Bab 11: Ekskul

0 1 0
                                    

"Gak nyangka Lo punya bakat juga, Sya"

"Kirain bakatnya Cuma marah-marah doang"

"Gue akui lo hebat"

"Nyanyi lagi dong Sya"

"Lo belajar nyanyi darimana Sya.. ajarin dong"

"Lo tadi lipshing?"

"Lo terinspirasi dari drakor kan?"

"Ih iya yang drakor orang mati hidup lagi.. judulnya apa gue lupa"

"Penthouse!"

"Ah iya iya, epic banget dah tu drakor, meskipun udah tamat tapi ke-toxic-an Jo Dan Tae masih nempel di otak gue"

"Ceileh masih benci aja lo sama JnT"

Aisyah memutar bola matanya malas mendengar komentar-komentar teman-teman sekelasnya.

Meskipun begitu, Aisya merasa sangat bahagia karena komentar positif mereka. Tidak sia-sia dia mempunyai hobi menonton drama Korea. Memang benar, dia menyanyi lagu klasik karena terinspirasi dari drakor tersebut. Lagu-lagu di hpnya pun tidak hanya didominasi oleh lagu Kpop. Lagu barat bergenre rock, pop, jazz, dan tentu saja lagu klasik menjadi pengantar tidurnya tiap hari.

"Lo udah mutusin mau ikut ekskul apa?"

Pertanyaan Zaza membuyarkan lamunan Aisya. Dia menatap jam dinding di atas papan tulis, satu jam lagi bel pulang sekolah. Kebetulan satu jam ini adalah pelajaran kosong. Guru yang mengajar cuti. Dan bisa ditebak betapa kacaunya kelas sepuluh IPA dua sekarang. Ada yang main game online ramai-ramai alias mabar, bergosip di pojokan, tiduran di bawah papan tulis, tidur di atas meja, dan ke kantin.

Darrel dan Rehan termasuk golongan siswa yang langsung kabur ke luar kelas entah kemana.

"Gak usah jawab gue udah tau, ekskul musik kan?"

Sebelum Aisya menjawab pertanyaan tersebut, Gaviar bangkit dari tempat duduk. Buku-bukunya sudah dimasukkan ke dalam tas di punggungnya.

"Gue cabut dulu ya"

"Kemana?"

"Yaelah pake tanya segala"

Gaviar melambaikan tangan pada kedua gadis itu dan langsung keluar kelas.

"Enak ya jadi Gaviar", Aisya menghela napas seperti orang yang kehilangan harapan hidup.

"Kenapa emang?"

"Ya enak.. bisa bebas ijin pulang kapan aja, gue iri...huft"

Zaza menggelengkan kepalanya makhlum.

"Iri segala lo, bentar lagi juga bel"

Aisya menghela napas lagi. Tatapan matanya mengarah ke selembar kertas di atas mejanya. Di sana ada banyak ekstrakurikuler yang bisa dia ikuti. Mulai dari basket, futsal, sepak takraw, balet, cheerleader, tenis, badminton, bahasa inggris dan bahasa asing lainnya, musik, pmr, rohis, dan masih banyak lagi.

Tentu saja pilihan Aisya adalah list nomor sepuluh. Musik. Dia ingin ikut ekskul yang berhubungan dengan olahraga. Tapi kalau dipikir-pikir capek juga. Otak sudah panas ditambah pula otot-otot yang sudah kaku ini. Kalau Aisya minta saran pada Ayah pasti disuruh ikut basket. 'biar tambah tinggi','biar banyak gerak, kasian ototmu gak pernah dilatih', kira-kira seperti itu komentar Ayah.

"Lo ikut apa?"

Aisya penasaran dengan pilihan Zaza, diliriknya kertas teman sebangkunya itu.

AisyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang