Bab 05: Toilet

1 2 0
                                    

Tidak ada seorang pun di toilet. Aisya segera cepat-cepat menyelesaikan hajatnya. Di tengah-tengah 'ngedennya', tiba-tiba ada suara seseorang di bilik toilet di samping kirinya. Aisya berpikir mungkin itu hanya siswi lain. Tetapi lama-lama suaranya semakin seram. Aisya masih mencoba berpositive thingking. Ia kan tidak takut setan.

Setelah selesai BAB, ia segera keluar dari bilik toilet. Karena penasaran dengan suara itu, ia mendekati bilik toilet tersebut. Aneh. Tadi kan ada suara air seperti ada orang menyalakan kran. Aisya mulai merasa was-was.

"Lho kok digembok?", Aisya langsung sadar kalau bilik toilet di sebelah yang ia pakai tadi sedang rusak dan memang sudah digembok sejak lama.

Duarrrr

Suara gedubrak dari dalam toilet membuat Aisya sangat terkejut hingga Ia langsung berlari dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia terengah-engah sampai di hadapan Bu Sri yang sudah tiba di kelasnya.

Bu Sri menatapnya galak.

"Kenapa terlambat?", tanya Bu Sri dengan intonasi galak.

"Bu-bukan terlambat Bu, saya dari toilet"

"Ibu gak percaya"

"Tanya teman-teman yang lain Bu kalau gak percaya"

Bu Sri bertanya pada Ronny, ketua kelas. Hanya ketua kelas yang bisa Bu Sri percaya. Untungnya Ronny termasuk dalam kelompok murid paling rajin berangkat awal. Jadi Ia bisa menjadi saksi kalau Aisya tidak berbohong.

Akhirnya Bu Sri percaya.

"Terus kamu kenapa lari lari begitu kaya dikejar setan"

"Betul, Bu Sri. Saya memang ketemu setan di toilet"

"APA!!", semua teman sekelas Aisya dengan kompak. Kelas menjadi ramai. Mereka bertanya pada Aisya dengan bersahut-sahutan. Kebanyakan dari mereka hanya mengolok-olok mana ada setan keluar jam segini.

Plakkk

Bu Sri melemparkan penggaris kayu panjang ke atas meja. Semua murid langsung terdiam.

"Jangan mengatakan hal konyol seperti itu kepada saya. Duduk di kursimu", perintah Bu Sri pada Aisya.

Tanpa berpikir panjang, Ia segera berjalan menuju bangkunya. Beberapa temannya yang Ia lewati saat berjalan, berbisik menanyakan kejadian barusan. Aisya memberikan kode akan menjelaskannya nanti setelah pelajaran Bu Sri selesai.

Saat tiba di bangkunya Ia mematung. Bukan. Bukan hantu toilet yang Ia lihat. Ini lebih mengejutkan. Darrel tidak duduk sendirian lagi. Seseorang yang selama ini diperbincangkan oleh satu sekolah, duduk di samping Darrel. Ia mengucek matanya tidak percaya dengan penglihatannya sendiri.

Dia Gaviar Dirgantara. Seorang aktor Indonesia yang namanya cukup terkenal di kalangan remaja terutama kaum hawa. Aisya pernah mengidolakan Gaviar meskipun tidak sebucin pada NCT.

"Aisya Diandra Savira!! Kenapa hanya berdiri disitu? Mau Ibu hukum?"

Aisya segera tersadar dan langsung duduk di kursinya. Jantungnya berdegup kencang. Bayangkan tepat di belakangmu seorang aktor tampan papan atas duduk dan tersenyum saat kalian saling bertatapan.

Bukan di belakangnya persis lebih tepatnya. Aisya duduk di sebelah tembok, nah di belakang Aisya yang juga di sebelah tembok adalah Darrel. Sedangkan Gaviar di belakang Zaza. Jadi Aisya bisa leluasa mencuri-curi pandang ke arah Gaviar. Teman-teman Aisya yang lain pun tidak berbeda. Mereka bahkan lebih antusias. Cewek-cewek nakal seperti Cika dan kawan-kawannya bahkan dengan terang-terangan meminta nomor WA Gaviar saat jam istirahat. Tentu saja jam istirahat hari ini membuat kelas 10 IPA 2 sangat ramai, siswi-siswi dari kelas lain berbondong-bondong datang.

Karena bangkunya juga kena imbas oleh serangan makhluk-makhluk genit, Aisya dan Zaza segera keluar dari kelas dengan diikuti Darrel. Mereka bertiga duduk di pojokan kantin. Bu Surti sedang melayani murid-murid lain dibantu anaknya yang berusia sekitar 25 tahun, Bang Usman. Zaza berinisiatif memesankan makanan untuk mereka bertiga.

"Ga nyangka banget gue", celetuk Aisya saat pesanan mereka sudah tiba.

"Apa? Garvin?", kata Darrel setelah melahap satu sendok siomay.

"Hooh. Bisa-bisanya gue sekelas sama idola gue dari jaman-jaman jamet. Mimpi apa coba", Aisya mencubit-cubit pipinya seakan tidak percaya.

Darrel dan Zaza diam tidak peduli. Bagi Darrel, aktor, aktris, penyanyi, seleb dunia maya, mereka hanya manusia biasa. Coba saja yang datang ke kelasnya Natasya Wilona, beda lagi ceritanya.

"Za kok gak ngrespon sih? Lo gak ngeidolain Gavin?"

"Gak, gue mah gak kaya Lo liat yang gantengan dikit langsung oleng"

"Gue jadi curiga....." Aisya menyipitkan matanya mengamati Zaza.

"Apa!"

"Lo belok Za?" Darrel menyahut. Aisya tertawa paham maksud cowok itu.

"Ha? Belok gimana maksudnya?", Zaza bingung. Beberapa detik kemudian Ia langsung paham. "Gilakkk apa!!! Ya gaklah!!!"

Aisya dan Darrel kompak bertos ria dan tertawa terbahak-bahak. Hobi mereka sama, meledek sahabatnya. Zaza mendengus kesal. Tangannya bersiap-siap menjambak kedua temannya itu. Dengan sigap Darrel menghindar. Aisya berteriak kesakitan ketika tangan panjang Zaza berhasil menarik rambutnya dengan sekuat tenaga. Mengajak bertengkar Zaza adalah keputusan yang salah.

Gubrak

Sesorang memukul meja mereka. Ketiga orang itu kaget. Jambakan maut Zaza berhasil dihentikan oleh Rehan. Cowok berkacamata itu ikut duduk dengan mereka bertiga. Tentu bukan tanpa membawa apapun. Es doger di tangan kiri, sandwich di tangan kanan. Dengan santainya Ia memakan jajanannya tanpa peduli tatapan ketiga temannya.

"Dasar capung got, dateng-dateng bikin kaget, salam dulu kek apa kek jangan asal gedubrakin meja"

Rehan tersenyum polos lalu mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnnya membentuk huruf V.

"Oh iya, tadi pagi Lo beneran liat setan di toilet?" tanya Darrel. Aisya menggeleng.

"Entah. Cuma suara doang sih, gak tau setan apa bukan. Tapi... coba deh bayangin, toilet, rusak, digembok, masa ada suara kaya orang nyalain kran dari dalem, gak Cuma kran doang, habis itu..... duarrrr, ada suara gedoran dari pintu toilet, Ya gue kaget dong, larilah" Aisya menjelaskan dengan menggebu-gebu.

Darrel dan Rehan mendengarkan dengan serius. Hal-hal berbau horor seperti inilah yang mereka suka.

"Dih. Perasaan Lo aja itu mah" ujar Zaza.

"Bentar-bentar..... gimana besok kita uji nyalinya di toilet" usul Rehan.

Darrel mengangguk setuju. Zaza memutar kedua bola matanya dengan malas. Itu lagi. itu lagi.

JJJ

AisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang