✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷✯
Reyen melangkah memasuki sebuah Mension megah nan luas, di setiap langkahnya tak sedikit wanita berpakaian putih menyambut dirnya, mereka adalah maid di sana.
Langkah Reyen terhenti ketika seorang pria paruh baya berpakaian formal berada di hadapannya. Pria itu tersenyum kecil, "Akhirnya kamu pulang juga. Ibu kamu selalu bertanya tentang kabar kamu tuh." ucapnya, pria itu tak lain adalah ayah kandung Reyen, Baskara Mateo Putra.
"Ibu Rey udah meninggal. Rey pulang bukan untuk kembali tinggal di sini, tapi karena ada barang yang tertinggal." jawab Reyen yang memberikan kesan dingin pada ayahnya. Reyen kembali mengayunkan kakinya melewati Baskara, namun baru berjarak dua langkah di belakangnya, ucapan sang ayah berhasil membuatnya kembali terdiam.
"Kenapa kamu jarang pergi ke rumah sakit?" Tangan Reyen mendadak terkepal, matanya terpejam dan uratnya nampak terlihat. Ia membalikkan tubuhnya begitupun Baskara. Mereka bertatapan dengan aura yang bertolakbelakang.
"Dokter Arion laporan sama ayah, katanya kamu sudah meninggalkan dua pertemuan."
"Rey bisa urus diri Rey sendiri."
"Reyen..."
Reyen memutar tubuhnya dan melihat wanita cantik yang memakai dres merah tengah mematung di dekat sofa ruang tamu. Wanita itu.. wanita yang telah merebut suami dari ibunya. Amelia, berusia 34 tahun yang dulu bekerja sebagai sekretaris Baskara di kantor.
"Kamu, pulang?" tanya Amelia dengan wajah yang sulit untuk diartikan.
Reyen menyunggingkan senyum miring, "Tenang aja, gue pulang bukan untuk merusak suasana ko. Ada barang yang tertinggal." ucap Reyen.
"Bu–bukan itu maksud Tante Rey."
Reyen menempelkan jari telunjuk pada bibirnya, menyuruh wanita itu untuk diam. Lalu Reyen mengambil langkah menjauh dari keduanya untuk pergi ke kamar yang sudah lama tak ia tempati.
Reyen menyipitkan mata ketika melihat pintu ruangan disebelah kamarnya terdapat gantungan berwarna biru, rasa penasaran Rey semakin bertambah ketika tak sengaja mendengar suara bayi. Reyen mencoba untuk meraih kenop pintu itu dengan perlahan lalu membukanya.
"Royan Mateo Putra..." gumamnya ketika membaca nama yang tertera di ranjang bayi. Mata Reyen jatuh pada seorang bayi laki-laki diatas ranjangnya dengan kamar yang di dekorasi sedemikian rupa. Mulut Reyen terbuka disertai hati yang tiba-tiba mencelos. Anak itu? Anak yang selama ini di kandung oleh Amelia, anak hasil kumpul kebo ayah dengan sekertaris nya, benar begitu?
Reyen kembali menutup pintu dan segera masuk kedalam kamarnya.
"..Bunda"
✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷 <2✯
"Kak Reyen!"
Reyen tak menggubris panggilan dari Amora yang ada di belakangnya, Amora sendiri yang berusaha mensejajarkan langkahnya hingga berhasil menarik lengan Reyen.
"Kak!"
Reyen menatap dengan wajah tembok tapi Amora tetap saja merasa kalut dengan tatapan itu.
"Tolong jangan skip kemoterapi lo. Dokter Arion khawatir." ujarnya
Untuk beberapa saat Reyen terdiam, berusaha mencerna ucapan Amora yang membuatnya bingung. Amora melepaskan tangannya dan melangkah menjauhi Reyen. Tapi sebelum itu Reyen lebih dulu mencekal lengannya.
'OMG KAK REYEN PEGANG TANGAN GUE!'
"Maksud lo apa?" Amora berdeham dan memberanikan diri untuk kembali menatap Reyen.
"Kalau lo udah gak punya semangat untuk hidup, coba pikirin orang-orang di sekitar lo yang sayang dan peduli sama lo–"
"Dari mana lo tahu?" Reyen memotong ucapan Amora
"Gak penting tahu dari mana, yang jelas sekarang adalah kesembuhan lo kak!"
Reyen mencengkeram kuat lengan Amora yang berhasil membuat Amora meringis kesakitan. "Kak.."
"Sejauh mana lo cari tahu tentang gue?"
"Gu–gue.."
"Reyen!!"
Kedua pasang mata menoleh serentak kearah suara yang memanggil nama Reyen. Itu Anjani. Wanita itu mengerutkan keningnya ketika mendapati Reyen yang tengah berduaan dengan Amora, terlebih lengan Reyen yang memegangi Amora membuat ia benar-benar bingung.
Reyen melepaskan cengkeramannya lalu menjauhkan diri dari Amora. Sebelum pergi Reyen sempat berkata, "Tutup mulut lo kalau masih mau hidup dengan tenang!"
Amora tertawa hambar, menatap kepergian Reyen yang mendekati Anjani lalu pergi dengan menggandeng lengan wanita itu. "Jangan bilang kak Reyen sembunyiin penyakitnya?"
✯𝓓𝓪𝓻𝓲 𝓐𝓶𝓸𝓻𝓪, 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓴𝓪𝓴 𝓡𝓮𝔂𝓮𝓷 <3✯
Seline menaruh tasnya di tepi lapangan, mengedarkan pandangannya ke sekitar yang cukup ramai oleh anak-anak yang tengah berolahraga. Seline sekarang menyesal, mengapa ia harus datang ke sekolah padahal ia tahu jika sudah lewat jam pelajaran, sekarang ia harus mengikuti hukuman karena datang terlambat.
Ya, Seline ingat hal yang membuat ia harus datang ke sekolah adalah Gerry.
Seline berdiri tepat di hadapan tiang bendera yang menjulang tinggi. Ada salah satu murid yang mengawasinya dari tepi lapangan, dia adalah anak OSIS yang memberikannya hukuman.
Beberapa saat kemudian OSIS itu menghampirinya dan mengatakan bahwa hukumannya telah usai. Seline menghela napas lega dan kembali meraih tasnya untuk pergi menuju kelas.
"Gue denger dari anak kelas katanya Viona habis di tembak sama kak Gerry."
Yah, kata-kata yang Seline dengar dari teman lesnya itulah yang membuatnya rela datang ke sekolah meski di tengah acara keluarga besar berlangsung. Seline hanya ingin benar-benar memastikan apakah berita itu benar adanya. Jika memang benar..
"Kak Gerry!"
Gerry terlihat baru saja keluar dari toilet, ia tersenyum kecil saat Seline menghampirinya. "Seline, lo baru datang?" tanyanya saat menyadari Seline menggendong tas
"I–iya kak" Seline terkekeh kecil. "Eum kak, congrats ya." ucap Seline.
Gerry mengerutkan keningnya, "Congrats? OH! Hahaha iya, makasih ya. Ko lo bisa tahu?"
Seline memaksaka senyum kecil, ternyata berita itu benar. Pikirnya.
"Iya, beritanya udah tersebar jadi gak mungkin enggak tahu. Kalau gitu aku pergi ya kak, aekali lagi congrats ya!"
Seline pun pergi meninggalkan Gerry yang masih senyum-senyum sendiri. "Gak sia-sia latihan basket setiap hari sampai menang dan dapet bonus di ucapin selamat sama Seline." gumamnya.
Sepertinya terjadi kesalahpahaman di sini, Seline memberi ucapan selamat pada Gerry setelah mendengar berita bahwa pria itu berpacaran dengan Viona tetapi yang Gerry tangkap adalah Seline memberi ucapan atas kemenangannya di pertandingan basket kemarin. Jadi, bagaimana?
✯𝓑𝓮𝓻𝓼𝓪𝓶𝓫𝓾𝓷𝓰...✯
Datang tanpa rasa bersalah setelah menghilang dan gak update selama dua Minggu, wkwkwk. maafkan aku ya semua :(
Wi-Fi ku mati jadi sulit untuk memainkan laptop, tapi sekarang aku udah update kan hehe... :)
Jangan lupa kasih bintang + komentar positifnya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
KERTAS USANG
Teen FictionAmora memiliki hobi yang unik dari kebanyakan wanita diluar sana, yaitu menulis kata demi kata untuk pujaan hatinya. Reyen Mateo Putra. Semua tulisan itu tercatat dengan baik di buku diary miliknya. Namun suatu hari ia melupakan buku itu di kantin s...