Gemintang Hatiku

1.3K 64 5
                                    

Hati ini terbius candu asmaramu
Namamu melintang di hatiku
Kemilau gemintang di hatiku
Senyumanmu, ohh kasih
Hiasi bingkai asmaraku
Kau menjadi bintang di hatiku
Kemilau gemintang di hatiku ~ Tiara Andini
J

"Baik anak-anak, saya kira sampai di sini. Terima kasih." Dosen menutup perkuliahan sore ini setelah perkuliahan 90 menit.

"Sal lo pulang sama siapa?" Tanya Alfian sambil memasukkan bukunya ke dalam tas.

"Bareng Nabila sama pacarnya. Soalnya gue mau ambil baju di rumah Nabila."

"Gue antar ya?? Boleh kan Nab?" Alfian berpindah menoleh ke Nabila yang sudah berdiri di depannya.

"Boleh-boleh. Gue tunggu di rumah ya. Kalian jalan-jalan dulu juga nggak papa. Salma juga single maka dari itu semua aman." Nabila mengedipkan satu matanya pada Salma kemudian pergi keluar ruangan dengan berlari.

Ya ampun serius pulang bareng cowok, grogi gue cokk. Salma berkali-kali mengumpat dalam hati.

"Ayo Sal."

Salma hanya mengangguk dan berjalan di samping Alfian.

***

Satu hal lagi yang baru, Salma terkejut karena Alfian membawa motor. Dia pernah waktu SMA, Rony membawa motor tapi itu udah 2th yang lalu. Untung saja Alfian begitu santai membawa motornya. Nggak ada tancap gas.

"Sal mau makan dulu?"

"Boleh. Makan apa Al?"

"Terserah lo. Eh, Sal, kalau yang dibonceng nggak pegangan nggak kena tilang kan?" Alfian menyindir Salma yang dari tadi tidak mau berpegangan padanya. Sesekali dia menoleh ke belakang melihat Salma

Duh, ni cowok kenapa jadi ganjen. Dan kenapa gue deg-degan. Lemah banget sih gue. Kayaknya kelamaan jomblo, gerutunya dalam hati.

"Ee.. iya gue pegangan kok. Sorry. Gue takut lo risih." Salma memajukan kedua tangannya. Dia memegang di pinggang  Alfian. Gemas. Salma membuatnya gemas karena tangan Salma memegang jaketnya. Dia tau kalau Salma sedang grogi.

Setelah lima belas menit, Alfian menghentikan motornya di warung bakso langganannya.

"Lo mau mie ayam kan Sal?"

Salma mengangguk. Sebenarnya dia terkejut karena cowok sepangeran ini makan di warung pinggir jalan. Alfian mulai membuatnya penasaran.

"Jadi orang tua lo nggak ada di sini?" Salma memulai pembicaraan sambil mengaduk-aduk minuman yang ada di depannya.

"Iya. Gue di sini sama kakak gue. Tapi kakak gue udah nikah. Gue tinggal sendiri di apartemen sudirman." Alfian meniup-niup mie di atas sendoknya yang sudah 2cm di depan bibir. Salma mengangguk mendengar jawaban Alfian. Mungkin ini alasan Alfian tau makanan enak pinggir jalan.

"Lo gimana?"

"Gue sekarang tinggal sama Mama, dan dua abang gue. Papa udah meninggal." Ucapnya sambil tersenyum.

"Ohh sorry ya pertanyaan gue jadi bikin lo keinget papa lo."

"Nggak lah nggak papa. Meninggalnya udah lama kok. Buruan makan. Kayaknya mau hujan nih."

"Iya gue kalau makan cepet kok."

Setelah sepuluh menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di rumah Nabila.

"Oh, ini rumah Nabila. Deket ya.h"

"Masuk ayo." Ajak Salma sambil turun dari sepeda motor Alfian.

"Next time aja Sal. Beneran lo nggak mau gue tungguin?"

FOREVER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang