Ku Ingin Pisah

1.2K 82 2
                                    

~Ku Lelah
Kurasa cukup di sini
Kau berubah, tak peduli
Dulu indah, kini cinta pergi sudah~
Nabila Taqiyyah~

Salma sedang selonjoran di sofa sambil memeluk setoples keripik. Dia bersantai sambil nonton Netflix. Hal yang paling dia sesali kemarin adalah dia berteman dengan Didan. Karena Didan tidak segan-segan bertamu ke rumahnya dan setiap hari selalu menelponnya. Untung saja malam ini dia sedang ada rapat penting jadi Salma bisa sedikit tenang.

"Dek Mama sama Kakak mau ke rumah sakit. Kak Manda sakit perut ternyata dia lagi hamil. Mama seneng banget." Ujar Mamanya sedikit heboh.

Salma menoleh ke arah Mamanya, "Serius Ma? Ya ampun udah tua aku."

"Makanya buruan cari pacar. Eh tapi Lo udah ada Didan ya. Boleh juga tuh. Mama setuju?" Ujar Kevin sambil meledek Salma.

"Dia cuma temen Ma. Jangan percaya Kevin."

"Mama berangkat ya sayang.".

"Iya Ma. Jangan lama-lama."

Saat itu hpnya berdering. Tertulis nama Dimantra di hpnya.

"Tumben telpon Lo. Masih inget sama gue?" Ucap Salma. Dia memang lama tidak bertemu Diman. Mungkin karena sudah ada Syarla yang selalu menemaninya.

"Sal Lo harus ke rumah Rony. Nabila sama Paul mereka punya bukti kalau Reiza itu ikut merusak hubungan lo sama Rony dulu."

Salma sedikit bingung, "Apa sih? Reiza kenapa? Dia sama Rony kan emang deket setelah putus."

"Nggak Sal. Dia kerjasama sama Didan. Nabila sama Paul mau bongkar itu ke Rony. Mereka otw ke sana."

"Ha? Kerjasama? Waktu dia jadi sahabat gue??"

"Iya. Buruan deh lo temui dulu Nabila Paul itu."

"Ngapain sih mereka. Itu kan udah kejadian dulu. Gue nggak mau jadi orang jahat. Lo mau jemput gue Dim?"

"Yahh sorry Sal. Ini gue anterin Syarla belanja."

"Hmm ya udah Dim."

Salma berlari ke tempat satpam mencari penjaga rumahnya.

"Pak eko, tolong keluarin mobilku. Sama panasin dulu pak dari pagi nggak dipakek."

"Baik Non." Ucap Pak Eko yang berjalan ke arah bagasi mobil.

Salma bergegas berganti pakaian. Dia memakai make-up tipis dan pakaian casual.

"Mau kemana non?"

"Bentar Pak ke rumah Nabila."

"Hati-hati ya Non."

Salma tancap gas menuju rumah Rony. Jantungnya berdetak cepat. Dia mencoba menelpon Nabila dan Paul tapi dua orang itu tidak ada yang menjawab telponnya. Setelah tiga puluh menit perjalanan, dia melihat mobil Paul di depan rumah Rony.

Dia bergegas keluar dari mobilnya saat melihat Nabila yang menyodorkan amplop coklat besar. Saat Rony akan menerimanya, Salma segera merampas amplop coklat itu. Dia segera memasukkannya ke dalam jaketnya.

"Sal kok di ambil?" Tanya Rony bingung.

"Sorry ini punya gue. Apaan sih Nab kok lo mau nyerahin ini ke Rony." Salma menatap Nabila dan Paul dengan tatapan bengis.

"Emang apa? Kayaknya tadi Paul heboh bener."

"Sal.. kok lo di sini?" Nabila terdengar kikuk.

"Iseng banget sih kalian diari gue mau lo kasih ke Rony. Gue sama Rony kan udah masa lalu."

FOREVER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang