Bab 03: Nyasar

1 2 0
                                    

"EHEMM"

Aisya terperanjat kaget di tempat duduknya. Dengan perasaan cemas pelan-pelan dirinya menoleh ke belakang, tepat di bangku Darrel. Kosong.

"EHEM"

Suara batuk itu terdengar lagi, Aisya yakin jika suaranya dari bangku Darrel. Karena terhalang oleh meja, Aisya berdiri untuk melihat kursi Darrel.

"WOY SIALAN LO BIKIN KAGET AJA"

Di bawah kursi Darrel tiduran dengan posisi terlentang. Tas ranselnya digunakan sebagai bantal. Ia tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Aisya yang sangat pucat dan cemas.

Beberapa menit lalu saat Darrel hendak keluar dari kelas untuk pulang Ia melihat Aisya dari ujung lorong berlari pontang-panting. Firasatnya berkata jika gadis itu menuju kelas. Pikiran jahilnya muncul. Ia langsung bersembunyi di bawah kursinya.

"Lo ngapain disini sih?", tanya Aisya dengan nada yang masih kesal. Sifat pemarahnya yang sudah lama Ia pendam muncul kembali.

Darrel duduk di kursi bangku sebelah. Ia mengambil ponselnya. Cekrek. Poto wajah cemberut Aisya sudah tersimpan di galerinya.

"Lo motoin gue ya? hapus gak!", Aisya merebut ponsel Darrel. Tetapi tidak bisa membukanya karena terkunci.

"Wah udah mulai Gue-Lo aja nih, gak Aku-Kamu lagi?"

Aisya baru sadar. Iya juga ya. Sepertinya Ia mulai tertular teman-temannya.

"HAPUS GAK!!''

Aisya menyerahkan ponsel Darrel. Cowok itu membuka ponselnya dan berpura-pura mengikuti kemauan Aisya. Aisya percaya jika Darrel sudah menghapus foto tersebut.

"Lo gak ada yang jemput? Gue anter mau gak?"

Aisya terdiam. Ia berpikir agak lama. Bukan karena memikirkan tawaran Darrel. Ia sedang mengingat-ingat lagi dimana alamat rumahnya. Padahal tadi pagi Ia sudah diwanti-wanti oleh orang tuanya untuk selalu hafal alamat rumah.

"Ah lama banget sih Lo mikirnya, udah yuk keburu hujan,", Darrel beranjak dari tempat duduk untuk keluar kelas.

"Darrel tunggu, tapi gue lupa alamat rumah,"

Darrel menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Aisya dengan tatapan bingung.

"Lo gak inget sama sekali?"

Aisya menggeleng, tapi beberapa detik kemudian seperti ada lampu menyala di atas kepalanya Ia langsung sumringah.

"Gue udah inget, Komplek Mawar!"

∞∞∞

Parkiran sekolah sudah lumayan sepi. Hanya ada beberapa siswa yang masih berseliweran. Tidak jarang beberapa guru melewati parkiran sambil berbincang-bincang. Jam menunjukkan pukul empat sore.

Brum!!

Sepeda motor ninja berwarna hitam legam mendekati Aisya di gapura depan sekolah. Darrel membuka kaca helmnya dan memberikan kode kepada gadis itu untuk segera naik.

Aisya ragu. Ia menatap motor itu dengan perasaan bimbang. Dirinya teringat akan kejadian di masa lalu saat membonceng tetangganya menggunakan motor seperti ini dan terjatuh.

"Kok bengong, WOY", Aisya terkejut saat kepalanya digetok oleh Darrel.

"Cepetan naik.... Lo kesurupan demit gapura?",

Aisya melotot dikatai kesurupan. Dengan memberanikan diri Ia pun naik ke atas motor dengan berpegangan pada bahu Darrel. Daripada tidak bisa pulang lebih baik nebeng teman. Lagi pula Ia juga belum paham nanti turun dimana kalau naik bus kota atau angkot.

AisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang