BAB 6

6.7K 371 0
                                    

2 BULAN BERLALU...

Kini Gracia dan Shani semakin akrab, bahkan tak jarang mereka berdua sering menghabiskan waktu berdua, selain itu Gracia juga semakin akrab dengan orang tua Shani karena Gracia sering berkunjung kerumahnya.

"Gee... pulang sekolah nanti mau anterin aku beli barang dulu nggak?" tanya Shani.

Kini mereka berdua berada  di kantin, bukan hanya mereka berdua, di meja yang sama juga ada Sisca dan Feni.

Mereka berdua juga ikut mengakrabkan diri dengan Gracia, bahkan mereka senang atas kehadiran Gracia di tengah-tengah mereka.

"eumm.. boleh" jawab Gracia sembari mengunyah makanannya.

"wedeh, gw gak di ajak nih Shan?, lo mentang-mentang sekarang ada si Gre jadi lupa ama kita" celetuk Feni

"gk gitu, kalian kan juga sibuk, kalo gre mah emang dasarnya pengangguran hehe" jawab Shani sembari terkekeh..

Gracia yang mendengarnya hanya memutar bola matanya malas, dan enggan untuk menanggapinya lebih lanjut.

"wkwkwk bener juga si kata Shani, gre kan emang gak ada kesibukan, makanya Shani jadinya lebih sering ngerepotin Gracia" ucap Sisca menimpali

skip...

Diparkiran sekolah, Shani dan Gracia saat ini berada, mereka memutuskan pergi menggunakan motor Gracia karna saat berangkat sekolah tadi, Shani di antar supir pribadinya.

"nih pake" ucap Gracia sambil menyodorkan jaketnya

"hah? " ucap Shani yang tak mengerti maksud dari Gracia

"jaketnya kamu pake dipinggang, rok kamu terlalu pendek" jawab Gracia.

"ah iyaa, thanks Gee" Shani berkata sambil mengulum senyumnya.

Bagaimana tidak dibuat jatuh cinta, kalo Gracia sangat romantis seperti ini, bahkan walaupun dia jarang ngomong, tapi perlakuannya membuat siapapun akan jatuh ke dalam pesona Gracia.

Di perjalanan...

"kamu jadinya mau kemana ini? " tanya Gracia

" ke Mall aja deh Gee " jawab Shani

Gracia tanpa berucap lagi langsung memfokuskan dirinya mengendarai motor kesayangannya.

Shani merasa sangat nyaman berada di dekat Gracia. Shani sudah beberapa kali mengalami momen saat dirinya dibonceng naik motor seperti ini.

Shani melingkarkan kedua tangannya di pinggang Gracia dengan ragu. Takut kalau Gracia menolaknya. Namun diluar dugaannya, kini Gracia malah menarik tangan Shani untuk mempererat pelukannya.

Sesampainya di Mall tujuan mereka, Shani langsung mengajak Gracia masuk guna mencari barang yang Shani cari.
Setelah barang berhasil Shani dapat. Mereka langsung pulang..

.
.
.
.

skip...
"Gee, kamu masuk dulu yuk, jangan langsung pulang" ucap Shani yang terdengar sedikit merengek.

"iya, saya mampir dulu kok" jawab Gracia sembari tersenyum.

Mereka berdua akhirnya masuk ke dalam rumah, Gracia duduk di sofa ruang tamu sedangkan Shani pamit ke kamarnya untuk berganti seragam.
Di tengah lamunan Gracia, Tiba-tiba Papi Shani datang menghampiri Gracia.

"eh ada nak gree, udah lama disini? tanya Natio

" eum sore om, baru aja nyampe kok om" jawab Gracia sopan

"ke ruang tengah yuk, kita main PS, gimana?" seru Natio mengajak Gracia

"wahhh boleh tuh om" jawab Gracia semangat

Diruang tengah sekarang ada Papinya Shani dan Gracia yang sedang bermain PS, game yang mereka pilih kali ini bertema fighting.

Shani yang turun melihat Papi dan Gracia bermain mengulum senyumnya, entah kenapa Shani merasa bahagia melihat kedekatan mereka.

2 jam sudah mereka bermain. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 7 malam.

"pih makan dulu yuk" ajak Veranda kepada suaminya

"iya Mi, bentar ini mau kalah nih.... ya-yhahhhh Papi kalah lagi deh hufttt" kesah Papi Shani yang kalah dalam permainan

"Gracia daritadi menang mulu, ngalah dong sama om" lanjut Natio yang tak Terima

"hehe, yakan udah takdir om" jawab Gracia cengengesan.

Mami Shani yang melihatnya hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan suaminya itu.

"udah yuk, makan malam dulu, ayo gree" titah Veranda

"iya tan" jawab Gracia

Dimeja makan, mereka berempat makan dengan khidmat. Setelah selesai makan Veranda langsung membereskan bekas piring makanan malam itu.

"nak Gracia nginep aja , ya?" ucap Veranda

"eum, gimana ya tan, saya gak bawa baju ganti kesininya" jawab Gracia

"udah, kamu nginep aja ya?, nemenin Shani, masalah baju mah pinjem Shani aja" sela Papi Shani

"i-iya deh om" jawab Gracia

"yaudah kalian ke atas deh, nih Shan ajak Gracia nya, suruh mandi" ucap Veranda

"iya mi, yuk gre" ajak Shani

Sesampainya di kamar Shani yang didominasi warna putih itu,. Shani langsung menyuruh Gracia untuk mandi.

" nih, pakaian gantinya" ucap Shani sembari menyerahkan pakaiannya untuk Gracia

"iya Shan, thanks" jawab Gracia.

Sembari menunggu Gracia mandi. Sekarang Shani malah terlihat resah. Bagaimana tidak resah, bahwa malam ini, dia musti tidur seranjang bersama Gracia.

Ya, Shani mengakui bahwa dirinya menyukai Gracia. bahkan mungkin bisa di bilang sejak pandangan pertama. kiw kiw

ceklek..

Shani menoleh ke asal suara. Disana ada Gracia yang baru selesai mandi, dengan tampilan celana pendek dan kaos oblong warna putih polos menjadi kesan perfect untuk Gracia saat ini.

"udah selesai Gee? tanya Shani

" udah Shan" jawab Gracia

Shani lantas menyuruh Gracia untuk naik ke kasurnya, Gracia langsung menurutinya.

z  mereka berdua sudah dalam posisi rebahan di kasur. Tidak ada percakapan di antara mereka..

dann...

jlegg

lampu padam, Shani terlihat gelisah karna suasana yang gelap itu
"Gee" panggil Shani

"hmm" Gracia hanya berdehem

"kamu masih di deket aku kan?, jangan pergi ya gre, aku takut " lirih Shani

" saya disini kok, di samping kamu, tenang yaa? " jawab Gracia yang saat ini mendekati Shani lalu memeluk Shani...

Posisinya saat ini sangat amburadul untuk jantung Shani, rasa takut akan gelap ditambah jantungnya yang berdegup kencang karena pelukan Gracia yang tiba-tiba, dia memang merasa senang akan pelukan itu, tapi apa Gracia tidak tahu bagaimana keadaan jantungnya sekarang?..


tbc

Sebuah Kisah, Sejuta Kasih - GreShan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang