aku tidak mau siapapun menghancurkan karirku.

"Bib, besok dateng jam delapan pagi. Kita bicarain tentang jadwal syuting kamu minggu depan" P'Pond datang dengan berkas biru di tangannya. Aku menerimanya dan mengangguk.

"Aku udah boleh pulang sekarang kan, Phi?"

"Heumm..jangan aneh-aneh di jalan. Banyak penggemar di mana-mana. Jangan sampe kamu bikin kekacauan lagi. Aku beneran pusing tau" katanya merintih sambil mengibaskan tangannya di depanku.

"Iya Phi..sempai jumpa besok" aku segera membereskan beberapa berkas di lantai.

"Ya"

Setelahnya, aku keluar ruangan. Di sepanjang lorong, beberapa staf menyapaku. Aku membalas mereka dengan anggukan dan senyuman ramah. Aku tidak mengakui bahwa aku adalah orang baik, tapi di sini aku harus menjaga attitude ku. Itu akan mendapat poin plus selama aku bekerja.

Aku sampai di tempat parkir-, aku langsung masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin. Sebelum aku menjalankan mobil, aku merogoh ponsel di saku dan mengetuk nomor Build di sana. Berniat menelfonnya dan mengabarinya sebentar.

Untuk beberapa saat tidak ada panggilan, aku sempat heran tapi akhirnya ada jawaban dari seberang. Aku dengan semangat menempelkan benda pipih ini ke telingaku.

"Build-"

"Hallo? Ini siapa?"

Aku mengernyit sampai menilik kembali layar ponselku untuk memastikan nama kontak. Aku tidak salah sambung tapi siapa suara wanita di seberang?. Aku kembali mendekatkan ke kupingku dan berbicara.

"Mana Build?"

"Build? Kenal Build Jakapan? Perasaan ini nomornya ga disimpen deh"

"Gue tanya, mana Build?"

"Lagi keluar bentar. Siapa si ini"

"Itu di mana? Gue ada urusan mendadak sama dia"

"Ha? Malem ini gabisa. Ntar gue kasih tau dia"

"Bagi lokasinya sekarang, gue mau bicara bentar"

Pip aku langsung memutuskan sambungan. Aku diam sebentar untuk menunggu gadis itu mengirimkan lokasinya. Aku tidak bisa menafsirkan perasaan yang aku hadapi, yang jelas aku sangat marah. Tindakan Build yang sembarangan bisa saja menghancurkan karirku. Aku baru saja akan memulai syuting dan pria itu dengan enak hati memulai kerusuhan. Aku tidak akan membiarkannya terjadi. Hingga ponselku berdenting tanda pesan masuk. Aku langsung membukanya dan melesatkan mobil begitu mendapat apa yang aku tunggu. Itu ada di hotel pertengahan kota. Lihat saja Build, kamu mungkin berniat mengacaukan pekerjaanku tapi aku tidak semudah itu.

||COMPLETED|| Be GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang