01ヾhalaman pertama.

46 5 0
                                    

✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷✯

Amora Anindya Gautama berhasil menjadi buah bibir anak Ganesha pada pagi hari ini lantaran buku diary-nya yang tersebar di Mading sekolah. Buku yang berisikan ungkapan hati untuk seseorang bernama Reyen Mateo Putra. 

Amora tidak tahu bagaimana caranya lembaran diary itu bisa tertempel di Mading,karena  sejak satu Minggu yang lalu ia memang kehilangan di kantin sekolah.

"Woy Amora! Hebat ya lo nge-crushin kak Reyen!" ucap Dinda, salah satu teman kelas Amora yang baru memasuki kelas. Amora tak membalas ucapan Dinda karena setelah Dinda berucap teman-temannya ikut tertawa dengan keras dan terkesan meremehkan. 

Amora sadar jika ia memang tak pantas untuk mengharapkan sosok Reyen, siapalah ia? Siswi biasa yang tak ada apa-apanya. Tapi apakah mengagumi seseorang adalah bentuk kesalahan? Amora juga tidak mengganggu kehidupan pribadi Reyen, itu semua hanya karena orang tidak bertanggungjawab yang membuat semua tulisannya tersebar. 

"Lo harusnya mikir dua kali buat suka sama kak Reyen, Mor! Lo tahu kan kasus kak Mayang? Kakak kelas yang pindah sekolah karena dicemooh sama kak Reyen tahun lalu? Lo mau jadi korban selanjutnya?" lanjut Dinda. 

Amora berusaha mengingat kembali kejadian satu tahun lalu, dimana Mayang yang merupakan teman seangkatan Reyen berani menyatakan perasaannya dihadapan banyak orang, tapi Reyen malah mempermalukannya. Semenjak kejadian itu banyak siswi yang semula mengidolakan Reyen jadi enggan untuk menunjukkan secara terang-terangan. Namun kini surat cinta Amora tersebar dan mungkin saja Reyen sudah mengetahuinya, bagaimana nasib Amora sekarang?.. 

Suara decitan kursi terdengar kala Amora berdiri dari duduknya. Dinda serta yang lain menatap kearahnya. Amora pergi meninggalkan kelas begitu saja tanpa menghiraukan perkataan mereka. 

Tujuan Amora sekarang adalah mencopot kertas-kertasnya dari Mading. Meski ia tahu ini terlambat, tapi setidaknya Reyen tak boleh melihatnya secara langsung! 

✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷 < 2✯

Amora mengendap-endap seperti seorang maling yang takut tertangkap basah. Ia melakukan itu untuk pergi ke Mading tanpa diketahui oleh murid yang masih berlaku lalang di sekitar koridor. Padahal bel masuk sudah berdering sejak lima menit yang lalu, tapi mengapa koridor itu tak kunjung sepi? Kesal Amora. 

"Nah, udah sepi kan.." gumamnya, lalu Amora mengambil langkah cepat untuk sampai di Mading. 

Tepat ketika kakinya sampai di hadapan Mading dan tangannya yang terulur untuk menyobek lembaran kertas disana, seseorang melakukan hal yang sama dan lebih cepat sebab lengannya lebih panjang dibandingkan lengan Amora. 

"Pelakunya bakalan datang buat copotin ini semua kalau suasananya udah sepi, ternyata benar!" ucapnya sembari mencopot kertas itu.

Amora mendongak, menatap seseorang yang kini tengah membaca tulisannya.

Ia membacanya dengan bersuara, diakhiri tawa hambar yang mampu membuat Amora tersadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia membacanya dengan bersuara, diakhiri tawa hambar yang mampu membuat Amora tersadar. KAK REYEN! 

Amora berusaha merebut kertas dari tangan lelaki yang ternyata Reyen, tetapi lelaki itu meninggikan lengannya membuat Amora kesulitan untuk meraihnya. "Kak!" 

"Kalau gue liat-liat lo cukup berbakat dalam menulis" katanya, tunggu.. apakah Reyen baru saja memujinya? Amora terdiam mengamati wajah Reyen. "Tapi lebih baik di pendam aja!" lanjutnya. Rasanya mencelos begitu mendengar kelanjutan kata yang diucapkan oleh Reyen, lelaki yang ia kagumi hampir satu tahun lebih ini, lelaki yang ia bangga-banggakan kepada kucing, dan ikannya di rumah kini malah melukai hatinya.. 

Amora berusaha menepis rasa kecewanya dan kembali mengangkat dagunya untuk menatap Reyen dengan berani. 

"Maaf kak udah ganggu ketenangan kakak. Tapi apakah mengagumi seseorang itu salah?" tanya Amora

Reyen tersenyum miring lalu menjawab, "Gak salah, selagi orang yang lo kagumi itu bukan gue!" Reyen meremas kertas itu dan melemparkannya ke sembarang tempat tepat di hadapan Amora. "Berhenti bersikap konyol sebelum gue ambil tindakan yang bikin lo rugi." Kemudian Reyen melangkah pergi meninggalkan Amora sendiri. 

'Harusnya gue siap buat dapetin perlakuan itu, tapi kenapa rasanya sakit banget..' batin Amora menjerit

✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷 <3✯

Amora keluar dari bilik toilet dengan wajah yang lesu, ia menuju wastafel yang terdapat satu siswi yang tengah menata rambutnya. Amora tidak menghiraukan hal itu, ia hanya bercermin lalu menghela nafas panjang. 

Siswi disampingnya menyadari kehadiran Amora, ia seperti ingin menyapa tapi ada keraguan dalam hatinya. 

"Eum, Sorry kalau boleh tahu, lo.. Amora yang diary itu kan?" tanyanya setelah mengumpulkan keberanian. 

Amora menoleh kesamping dan melihat siswi tersebut, 'Omg! Kak Anjani!

"I–iya kak.. i–itu saya." jawabnya terbata. Siswi yang disampingnya ini adalah Anjani Angelina, jajaran kakak kelas famous yang dikagumi banyak lelaki dan dia ini merupakan satu-satunya sahabat dekat Reyen yang berjenis kelamin perempuan. "Kakak mau hujat saya ya?" tanyanya dengan sedikit rasa takut. 

Diluar dugaan Amora, Anjani justru menunjukkan senyum manisnya dan berkata, "Enggak ko malah gue ikut kagum sama tulisan lo. Keren!" pujinya. 

Mendengar hal itu sontak membuat Amora ikut tersenyum, "Makasih kak. Tapi kayaknya gak sekeren itu deh, buktinya kak Reyen gak suka tuh." 

"Loh, Reyen ngomong sesuatu yang bikin lo sakit hati ya? Gue sebagai temannya Reyen minta maaf kalau omongannya bikin lo tersinggung. Reyen emang rada sensitif kalau soal perasaan." ujar Anjani begitu tak enak pada Amora.

Amora menggeleng, sambil terus tersenyum. "Bukan salah kak Reyen ko, ini emang konsekuensi buat saya yang berani mengagumi dia. Dia punya hak untuk menolak kalau dia gak suka. Gapapa." balas Amora. Anjani kembali tersenyum menatap Amora. "Yaudah kak ini lagi jam pelajaran juga, saya duluan ya." pamitnya yang diangguki oleh Anjani. Ia lantas pergi dari toilet.

Di perjalanan menuju kelasnya, Amora termenung memikirkan Anjani yang bersikap baik padanya. Dulu Amora sempat tidak suka pada sosok Anjani karena menurutnya perempuan itu terlalu istimewa sampai selalu ada di dekat Reyen. Tapi tidak di sangka jika ternyata perempuan baik. Pantas Reyen mau bersahabat dengannya, selain baik Anjani juga pintar dan cantik. Sekarang kalau dilihat-lihat Anjani sepertinya cocok jika bersanding dengan Reyen, dibandingkan dirinya yang tidak ada apa-apanya.

"Hufh.."

✯𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓫𝓾𝓷𝓰...✯

Lanjut part 2?

KERTAS USANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang