Rayyan berjalan menyusuri pantai yang tenang, ia melihat indahnya ciptaan tuhan.
"Setenang ini pantai, makanya Dara suka." gumamnya.
Ia pun duduk diatas pasir-pasir putih itu, ia mangacak rambutnya fruatasi. Ia tak tau mengapa rasanya sangat sesak kala Dara bersikap seperti tadi dengan dirinya.
"Dara kenapa ya?" pertanyaan itu selalu melayang di kepalanya.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, terlihat umma yang ingin menelfon. Ia pun mengangkatnya, umma hanya menanyakan keberadaan Dara, dan Rayyan pun menjawab sejujurnya.
"Pulang aja kali ya? toh Dara juga ga tau kemana."
Ia pun kembali bangkit dan berjalan menuju arah parkirnya.
Saat didepan warung ia melihat Dara yang sedang bercengkrama dengan seorang lelaki. Rasa panas pun kembali menyeruak dihatinya.
"Oh alasan dia berubah itu? haha murah lo Dar."
Ia melanjutkan jalannya ke parkiran. Dengan hatinya yang panas, ia menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi.
***
Pagi hari telah tiba, kini Ayra dan sekeluarga sudah siap pergi ke rumah wanita yang ingin Rayyan pinang. Dara pun juga sudah pulang, dan kini ia ikut mereka. Sebenarnya Ayra sudah melarangnya, namun Dara tetep kekeuh untuk ikut.
Ayra mengajak Dara pergi ketaman belakang sebentar "Dar, ikut umma sebentar."
''Iya umma."
Setelah sampai di taman belakang, Ayra langsung meraih tangan Dara. Ia gengam kemudian berkata "Dar, umma tau perasaanmu sekarang, kamu yakin?"
Dara terkejut, ia berusaha terlihat biasa saja "H-hah umma kenapa? Dara yakin kok emangnya kenapa?" ucapnya yang diakhiri tawa palsu.
"Hei sayang? ga usah berbohong umma tau perasaanmu. Kamu menyukai Rayyan kan? tapi maaf kan umma, umma juga tidak bisa memaksa Rayyan." Ayra menunduk setelah mengatakan itu.
Rasa perih kembali menjelejar dihatinya, ia tersenyum "Jangan bilang Ray ya umma? Dara ikhlas kok."
"Engga sayang,
Dara hanya mengangguk, kemudian mereka kembali ke ruang depan. Rayyan sudah keluar dengan baju kokonya. Lagi dan lagi, raut wajah datar ia lempar ketika mengetahui ada Dara disana.
"Ray? sudah yakin?" tanya Imam."Na'am abba." Ray sedikit melirik kearah Dara yang menunduk "Rayyan lebih dari yakin." lanjutnya.
"Ya sudah kita berangkat sekarang."
Mereka pun berangkat jam 9 pagi, Rayyan mengetahui rumah gadis itu. Kebetulan gadis itu juga sudah pulang ke Indonesia, karena memang mereka sudah lulus dari Cairo.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYYANZA
Teen FictionRayyanza sosok ketua geng motor di Bandung yang bersifat dingin. Ia tak pernah bertegur sama dengan wanita kecuali ibunya