'4

188 20 0
                                    

Sehabis pulang sekolah, Rayyan langsung menuju lapangan basket bersama Alex dan Marsel.

Mereka jalan beriringan dengan tas yang di gendong di satu bahu.

"Lo ga mau ganti baju dulu Sel?" tanya Alex.

"Ga lah, gini aja nanti udah banyak yang suka." ujarnya kepedean.

Marsel adalah salah satu anggota di geng black moon, ia juga teman dekat Ray dan Alex. Namun sifatnya yang sangat berbeda dengan Ray dan Alex. Jika Ray dan Alex adalah kutub utara dan kutub selatan, sedangkan Marsel dia fuck boy.

Ekstra basketnya pun dimulai kisaran jam setengah 4 sore, dan selesai pukul 5 sore. Setelah pulang, Rayyan langsung pamit untuk pulang, begitu pun Alex dan Marsel.

"Lo ga mau ke markas dulu Ray?" tanya Marsel.

"Ga, kasian umma di rumah sendiri."

"Gue mau kok jadi ayah sambung lo." ucapnya mampu membuat Alex, membelalakkan matanya. Sedangkan Rayyan, ia sudah melirik sinis ke arah Marsel.

"Lo gila Sel!" ujar Alex.

Marsel hanya terkekeh pelan "Ga, gue serius habisnya umma lo cantik banget si Ray, abba lo goblok banget ninggalin wanita secantik umma lo, udah cantik baik lagi paket lengkap." puji nya dengan senyum-senyum ga jelas.

Alex mengeplak pundak Marsel dengan keras "Beneran gila." ujar Rayyan dengan menggelengkan kepalanya.

Sesampainya di parkiran motor, Rayyan langsung memakai hoodie dan juga helm full face nya.

"Gue duluan, Assalamualaikum."  ucapnya kepada kedua temannya.

"Gue ikut lo ya Ray, mau ketemu umma lo" ujar Marsel cengengesan.

"Ga." jawabnya dingin, kemudian melajukan motornya.

Hari ini, kota Bandung sedikit macet entah mengapa padahal biasanya jarang bahkan tidak pernah. Rayyan penasaran alhasil ia turun dari motornya dan berjalan ke depan untuk melihat apa yang terjadi.

Saat berada di depan Rayyan sedikit terkejut kala melihat wanita dengan dress selutut yang berusaha lompat dari jembatan, namun masih dicegah oleh warga sekitar. Ia mendekat ke arah mereka "Astagfirullah ada apa ini pak?" tanyanya kepada salah satu warga di sana.

"Ini mas, cewek ini mau lompat dari atas jembatan."

"Astagfirullah." Kala Ray menatap intens wanita yang berada dihadapannya ia seperti tak asing.

"Dara?"

Dan benar saja, ketika wanita itu menoleh ternyata wanita itu adalah Dara.

"Ngapain lo kesini."

"Lo yang apa-apaan, hidup kaya ga ada tuhan aja." ucapnya sedikit tinggi.

"Brisik lo Ray."

Rayyan mengusap wajah nya gusar "Gue anter lo balik." ujar nya.

Dara terkekeh hambar "Ke mana? ke rumah gue? lo mau gue mati di sana?"

Rayyan mengernyit bingung "Maksut lo?"

"Ah brisik lo, gue mending mati di sini aja daripada di neraka dunia itu, nyiksa tau ga!" ketusnya.

"Maaf mas, jadi ini gimana? jalan juga udah macet parah." ucap salah satu warga yang berada di sana.

"Ya Allah, maaf pak sudah membuat kegaduhan. Cewek ini biar saya yang urus sekarang bapak-bapak semua bisa bubar. In Shaa Allah aman." ucapnya sopan.

Dara ternganga mendengar ucapan panjang lebar dari seorang Rayyanza. Namun sedetik kemudian ia memalingkan wajahnya, entah mengapa kini ia malah membenci Rayyan setelah kejadian di sekolah. Setelah itu, para warga pun bubar sehingga lalu lintas bisa kembali normal.

Saat Dara hendak pergu, tiba-tiba Rayyan menahannya dengan mencengkram pergelangan tangannya. ( Rayyan pake kaos tangan yya, jangan salah paham. )

Dara menoleh menatap sinis ke arah Rayyan "Lepasin!" ujarnya dingin.

"Ga." balasnya tak kalah dingin.

"Lepasin Rayyanza!"

Namun Rayyan masih tetap saja tidak melepasnya, hingga Dara kehabisan kesabaran dan menepis kasar tangannya. Jari telunjuknya menodong tepat didepan mata Rayyan.

"Lo ga usah ikut-ikutan masalah gue! lo cuma penasaran dan ga akan bisa ngebantu! lo cukup diam, menikmati kemenangan lo, karena sudah tidak ada lagi wanita konyol yang ngejar-ngejar lo!. Gue benci lo Rayyanza." ujarnya penuh kebencian.

Rayyan cukup tercengang dengan ucapan Dara, tidak masalah namun hanya aneh.

"Lo butuh ketenangan Dar, gue tau masalah lo, gue paham. Lo harus dewasa sebelum waktunya, dan lo harus mengalah untuk segalanya. Dan satu lagi, lo harus korbanin perasaan lo demi mama lo!." Rayyan paham masalah Dara, dia tau karena Bara sering bercerita, namun dulu.

Dara tersenyum hambar "Kenapa harus gue yang ngalah? Gue rasa, gue cukup ngalah selama ini. Gini deh, lo diem aja semua kata-kata lo nyakitin tau ga? lo ga paham perasaan gue, lo ga ngerti keadaan mental gue, lo sok tau dan sok perhatian. najis!." setelah mengatakan itu, Dara pergi meninggalkan Rayyan sendiri. Sedangkan Rayyan, ia diam mencerna ucapan Dara. Apakah dia salah dalam berbicara?.

"Dar, jangan nekat." teriaknya ketika Dara sudah mulai menjauh, entah mengapa ada sedikit rasa khawatir dalam hatinya. Dan entah mengapa juga, ada sedikit keganjalan kala Dara mengatakan benci terhadapnya.

POV DARA

Seorang wanita dengan keadaan sudah sangat memprihatinkan sedang berjalan di atas trotoar jalan yang cukup ramai. Ia hendak menyebrang, namun dengan kondisi yang melamun.

TINNNNNNN dan BRAKKKK

Dara terpental cukup jauh dari tempat semulanya. Ia tertabrak mobil sedan hitam yang dikendarai seorang wanita.

Dara merasakan lemah disekujur tubuhnya, ia merasakam sakit dan pening dibagian kepalanya.

"P-a-p-a D-a-r-a  r-i-n-d-u" ujarnya sebelum menutup mata dengan sempurna. Dan pemandangan yang terakhir kali ia lihat adalah orang-orang yang sudah mengerumuninya. Ia sempat tersenyum sebelum benar-benar menutup mata.

Tak berselang lama, suara sirine ambulance pun menggema dijalan tersebut. Dara segera dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar. Sedangkan wanita yang menabrak tadi pun masih di tahan warga.

"Pak, antar saya ke rumah sakit gadis tersebut pak." lirihnya dengan air mata yang deras mengalir.

"Iya bu, tenang sebentar nanti kami antar."

"Sekarang pak, saya ingin bertanggung jawab."

"Iya bu, tapi kita tunggu pihak kepolisian terlebih dahulu."

Wanita tadi hanya bisa diam seraya menangis, hingga tak berselang lama polisi pun datang.

"Selamat sore, apakah ibu ini yang menabrak saudari tadi?"

"Iya pak benar saya yang menabrak. Antar saya ke rumah sakit gadis tadi pak, saya ingin tanggung jawab." ucapnya memohon.

"Baik, tapi sebelumnya anda atas nama siapa?"

"Saya Ayra Shaaquera."

---

Hai, haha maaf ya Rayyanza nya aku revisi sedikit hehe.


RAYYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang