10. lost

1.3K 162 17
                                    

---Bible pov---

Hampir seminggu aku tidak berani mengganggu Build. Ditambah aku juga sedang sibuk dengan jadwal syuting ku yang padat. Aku tidak berpikir bahwa Build akan mengeluarkan semua emosinya malam itu. Meski kami jauh, aku tetap tau tentangnya karna Apo selalu sedia memberitahu keadaannya padaku. Tentu saja tanpa sepengetahuan Build, jika tidak mungkin Build akan memutus persahabatannya dengan Apo. Aku tidak tau dimana letak kesalahanku sehingga Build begitu membenciku. Apakah aku telah bertindak jauh? Sekarang aku menyesali telah menidurinya padahal aku tau dia bukan gay. Itu pasti membuatnya merasa dihina.

Sejujurnya aku tidak ingin menyentuh Build, tapi beberapa kali saat bersamanya aku tidak bisa mengendalikan emosiku. Aku akui bahwa perilakuku kali ini aneh dan jauh berbeda. Jika itu bukan Build, aku akan tetap tenang dan berpikir masih bisa mencari pria lain untuk menjadi partner sex ku. Tapi Build,

Bisakah aku mengatakan bahwa ini bukan hanya tentang nafsu? Aku ingin dia bersamaku dimanapun, dan apapun keadaanku. Aku ingin membuatnya nyaman dan aman saat bersamaku, tapi aku juga ingin melepaskannya setiap kali mengingat bahwa kenyataannya dia adalah pria normal. Aku tidak bisa memaksanya menjadi sepertiku hanya karna aku sangat mengharapkannya.

"Bib? Kamu dipanggil P' Pond" salah satu staf datang menepuk pundakku. Lamunanku segera terbuyar dan mengangguk sebagai tanda mematuhi. Aku lihat staf wanita ini nampak lesu karna melihatku yang jauh lebih diam belakangan ini. Semua orang pasti tau apa yang telah terjadi.

Aku beranjak dari kursi rias dan berjalan menuju ruangan sebelah. Dimana P'Pond menungguku. Setelah pintu terbuka, aku sudah bisa melihat P'Pond sedang duduk di sofa panjang dengan laptop yang menyala di atas meja. Aku masuk setelah menutup pintu dan duduk di sofa lainnya. P'Pond mendongak menatapku dengan pandangan nyalang. Adapun aku, aku hanya diam menunggu apa yang akan P'Pond sampaikan.

"Temui dia besok"

"Ha?" Aku bingung. Aku tidak mengerti kemana arahan P'Pond berbicara.

"Iya..aku udah atur jadwal kamu dan kosongin semua jadwal buat besok. Jadi gunain waktunya sebaik mungkin" katanya menjelaskan sambil mengarahkan layar laptop miliknya padaku.

Aku melongok untuk melihat isinya yang ternyata itu berupa tabel jadwalku. Benar saja, yang tadinya besok aku memiliki beberapa jadwal syuting, sekarang semua itu dikosongkan. Aku menatap P'Pond dan senyumanku merekah. Aku akan sangat berterimakasih padanya untuk ini.

"Jangan masang muka kayak gitu..aku cuma kasian liat kamu jadi uring-uringan begitu. Takutnya kamu jadi kurus. Setelah ini janji kamu harus baik-baik aja lagi"

Senyumanku turun begitu mendengarnya tidak senang dengan raut wajahku. Mungkin memang terlihat begitu aneh dan aku agak malu.

***

Dihari selanjutnya aku sudah siap menemui Build. Aku sengaja tidak mengabarinya bahwa hari ini aku akan datang ke rumahnya, jika iya mungkin pertemuannya akan gagal.

Seperti biasa aku mengambil kunci dari gantungan kunci yang terletak di dekat pintu. Aku segera keluar menuju mobilku terparkir.

Butuh beberapa menit sampai aku tiba di rumahnya. Keadaan luar tampak sepi tapi aku tetap masuk ke halaman ketika melihat mobil milik ayah Build masih terparkir di garasinya. Masih di ambang gerbang, aku sudah mendengar keributan diiringi isak tangis dari dalam, membuatku panik dan langsung berlari masuk ke dalam.

"Bible?" Ayah Build terkejut akan kedatanganku.

Aku semakin gelisah melihat keadaan yang terjadi. Ibu Build terlihat begitu cemas sedangkan ayah Build sepertinya sedang berusaha menghubungi seseorang lewat ponselnya.

||COMPLETED|| Be GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang