'7

161 15 4
                                    

Seminggu setelah kejadian itu, kabar mengenai Dara kecelakaan pun sudah menyebar di sekolahannya.

Kini keadaan Dara semakin baik dari hari ke hari. Dan hari ini juga, Dara akan dioperasi. Selama ini, bu Serly tidak pernah menampakkan batang hidungnya hanya sekali sebelum Dara sadar. Selama ini juga, hanya Dara dan Rayyan yang menemani gadis malang itu.

"Tante... Dara takut." cicitnya sebelum masuk ke ruang operasi.

"Stt, kamu harus bisa. Kami selalu mendoakan mu sayang." ujar Ayra menenangkan.

Rayyan mendekat ke brankar Dara. Ia tersenyum tipis "Lo harus sembuh, kalo lo sembuh gue ada hadiah buat lo."

Dara tersenyum tipis "Iya Ray, makasi ya doain juga."

"Ya sudah Dara masuk dulu."

"Iya sayang, jangan lupa bismillah." Ayra menunduk dan mengecup singkat kening Dara. Sebelum Dara masuk ke ruang oprasi, dan kini ia mulai masuk ke ruangan dengan cahaya sangat terang.

8 jam telah berlalu, namun Dara tak kunjung keluar dari ruangan itu. Dan selama ini juga bu Serly tak menampakan batang hidungnya.

"Umma, kok lama ya?" tanya Rayyan.

"Doakan sayang, gimana udah kamu fikirkan yang kemarin?"

Tak terasa kini lampu ruangan telah padam, hal itu tentu membuat mereka tegang. Namun tak lama ada seorang suster yang keluar dari ruangan itu, Ayra dan Rayyan segera berdiri menghampiri suster muda itu.

"Bagaimana sus?"

Suster itu pun tersenyum "Lancar bu."

Rasa lega kini mereka rasakan, dengan serempak mereka berucap hamdalah.

"Pasien akan segera kami pindahkan."

"Baik sus."

Dara pun keluar dari ruangan itu dengan mata yang masih terpejam.

Rayyan sedikit tersenyum melihat Dara yang tertidur tenang.

Mereka pun mengikuti brankar itu menuju ruangan sebelumnya. Setelah selesai, semua dokter maupun suster keluar dari ruangan itu.

Rayyan memilih duduk di sofa, sedangkan Ayra ia duduk di kursi samping brankar Dara.

"Abang, umma mau pulang dulu gapapa?" tanyanya setelah membaca chat dari kliennya.

"Kok mendadak?"

"Ada meeting ternyata, umma lupa. Kamu tolong jaga Dara dulu ya?"

"Jangan lama-lama ya tapii." rengeknya.

"Iyaa sayang, ya sudah umma pamit Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Setelah kepergian Ayra, Rayyan memilih untuk tidur.

"Papa..."

Suara itu, mampu membuat Rayyan kembali membuka mata. Ia berdiri dan beranjak menuju brankar Dara.

"Papa..."

Dengan mata terpejam, buliran bening menetes dari mata indah Dara.

Rayyan, ia segera membangunkan Dara.
Perlahan-lahan Dara mulai membuka mata, ia menoleh kearah Rayyan dengan mata yang basah.

"Ray, papa mana..."

Ucapnya dengan sesegukan.

"Istigfar, papa kamu sudah di surga." Jawabnya to the point.

Mendengar jawaban Ray, membuat air mata Dara mengalir semakin deras, ia lupa bahwa papanya telah meninggalkan dirinya sendirian di dunia yang kejam ini.

"Dar, lo harus pulih." ucap Ray tiba-tiba.

"Untuk apa?" balasnya, jawaban itu benar-benar diluar dugaan Rayyanza.

Ia mengernyit bingung "Dar?"

Dara tertawa hambar "Untuk apa gue pulih Ray? Ga ada yang perduli di dunia ini. Yang selalu perduli di dunia ini hanya papa gue dan sekarang dia udah ninggalin gue."

Ray sedikit tercengang dengan jawaban Dara barusan.

"Masih ada mamah lo Dar!"

Dara melirik sinis ke arah Ray "Peduli apa dia tentang gue? selama seminggu lebih gue disini, gue ga pernah tu liat wajahnya. Bahkan sepatah kata tentang baik-baik saja dia ga tanya ke gue. Lewat chat sekalipun"

"Tapi lo harus tetap pulih Dar."

"Ga ada alasan untuk gue pulih Ray  gue cape dunia terlalu kejam buat gue sedang beranjak dewasa."

"Seengganya jadiin gue alasan buat lo pulih, gue bakal bahagiain lo kalo lo pulih." Entah apa yang dipikirkan Ray, hingga kata-kata manis itu terlontar dari bibir kakunya.

"Kesambet apa lo?" tanya Dara dengan sedikit terkekeh.

Ray gelagapan sendiri, ia tak tau maksud dari ucapannya barusan.

"Ga." jawabnya kembali dingin.

" jawabnya kembali dingin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


RAYYANZA AL-GHAFARI

RAYYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang