08ヾkeputusan amora.

21 5 0
                                    


✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷✯

"Lo pada habis ngapain sih, masih pagi tu muka udah bengkak aja?" Arjuna mengomentari wajah Amora dan Seline yang tampak berbeda dari biasanya. Kedua gadis itu sama-sama berwajah pucat, mata sembab dan seakan tidak bertenaga untuk bergerak. Minuman dihadapannya saja hanya di aduk-aduk, dunia mereka seakan tengah hancur dan Arjuna tidak mengerti mengapa bisa bersamaan.

"Lo mending diam deh kak!" balas Amora. Arjuna meneguk air minumnya dan mengangguk. 

Seline diam, memandangi makanan dihadapannya dengan tak bernafsu. Semalaman ia tidak bisa tidur, tugas saja tak ia kerjakan. Semua pikirannya hanya tertuju pada satu nama, Gerry Pamungkas. Seline tidak mengerti dengan perasaannya sendiri, ia menyukai Gerry atau apa, mengapa perasaannya bimbang dan mengapa ia harus gelisah ketika tahu jika Gerry bersama yang lain. "Hufh.. gue mau balik ke kelas ya." Ujar Seline yang bangkit dan melenggang pergi.

 Amora masih terdiam di tempatnya, Arjuna tahu apa yang ada di pikiran Amora saat ini. Pasti tentang Reyen. "Mor, mending makan dulu deh. Bentar lagi bel." kata Arjuna

"Kak," Amora menegakkan posisi duduknya, menatap kearah Arjuna. "Kayaknya gue bakal terus perjuangin cinta gue!" ucapnya tiba-tiba

Arjuna berkedip beberapa kali, pandangannya terpaku pada Amora yang tersenyum setelah mengucapkannya.

"Ma–maksudnya, lo mau terus berjuang walaupun Reyen gak pernah anggap lo?" tanya Arjuna

 Amora mengangguk, "Gue tahu alasan kenapa kak Reyen selalu tolak cewek-cewek yang suka sama dia. Dan gue akan berusaha jadi cewek pertama yang bisa luluhin hatinya."

 "Lo yakin?" pertanyaan Arjuna yang meragukan Amora hanya dibalas oleh anggukan kepala. Arjuna ikut mengangguk kecil dan menyelipkan sedikit senyuman. Dalam hati Arjuna takut jika Amora akan mendapatkan banyak luka dari perlakuan Reyen, tapi bagaimanapun Arjuna tak akan bisa menghentikan niat Amora yang sudah bulat. Apapun keputusan Amora asalkan itu yang terbaik, Arjuna akan selalu mendukungnya.

✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷 <2✯

Seline melangkah dengan tumpukan buku di tangannya, tadi ketika ia ingin kembali ke kelas tak sengaja bertemu dengan Bu Astri, beliau memintanya untuk membawa buku-buku itu ke perpustakaan. 

Langkah demi langkah Seline lalui, pandangan yang tak terlalu jelas karena mata yang tertutup oleh buku dihadapannya terus ia lanjutkan. Hingga di persimpangan koridor ketakutan Seline pun terjadi. Seseorang menabrak dirinya hingga tumpukan buku Seline berjatuhan di lantai. Perasaan dongkol yang sedari tadi Seline tahan tiba-tiba meluap, namun saat ia berpaling menatap orang yang menabraknya seketika ia urungkan. Dia, Theo Danendra. Ya, Theo sahabat dekat Gerry. 

"Sorry sorry, gue gak sengaja!" ucapnya sembari berjongkok untuk membereskan buku yang ada di lantai. Seline ikut berjongkok menata satu persatu buku itu di tangannya. 

Theo berdiri dengan membawa sebagian buku dari yang sudah ia bereskan. Seline juga berdiri dan meminta kembali buku yang Theo bawa. Tapi Theo menolak dan berkata bahwa ia akan membantunya membawakan buku. 

"Gapapa kak, saya bisa sendiri." 

"Udah ayo, jarang-jarang loh gue bantuin orang." katanya

Akhirnya Seline setuju meski dengan berat hati. Mereka melangkah bersama menuju perpustakaan.

Di perjalanan, tak sedikit murid yang berlalu lalang memperhatikan keduanya. Bukan tanpa alasan, di sekolah ini Reyen, Gerry dan juga Theo adalah jajaran murid famous yang digandrungi karena ketampanan dan keahlian yang mereka miliki. Jika Gerry dan Reyen adalah anak basket berbeda dengan Theo yang merupakan anak band. Ia sering membawakan lagu romantis atau galau yang membuat murid ikut terbawa suasana, Theo juga menulis lagu buatannya, bagaimana tidak disenangi orang?

Setibanya di perpustakaan, Theo yang meminta izin penjaga sekolah untuk menaruh buku di sana. Setelahnya mereka pergi ke rak buku, menaruhnya di bawah terlebih dahulu sebelum di susun di rak. 

"Makasih banyak kak, tapi kayaknya ini bisa saya kerjakan sendiri." ucap Seline 

"Gapapa, gue lagi gak ada kegiatan nih daripada bosen mending bantuin orang, kan?" jawab Theo mulai menatanya satu persatu. 

Seline sebenarnya tak nyaman dengan beberapa pasang mata yang mengarah pada mereka, tapi jika harus mengusir Theo ia rasa tak sopan. 

"Sel?" Seline dan Theo berpaling, menatap seseorang yang menghampiri mereka. 

"Kak Eza?" 

Theo bergantian menatap Seline yang tersenyum kecil saat Erza tiba. Ia lalu kembali menatap Erza dengan rasa penasaran, apakah Erza adalah pacarnya? 

"Biar aku bantu." ucap Erza

Theo semakin yakin jika Erza adalah kekasih dari siswi yang berhasil membuatnya terpesona ini. Apalagi beberapa kali ia tersenyum dan menanggapi candaan Erza. Mendadak hati Theo gelisah. 

"Eh sorry, kayaknya gue harus balik ke kelas." ucapnya. Seline dan Erza menoleh, baru ingat jika ada orang lain selain mereka.

"Ohiya kak, sebelumnya makasih ya udah bantu bawain buku." jawab Seline

Theo tersenyum kecil dan melenggang pergi, Erza menatap kepergian Theo lalu kembali meraih buku setelah disadarkan oleh Seline.

 ✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷 <3✯

Theo pergi ke lapangan basket untuk menemani Gerry serta Reyen yang tengah latihan. Ia duduk di tepi lapangan dan menunggu kedua temannya selesai.

 "Woy! Ngapa tu muka, bt amat keliatannya?" tanya Gerry menghampiri Theo bersama Reyen.

"NT banget gue hari ini." ujar Theo

 "Tumben, kenapa?" tanya Reyen

"Tadi gue ketemu cewek, dia manis banget asli tapi, kayaknya udah ada pawang." jawab Theo

 "Yaelah begitu doang, kejar teruslah rebut dia dari cowoknya!" Gerry menimpali. Ia bisa berkata begitu sebab ia tidak tahu siapa perempuan yang tengah di bicarakan oleh Theo adalah Seline, gebetannya.

"Jangan ambil mainan milik orang, tar yang punya ngamuk." ucap Reyen, lebih seperti menasehati agar Theo tak melakukan apa yang Gerry ucapkan.

Sementara itu Theo tampak memandangi ke arah depan dengan tatapan kosong. 

"Emang siapa lagi yang udah bikin lo jatuh cinta untuk kesekian kalinya?" tanya Reyen

 Theo tersadar, menatap Reyen juga Gerry. "Gue lupa, gue lupa gak nanyain namanya!" 

Mereka berdua menggeleng bersamaan. "Bego!" umpat Gerry. 

"Sumpah, gue lupa anjay. Ah sialan!" 

✯𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓫𝓾𝓷𝓰...✯

Update hari ini, menggantikan episode Minggu yang belum ter-update..

enjoy!!

KERTAS USANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang