3. i'm not gay

1.7K 216 27
                                    

---Build pov---

Aku memarkirkan mobilku memasuki gedung asrama Bible. aku segera turun sambil memasang wajah cemberut. Aku juga membawa minuman dingin yang baru aku beli saat di perjalanan.

Kamu pikir aku datang untuk merawatmu seperti orang bodoh yang percaya dengan pria sepertimu? Jangan harap! Aku akan membuatmu pilek beneran!

Aku memasuki lift untuk mengantarku ke lantai 15. Setelah sampai aku segera keluar dan menghentakkan kakiku di lantai lorong gedung. Keadaan sudah sepi mengingat ini sudah hampir jam sepuluh malam. Bersiaplah mendapat pukulanku, Bible!.

Brak brak aku menggedor pintu menggunakan tendangan kaki. Persetan dengan orang-orang yang mungkin akan ikut terganggu, aku sedang dongkol sekarang. Tidak butuh waktu lama pintu dibuka dilanjutkan dengan bajingan yang muncul di ambang pintu.

"Ambil ini! Minum es yang banyak dan cepatlah mati!" Aku memukul dadanya dengan cup minuman di tanganku.

Bible terkekeh sambil mengkerutkan keningnya merasa heran. Dia tetap menerima minuman dariku dan terlihat begitu senang mengejekku. Aku menatapnya dengan marah.

"Ayoklah Build, kenapa harus buru-buru? Masuk dulu trus tenangin diri" Bible berniat menarikku masuk tapi aku segera menjentikkan lenganku.

"Jangan beraninya lo nyentuh gue ya. Najis banget masuk ke tempat elo. Yang ada kuman abadi nempel di sepatu gue" aku dengan sombong mengibaskan tanganku dan membuat ekspresi jijik.

"Udah sini cepet haha" Bible tetap menarikku untuk masuk dan dia dengan cepat mengunci pintu. Aku terbelalak kaget. Bajingan!

"Mau apa lo hah! Buka pintunya ga!"

"Nggak..temenin gue ngapalin dialog gue dulu. Besok gue ada latian ackting nih" Bible dengan santai berjalan masuk dan duduk di sofa. Aku menganga tidak percaya, dia benar-benar menjengkelkan.

"Nggak mau! Biarin gue pergi, Bib!"

"Menurut lo, peran gue ini bagus gak?" Bible mengabaikan teriakanku dan malah memungut lembar skripsi yang ada di atas meja. Dia juga meletakan minuman pemberianku di samping tumpukan seluruh pekerjaannya.

"Bib- gue gamau disini! Gue mau pulang!" Aku melangkah maju mendekatinya dengan hentakan kaki. Sungguh, aku ingin segera menendangnya dan melemparkan dia dari balkon.

"Gue jadi pemeran utama tau. Keren kan?" Lagi-lagi Bible menulikan pendengarannya. Aku semakin jengkel dan terpaksa berdiri di dekatnya terduduk.

Aku langsung menendang tulang betisnya tapi Bible bahkan tidak bereaksi apapun, "gue mau pulang, Bib! Buka pintunya..!" Aku menatapnya galak.

"Ih Build? Masa discene pertama udah ada adegan ciumnya si..lo mau tau ga?" Tanpa perduli betapa kesalnya aku, Bible kembali menarik pergelangan tanganku sehingga aku menjatuhkan bokongku di sampingnya.

"Gue gamau tau! Apa-apaan si lo!"

Menyadari tidak mendapat respond apapun, aku diam-diam melirik skripsi dialog dramanya. Belum sempat aku menemukan adegan yang Bible maksud, tiba-tiba Bible menjatuhkan skripsi ditangannya dan dengan cepat menarik rahangku. Bibir kami bertabrakan.

Aku terdiam untuk beberapa saat, masih memproses apa yang sedang terjadi. Aku menatap matanya yang terpejam sampai aku sadar bahwa Bible sedang menciumku. Aku buru-buru mendorong dadanya sehingga Bible terjatuh ke belakang tapi dia langsung menyangga tubuhnya dengan sikut. Suara tawa keluar dari tenggorokannya. Dia menatapku dengan tatapan mengejek dan itu terlihat menjengkelkan.

"Bajingan lo bib! Berani-beraninya lo-!" Aku sampai tidak bisa berkata apapun lagi. Dadaku kembang kempis tak karuan. Aku yakin, pasti aku sempat lupa bernafas untuk beberapa detik sehingga aku sekarang bernafas dengan tidak teratur.

||COMPLETED|| Be GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang