13. slowly ends

1.1K 150 15
                                    

-Build pov-

"Build.."

Aku masih tak bergeming. Apo datang memasuki kamarku berbarengan dengan P'Tong. Mereka saling menatap sebelum akhirnya kompak mendekatiku terduduk. Di atas kasur dengan mata yang masih terpaut pada layar tv.

Mereka ikut melihat acara yang sedang aku tonton. Kemudian mereka menatapku dengan prihatin sambil sesekali P'Tong mengusap bahuku yang perlahan mulai bergetar. Raut wajahku berubah menjadi kesakitan dan airmata menetes dari pelupuk mataku. Apo segera mengambil bahuku dan memberikan ruang di dadanya untuk kepalaku bersandar.

Mereka tau alasan mengapa aku menangis saat ini. Tentu itu adalah saat kamera menyorot Bible yang tengah membicarakan kesuksesannya membawa begitu banyak penggemar untuk debut akting pertamanya yang telah dinanti banyak penggemar. Dramanya sukses mencuri perhatian terlebih beberapa berita mulai menyatakan kedekatan antara dua aktor muda tersebut. Dia adalah Bible dan  Mon. Gadis yang akan menjadi lawan mainnya di drama. Banyak orang yang menyetujui jika mereka pada akhirnya memiliki hubungan yang lebih dekat.

Ketahuilah, itu membuatku begitu khawatir. Terlebih sekarang aku tidak memiliki hak untuk marah ataupun menggeret Bible dari berita konyol seperti itu.

"Apakan anda menyetujui saran penggemar anda? Ataukah anda memang memiliki hubungan khusus dengan P'Mon?"

"Semua penggemar selalu mengharapkan yang terbaik untuk idolanya. Itu bukan hal yang buruk. Saya senang jika ada banyak orang yang menyukai interaksi kami. Harap dukung kami selalu"

Apa yang Bible maksud dalam wawancaranya? Apakah mereka benar-benar akan berkencan? Aku tidak ingin mendengar berita bodoh seperti itu tapi mataku berkhianat padaku. Terbukti dengan aku yang terus melihat dan mendengarkan setiap patah kata yang keluar dari mulut pria kecintaanku.

P'Tong merasa bukan hal baik bagiku melihat acara seperti ini, jadi dia mengambil remot dan mematikannya. Aku hanya menunduk dalam, menikmati rasa sakit yang kini mengoyak perasaanku. Aku dilema, memikirkan apakah aku tidak akan bisa kembali?

"Build? Lagi mikirin apa sih? Lo nangisin cowo yang udah ga perduli lagi sama elo, apa lo ga ngerasa malu sama diri lo sendiri? Lo harus move on, apa mau gue cariin yang baru? Cowo cewe gue bisa cariin kok" kata P'Tong sambil mengelus bahuku.

Aku bangkit dari pelukan Apo dan menatap keduanya dengan mata sembab.

"Gue ga bisa sama yang lain lagi. Perasaan gue ke dia benar-benar ngerubah gue yang dulu. Gue cuma ngerasa kecewa sama diri sendiri"

P'Tong mengangguk mengerti dan menarikku ke dalam pelukannya. Aku membalas pelukan P'Tong lebih erat. Dia mengelus puncak kepalaku dengan penuh kasih sayang. Sehingga diam-diam aku merasa bahwa perasaan ku yang sakit sedikit menyusut.

Apo mengetuk ponselnya dan mengabaikan kami berdua. Aku tidak tau apa yang akan dia lakukan tapi aku masih sibuk dengan diriku sendiri.

...

Hari mulai sore, kamarku bertambah penghuni. Bas dan Job juga datang kemari sejak setengah jam yang lalu. Kami melakukan hal random. Job dan Apo sibuk bermain game sedangkan P'Tong sibuk dengan ponselnya. Lalu aku, aku hanya duduk diam sambil meminum soda yang Bas dan Job bawa saat kemari. Sesekali P'Tong akan menunjukan beberapa video lucu padaku. Hanya kekehan ringan ku sebagai respond untuk menghargainya. Tapi pada dasarnya dia tau bahwa aku tidak benar-benar tertawa.

Tiba-tiba Apo berhenti dan mengalihkan atensinya padaku.

"Build gue jadi keinget sesuatu" dia memulai gosip.

Semua orang fokus padanya, menunggu Apo melanjutkan apa yang membuatnya meninggalkan game.

"Yeay! Gue menang, traktir gue selama dua hari, Po!" Job berteriak kegirangan namun dia berhenti begitu sadar kami tidak perduli padanya.

||COMPLETED|| Be GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang