24^ Menjauh

5 0 0
                                    

Now playing| Kaleb J - Kebutuhan Hati

Selamat membaca :)

Budayakan vote sebelum membaca dan komentar setelah selesai membaca.

***

BAGIAN DUA PULUH EMPAT || MENJAUH

Pentingnya sesuatu, baru kamu sadari saat mendapatkannya kembali.

***

Dengan tatapan kosong Raka menjatuhkan pandangannya pada tiruan bola dunia besar yang terletak di sudut meja besar kepala sekolah, sama sekali ia tak mendengarkan ceramah pak Satya, kepala sekolahnya yang sudah melantur entah sampai dimana.

"Kamu sudah kelas tiga Raka, bulan depan kamu ujian, baiklah barang sebentar," pak Satya menghentikan sebentar khotbahnya untuk menghela nafas.

"Kemana kamu beberapa hari ini? Menghilang begitu saja tanpa keterangan, sekolah ini tidak bisa terus memberikan kelonggaran untuk kamu."

Raka mengalihkan perhatiannya pada pak Satya, malas sebenarnya ia untuk melayani pertanyaan yang menurutnya sangat tidak penting.

"Pernah saya minta kelonggaran?" tanya Raka enteng.

"Tapi ayah kamu adalah salah satu penyandang dana terbesar untuk sekolah ini. Posisi kami sulit!"

"Ckk! Sekolah yang katanya unggulan ternyata bobrok!" Desis Raka sambil memutar globe yang sejak tadi menjadi fokusnya.

"Aturan itu tidak pandang bulu pak! Lagian yang sekolah kan saya, bukan bapak saya."

Ingin sekali pak Satya melempar murid yang kini berhadapan dengannya kini ke dasar jurang paling dalam. Caranya berbicara, caranya berpakaian tak sedikitpun menunjukkan rasa hormat. Namun ia juga terkesan dengan cara pandang Raka yang dengan lugasnya menyampaikan pendapat yang sama sekali tidak salah. Walaupun sepertinya ia tidak sadar jika ia sedang dibela saat ini.

"Lalu apa yang harus kami lakukan padamu?" Bentak pak Satya tak ingin kehilangan wibawanya.

"Nyantai aja sih pak," ucap Raka kalem.

"Hukum saya aja, gampang kan?"

"Bersihkan GOR sekarang!!!"

Tanpa menunggu perintah dua kali, Raka beranjak untuk segera melaksanakan hukumannya.

***

Kinanti tertawa lepas mendengar lelucon yang baru saja Raffa keluarkan. Rasanya perutnya hampir kram dibuat pemuda yang baru saja dikenalnya itu, seorang yang sangat menyenangkan, mudah bergaul dan rendah hati.

"Lo tau hal apa yang dibenci Tuhan tapi juga dibenci setan?" Tanya Raffa dengan mimik yang dibuat serius.

"Mana ada? Jelas kalo Tuhan nggak suka pasti setan suka!"jawab Kinan setelah beberapa saat sebelumnya memikirkan jawaban untuk pertanyaan Raffa.

"Ada lah!"

"Apa?"

"Selingkuh sama pacarnya setan!" Ucap Raffa garing.

Kinan melengos sambil mendengus kesal, tak habis-habisnya bahan pembicaraan laki-laki itu.

"Mau kemana sih kita Fa?" Tanya Kinan yang merasa kakinya sudah mulai lelah mengitari sekolah yang luasnya tak kira-kira.

"Panggilnya 'Raf' aja, gue bukan fa-so-la-si-do. Kecuali kalo jadi panggilan sayang lo ke gue nanti, itu bisa dipertimbangkan." Ucap Raffa dengan cengirannya.

Trilogi[1] Pelangi di Malam HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang