BAB 3

6.2K 402 0
                                    

hening....

iya, itulah suasana yang cocok untuk menggambarkan situasi saat ini. Sekarang, Shani berada tepat di depan posisi Gracia berdiri.

"gre.. kamu ngerokok?!" tanya Shani dengan tatapan mengintimidasi.

"e-eee i ini.. " ucap Gracia yang gugup dengan tindakannya yang saat ini sudah membuang puntung rokok itu ke tanah dan menginjaknya.

"aku tanya sekali lagi, kamu bolos ke sini cuma buat ngerokok?! " tanya Shani dengan sedikit meninggikan suaranya..

"bukan urusan kamu" jawab Gracia dengan ekspresi datar, bahkan sekarang raut wajahnya sama sekali tidak ada ekspresi.

"ck, emang bukan urusan aku, tapi kamu tau sendiri kalo ada larangan gak boleh merokok di sekolah ini" ucap Shani yang gak habis pikir dengan kelakuan gadis di depannya ini.

"terserah saya, saya gak peduli, lebih baik kamu pergi dari sini" ucap Gracia yang masih dengan wajah tanpa ekspresinya itu..

apa ini,  dia ngusir?, udah jelas-jelas dia melanggar peraturan sekolah, bisa-bisanya malah bersikap seperti tidak melakukan kesalahan apapun. Begitu pikir Shani

"aku gak mau pergi, mending kamu ikut aku ke ruang BK" kata Shani
"ngga mau" jawab Gracia

"kamu ini apa-apaan sih! udah jelas-jelas melanggar peraturan, 2 peraturan sekaligus bahkan, bolos dan merokok. Jadi, mending kamu ikut aku ke ruangan BK" ucap Shani yang saat ini sudah di penuhi amarah karena gadis di depannya ini seakan menyepelekan dia.

"SUDAH SAYA BILANG, JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN SAYA! " final Gracia yang sudah muak dengan adanya gadis di hadapannya ini. Setelahnya, Gracia yang malah nyelonong pergi meninggalkan Shani sendirian di halaman belakang sekolah itu.

"dia kenapa si? " batin Shani melihat kepergian Gracia. Dan akhirnya Shani juga memutuskan untuk balik ke kelasnya..

skipp...

Bel pulang sudah berbunyi 5 menit yang lalu, Shani, Feni dan Sisca sekarang sudah berada di parkiran sekolah.

"guys, kita gak mau main kemana dulu gitu? " tanya Feni kepada dua sahabatnya.

"eum.. ngga dulu deh kayaknya Fen, gw hari ini capek banget, lagipula gw harus nemenin nyokap gw di rumah" jawab Shani yang merasa tak enak.

"gw juga kayaknya gak bisa deh, gw ada les piano sampe malem soalnya" jawab Sisca

"yaudah deh, kapan-kapan aja mainnya. Gw pulang dulu yaa, sopir gw dah jemput bye bye" kata Feni yang sudah berlalu dari tempat mereka berdiri.

"yaudah Shan, gw juga balik, lo hati-hati nyetirnya gak usah ngebut!" peringat Sisca kepada Shani

"iya, aman kok" jawab Shani

POV Shani

saat di mobil, aku sedikit jengah dengan kemacetan ibukota. Ditambah suara bising klakson kendaraan dari orang-orang egois yang tidak memikirkan keadaan.

gak sabaran banget, kalo mau cepet beli jet pribadi aja, dilangit gak bakal macet. Pikirku....

setelah melewati area yang macet, akhirnya Aku bisa sedikit bernafas lega, Karna sekarang posisinya sedang di jalan yang sepi, selain itu juga sejuk karna ruas-ruas jalan yang di tumbuhi pepohonan.

lagu You Don't Know dari Katelyn Tarver menemani perjalananku kali ini.

di tengah kefokusanku mengendarai mobil, Aku melihat seseorang yang sepertinya sedang kesakitan di pinggir jalan.

Tanpa pikir panjang, aku melajukan mobilku ke arah orang itu. Disana aku bisa melihat bahwa orang itu merintih kesakitan sambil memegangi perutnya.

Aku turun dari mobil dan berjalan menuju orang itu, dan...

GRACIAAA!!.... teriakku

Iya, orang yang ku lihat adalah Gracia, saat ini bisa Aku lihat bahwa keadaannya jauh dari kata baik-baik saja.
Ada beberapa luka di tubuhnya, sudut bibir yang berdarah, bagian dahi yang mengeluarkan darah, dan tak lupa keadaan baju seragamnya yang sudah dipenuhi oleh darah.

"kamu kenapa?.. kok bisa kayak gini" ucapku

*uhukk uhhukkk
Gracia terbatuk, tanpa menunggu jawabannya, Aku langsung mengambil aksi untuk membawanya ke rumah sakit terdekat.

"k-kamu mau ng ngapain?" tanya Gracia terbata-bata, mungkin karena menahan sakitnya.

"Aku mau bawa kamu ke rumah sakit" jawabku sambil memapah Gracia menuju mobilku..

"ngga, Saya gak mau ke rumah sakit" kata Gracia

"terus kamu gimana?, ini bisa infeksi loh luka kamu kalo gak di obatin" kesahku

"...... "

"yaudah, kita gak ke rumah sakit, Aku bawa kamu ke rumah Aku, ya?" lanjutku dan tanpa babibu Aku langsung membukakan pintu mobilku..

"motor saya" ucap Gracia

Aku bisa melihat motor dengan merk Yamaha YZF-R1M yang terletak tak jauh dari posisi Gracia tadi, tapi sepertinya motor itu rusak. Dapat kulihat bagian body motornya yang ringsek dan stang motornya yang bengkok.

"motor kamu nanti anter ke bengkel, nanti ada orang suruhan Aku yang jemput motor kamu disini, kamu tenang aja, gak bakal ilang kok" jawabku panjang lebar guna menjelaskan..

Shani POV END


Selama Shani menyetir, Shani tak henti-hentinya menoleh ke arah Gracia yang berada di sampingnya. Keadaannya yang terluka membuatnya tidak bergeming sama sekali.

17 menit kemudian Shani sampai di rumahnya, Shani lantas turun dari mobil dan memanggil satpam di rumahnya untuk membantunya membawa Gracia masuk ke dalam rumah.




tbc

Sebuah Kisah, Sejuta Kasih - GreShan (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang