Menyesal

1.2K 78 3
                                    

~Bila cinta tak lagi untukku
Bila hati tak lagi padamu
Mengapa harus dia yang merebut dirimu

Bila aku tak baik untukmu
Dan bila dia bahagia dirimu
Aku kan pergi meski hati tak akan rela~
LTZ-Menyesal

Salma sangat terkejut melihat sekeliling kamar yang dia tidak kenal sama sekali. Kamar yang sangat besar dan terlihat mewah. Dia segera beranjak dan mencari hpnya. Tapi dia tidak menemukannya. Tasnya pun juga tidak ada. Salma mulai panik. Apa dia diculik. Pikiran negatif terus berputar di kepalanya.

Dia menggedor pintu tapi tidak ada jawaban. Kemudian dia berpindah ke arah jendela dan semua terkunci rapat. Dia rasa dari luar ada sesuatu yang menahannya.

Tiba-tiba pintu terbuka. Salma menoleh ke arah pintu.

"Hai Sal udah bangun?"

"Didan.. Ini apa-apaan. Kenapa gue bisa di sini?"

"Aduh sayang maaf banget kamu harus tidur pulas di kamarku."

Jantung Salma mulai berdetak cepat. Kata seharian membuat dia takut. Apa dia sengaja dibius?

"Lo ngasih gue obat tidur?" Salma berjalan mendekat ke arah Didan.

Didan menyeringai, "Gimana lagi. Aku mau nikah sama kamu. Besok kita akan nikah ya sayang."

Salma reflek mundur saat tangan Didan mencoba membelainya.

"Anjir lo apa-apaan. Lepasin gue. Gue nggak akan pernah jatuh cinta sama lo Dan. Cinta gue cuma buat Rony."

Didan tiba-tiba berjalan ke arahnya dan menampar pipi Salma. Sampai ada darah segar yang mengalir dari bibir Salma. Dia meringis karena terasa perih. Setelah menampar Salma, Didan terlihat terkejut dan memeluk Salma.

"Sal.. Maaf maaf aku reflek. Maafin aku.."

Salma melepas pelukan Didan, "Lepasin gue. Biarin gue pulang."

"Salma.. Sayang.. Jangan maksa nanti aku marah. Kamu diam di sini. Besok kita akan menikah."

"Nggaaakkk. Gue nggak mau. Gue mau pulang Tolooooonngggg.."

Salma berteriak sekuat tenaga. Didan hanya tersenyum mendengarnya.

"Udah Sal. Nanti setelah nikah baru aku anter kamu pulang. Aku bantu persiapan acara kita besok ya sayang. Kamu istirahat deh."

Saking takutnya Salma sampai meneteskan air mata. Dia tidak tau kalau Didan akan merencanakan semua ini.

"Goblok banget sih gue harus percaya sama dia. Padahal Rony udah ingetin. Gimana ini..Hiks.."

***

Rony sejak tadi mencoba menelpon Salma. Dia tau harusnya Salma sudah pulang ke rumahnya jam 11 siang tadi.

"Ul gimana nih Salma nggak angkat telpon gue."

"Coba lo hubungin Kevin deh. Nabila bentar lagi ke sini."

"Nggak beres nih. Khawatir gue. Ini udah jam 5 sore cok."

"Ya udah ke rumahnya. Kita anter nunggu Nabila dateng."

Terlihat dari kejauhan Nabila berlari menutup kepalanya dengan tas karena tiba-tiba saja hujan turun.

"Ron Salma dimana sih gue telpon nggak jawab."

Benar perasaan Rony pasti ada yang tidak beres.

"Guys bantu gue cari Salma. Siapa sih temen kita yang bisa lacak lokasi. Gue taruh aplikasi di hp Salma. Tapi hp dia mati. Kita cek dimana dia terakhir."

FOREVER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang