Cinderamata terbit dari balik cakrawala
Perlahan dengan sopan mengetuk kelopak mata
Menyapa membawa kabar dari jendela
Membuyarkan mimpi mengantarku kembali ke dunia nyata
Pagi ini menandakan hari pertama bulan November telah tiba, tanganku meraba ke segala arah mencari smartphoneku yang aku lupa simpan di mana tadi. Yang kutemukan bukanlah smartphone, melainkan laptopku yang masih dalam keadaan menyala. Astaga, aku ketiduran. Konsep yel-yel yang aku buat masih setengah jadi, ah bodohnya aku melupakan itu tadi malam. Aku kemudian bangkit dari kasurku, membasuh wajahku dan kembali termenung beberapa saat. Mungkin sudah kebiasaan aku melamun depan cermin sembari mengingat atau memikirkan hidupku. Suara dering smartphoneku membuyarkan lamunanku, segera aku membuka pesan itu dan melihat ada 18 pesan Whatsapp yang belum terbaca. 11 pesan dari Ciko, 2 pesan dari Anggun, dan sisanya dari grup. Nah kan, Ciko panik karena aku belum menyelesaikan konsep yang aku janjikan padahal mereka latihan hari ini, sedangkan pesan dari Anggun sengaja aku diamkan. "Nanti saja aku balas." gumamku.
Sekitar satu jam aku mencoba menyelesaikan konsepnya, aku kemudian mengecek ulang dari awal dan merasa konsep ini sudah bagus. Aku harus membuat penampilan mereka terlihat sangat baik karena mereka adalah kelompok pertama yang menampilkan yel-yelnya di depan senior. Sebagai kelompok pembuka sudah semestinya mereka harus terlihat baik di depan para senior nanti. Setelah semuanya telah siap, aku kemudian mengirimkan konsep tadi ke Ciko.
"Nih Cik, sorry tadi ketiduran. Kapan latihannya? Nanti gue yang pimpin latihannya." tanyaku melalu pesan Whatsapp.
Belum dibaca, yasudah aku jogging dulu di sekitaran kampus mumpung lagi libur.
Dua jam setelah aku jogging Ciko baru membalas pesanku, astaga pasti baru bangun nih orang. Padahal sudah pukul 11 lewat, pasti begadang lagi tadi malam.
"Oke Dik, mantap. Jam 3 sore ke dekat GOR ya!" Ciko baru membalas pesanku.
Masih lama, untuk mengisi waktuku yang kosong ini aku kemudian membuka laptop lalu memainkan game favoritku hingga berjam-jam. Sudah kebiasaanku jika libur dan tidak ada kerjaan aku main game seharian penuh. Tanpa aku sadari sudah lewat jam 3 sore aku masih berkutat dalam dunia gameku. Tiba-tiba smartphone ku berdering ada telpon Whatsapp yang masuk. Tanpa memperhatikan layar smartphone aku langsung mengangkat telponnya sembari masih fokus ke layar laptopku.
"Halo?"
"Kak Dika, ini aku Anggun. Kakak ditunggu sama kak Ciko dan teman-teman yang lain kak."
Panik, aku langsung panik. Senior macam apa aku ini bisa-bisanya gak tepat waktu di depan para juniorku. Aku langsung mandi, kemudian berpakaian rapi, dan menuju ke motor maticku. Aku buru-buru langsung menuju ke GOR. Saat tiba di sana Ciko dengan muka masamnya menatapku.
"Sorry guys, gue lupa ternyata sudah jam 3 sore." aku langsung meminta maaf kepada mereka.
"Enak ya, ngobrol sama Dewi sampai lupa waktu hmm hmm." Ciko menyipitkan matanya kepadaku.
"Lah, mana ada." aku menepis dugaan Ciko.
Aku memang satu indekos, tapi jarang ngobrol dengan dia. Hanya saling sapa saja.
"Ayo kita mulai latihannya, sudah punya konsep yang gue buat kan?" tanyaku untuk memulai latihannya.
"Gak ada kak." jawab salah satu maba sambil saling menatap satu sama lain.
"Lah Ciko gak ngasih kalian konsepnya?" tanyaku kembali lalu menatap tajam ke Ciko
Ciko hanya mengangkat pundaknya lalu berkata "Gak ada Dik".
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandiwara Takdir
RomanceSeperti apakah warnanya cinta? Apakah merah mewakili rekahannya, ataukah kelabu mewakili patahannya. Kontak Penulis : Twitter : https://twitter.com/sandiwarapena Instagram : https://www.instagram.com/diksisandiwara/