6'

206 20 0
                                    

Ayra kembali menemui Rayyan, namun tidak dengan bu Serly. Ia kembali duduk di samping anak lelakinya itu. Terlihat Rayyan yang senantiasa menunduk menatap lantai bernuansa putih itu.

"Abang..." panggilnya lembut.

Rayyan menoleh menatap ummanya tanpa berkata apapun.

"Ada apa hem?" tanyanya lembut.

Rayyan hanya menggeleng tanpa suara, hal itu tentu buat Ayra menghela nafas saja.

"Kamu pulang gih, biarkan umma yang menjaga Dara. Kamu pasti capek kan? habis pulang sekolah."

"Umma sendirian gapapa?"

"Gapapa bang."

"Ya udah Ray pulang dulu ya, nanti ke sini lagi. Umma mau nginep sini? biar Ray bawain baju ganti sama makanan sekalian."

"Iya sayang." Jawabnya lembut. Rayyan pun bangkit dan berpamitan untuk pulang. Setelah berpamitan, berjalan menuju parkiran motornya. Tak membutuhkan waktu lama akhirnya ia sampai rumah, ia langsung bergegas membersihkan diri dan segera melaksanakan sholat maghrib.

Setelah selesai semua, ia bergegas menuju rumah sakit kembali. Kali ini ia tak memakai motornya melainkan menggunakan mobilnya.

Saat diperjalanan tiba-tiba dirinya dihadang oleh Bara CS. Ia hanya menghela nafas.

Dorr dorr dorr

Bara mengetuk dengan kencang kaca mobil Rayyan.

"Brengs*k keluar lo!" teriaknya dari luar.

Rayyan dengan terpaksa keluar, baru saja ia keluar dari pintu mobilnya. Kerah bajunya sudah ditarik oleh Bara.

"Lo apain Dara hah?!" ketusnya.

"Sans, Dara sudah aman." balasnya santai.

"Brengs*k bisa-bisanya lo tenang, brengs*k lo Ray!" tepat di ucapan terakhirnya Bara menendang perut Rayyan dengan sangat kencang. Sedangkan teman-temannya hanya diam menyaksikan tontonan gratis ini.

Rayyan tersungkur kejalan, ia menatap sengit ke arah Bara. Ia berdiri dan menendang balik perut Bara hingga perkelahian pun terjadi.

Tiba-tiba ada warga yang berdatangan dan melerai mereka, akhirnya pun mereka berhenti berkelahi meskipun awalnya warga sempat kewelahan.

Bara pun pergi dengan tiba-tiba, sedangkan Rayyan ia masih di sana.

"Lain kali jangan berkelahi di jalan ya mas." ucap salah satu warga.

"Iya pak, saya minta maaf. Ya sudah saya permisi Assalamualaikum."

Setelah mengatakan itu Rayyan kembali melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Tak berselang lama ia sampai di tempat tujuan.

Ia kembali menemui ummanya di depan ICU, namun sayang ummanya sudah tidak terlihat di sana, begitu pun Dara yang sudah tidak berada di ruangan menakutkan itu. Semua itu tentu membuat senam jantung, ia takut hal yang tidak diinginkan itu terjadi. Ia pun bertanya kepada suster yang menjaga di ruang ICU itu.

"Sus, pasien atas nama Alyosha Dara Argatha kemana ya?"

"Oh pasien sudah siuman dan sekarang dipindahkan ke ruangan VVIP di lantai 3 mas."

"Oh baik terima kasih ya sus, saya permisi."

Rayyan pun segera bergegas menuju lantai 3 dengan perasaan lega. Ia menaiki lift untuk bisa ke lantai 3. Hingga sekitar 4 menit ia sampai. Ia langsung masuk ke dalam ruangan itu. Terlihat Ayra dan Dara yang sedang asik berbincang ringan. Lekukan tipis mulai terbit dari bibir manis Rayyan.

RAYYANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang