Penjaga Hati

1.6K 99 5
                                    

Tak sadar ku temukan
Temukan wanita rupawan yang sadarkan
Dia seorang, tiada lain tiada bukan
Hanya Dia..

Nadhif Basalamah

Salma dan Nabila sedang asyik bermain gitar sambil bernyanyi. Mereka duduk santai di ruangan musik. Hari ini hari semua mata kuliah dikosongkan karena ada salah satu dosen yang meninggal.

Salma memang akan memiliki bakat bernyanyi dan bermain gitar. Dia dan Nabila pernah beberapa kali menyanyi di kafe tanpa ijin orang tua. Tapi akhirnya orang tua mereka tau dan akibatnya mereka tidak boleh keluar malam selama 3 bulan.

"Jadi semalem Rony tiba-tiba minta maaf sama lo?? Apa dia kasih tau alasannya?"

"Nggak. Dia minta maaf mukanya juga berbinar Nab. Ngeri ada Reiza gue. Rony natap gue kayak tatapan dia waktu pacaran sama gue." Ucapnya.

"Ya sapa tau emang dia ngerasa bersalah udah kasar sama lo. Ehh Alfian tuh. Dia pasti mau alasan karena semalem nggak dateng."

Salma menoleh ke arah telunjuk Nabila. Dia tersenyum melihat Alfian yang berjalan ke arahnya.

"Sayang.. Maaf semalem aku nggak bisa dateng. Ponakan ku sakit." Ucapnya.

"Ohh ya ampun. Kok nggak ngabarin. Terus gimana sekarang?" Salma meletakkan gitarnya di meja kosong.

"Nggak enak lah kamu kan lagi ada acara sayang. Eh makan siang yuk lapar." Ujar Alfian. Dia menarik pelan tangan Salma agar berdiri dari duduknya.

Salma melirik ke Nabila. Tadi dia dan Nabila sudah membuat janji untuk belanja baju.

"Nggak papa Sal. Sana makan siang. Gue bentar lagi dijemput Paul. Next time kita cari bajunya." Ujar Nabila. Dia mendorong Salma agar bergerak.

"Sorry ya Nab. Gue sama Salma udah lama nggak jalan bareng. Jadi pengen berduaan."

Anjir, berduaan bahasa lo, batin Nabila.

"Iya gue nggak papa. Buruan. Keburu hujan tuh."

"Makasih beb. Gue duluan ya." Salma memeluk Nabila kemudian mengikuti langkah Alfian menuju tempat parkir.

***

Alfian mengajaknya ke kafe di dekat rumahnya. Benar kata Nabila, saat mereka sampai di kafe turun hujan sangat deras. Siang bolong hujan deras. Salma memilih duduk di samping jendela. Sedangkan alfian duduk di sampingnya sambil bermain laptop.

"Kita udah empat bulan pacaran tapi jarang banget ketemu ya." Kata Salma sambil menoleh ke arah Alfian di samping kanannya. Tangannya sibuk mengaduk secangkir cokelat panas meskipun gulanya sudah sejak tadi larut.

"Udah 2 minggu ya. Kemarin kan kamu sakit." Alfian menjawab tenang. Matanya tertuju pada layar laptop di depannya.

"Kenapa hpmu nggak aktif akhir-akhir ini?"

"Maafin sayang, kamu tahu sendiri kan hpku. Retak gitu layarnya. Belum gue servis juga."

"Ya udah."

"Mau ke rumah? Rumahku deket sini." Alfian berjalan menuju toilet.

Salma sedikit terkejut, "Ha?? Ada siapa di rumah?"

"Kosong. Bentar, aku ke toilet dulu terus kita ke rumah ya."

Jantung Salma berdetak cepat. Dia memikirkan hal-hal yang kemungkinan bisa terjadi. Dan dia belum siap kalau harus berduaan di tempat sepi. Salma terdiam sambil melihat ke arah jalanan yang tergenang air hujan. Dia memikirkan cara untuk menolak ajakan Alfian tapi tidak menyakiti hatinya.

FOREVER WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang