bab 19

3.8K 500 16
                                    


Author pov.

"Hiksss Dada hiks cepat pulang" setelah Jennie memandikan anak-anak, mereka menangis mencari-cari Lisa.

Jennie mengumpulkan keempatnya di ruang tengah, Jennie juga memakaikan mereka jaket tebal agar badan mereka tetap hangat dan tidak kedinginan.

"Hiks Dada Li- achoo mmph Lily pucing hiksss" Lily bersin, dia menggosok hidungnya yang mengeluarkan ingus.

Jennie menyeka ingus Lily dengan tissue, dia khawatir karena Lily pasti akan sakit setelah ini.

Sekarang Jennie kelelahan, kepalanya pusing dan badannya lemas setelah kena air hujan tadi. Jennie berharap Lisa cepat pulang agar hatinya tenang.

Ceklek

"Sayang, anak-anak, Dada pulang" mendengar suara Lisa, anak-anak segera berlari menghampiri Lisa.

"Dada huwaaaa~" tangisan mereka semakin kencang memenuhi ruangan.

Bugh

"Hiksss~" itu bukan anak-anak yang menangis, melainkan Jennie yang berlari langsung memeluk tubuh Lisa.

"Hei, kenapa nangis?" Lisa khawatir, dia mengusap punggung Jennie dan mencium pelipisnya.

"Dada hikss gendong hiksss" Lisa di buat heran lagi karena anak-anaknya juga menangis.

"Hiks Lisa hmmph pas aku lagi tidur anak-anak hikss keluar rumah hiks mereka main hujan-hujanan di jalanan sepi hik a-aku takut Lisa aku takut banget anak-anak di culik hikss,, lebih parahnya lagi mmph mereka di jual hikss aku ga bakalan sanggup Lisa aku bisa gila hiksss" Jennie mencurahkan isi hatinya, karena bagi Jennie hanya Lisa yang bisa membuat hatinya tenang.

Lisa menatap datar anak-anak, dia marah karena membayangkan bagaimana yang di ucapkan Jennie barusan terjadi.

"Ke ruang tengah. Sekarang" suara dingin Lisa membuat keempatnya berlari ketakutan.

"Hikss Lisa a-aku takut" Jennie tersedu-sedu membenamkan wajahnya di leher Lisa.

"Sssh ga usah takut sayang, aku disini" Lisa semakin memeluk Jennie dan menepuk-nepuk punggung nya.

"Badan kamu panas" Lisa panik, dia menggendong Jennie masuk kedalam kamar.

"Huh hachoo~" Jennie menggosokkan hidungnya di pundak Lisa.

"Kamu sakit sayang" Lisa membaringkan tubuh Jennie, lalu menarik selimut sebatas leher Jennie.

"Kamu istirahat dulu ya sayang, jangan banyak gerak dulu" Lisa mencium lembut kening Jennie.

"Jangan tinggalin aku, sayang" lirih Jennie menarik tangan Lisa yang hendak pergi.

"Aku ngurusin anak-anak dulu sayang, nanti aku kesini lagi, hemm" lembut Lisa mencium bibir Jennie.

"Jangan lama-lama" pinta Jennie menatap sayu mata Lisa.

"Iya sayang" Lisa tersenyum dan berlalu keluar dari kamar.

Lisa memasang wajah datarnya, dia duduk di sofa lalu menatap Ella Leo Luis dan Lily, yang tengah berdiri menunduk di hadapannya.

"Siapa yang nyuruh kalian keluar rumah? Siapa juga yang nyuruh kalian main hujan-hujanan?" Tanya Lisa menatap kesal keempatnya.

Keempatnya tidak ada yang bergeming, mereka sama-sama diam dalam ketakutan.

"Jawab!" Tekan Lisa membuat mereka ingin menangis lagi.

"..." Tidak ada yang berani mengeluarkan suara, mereka semakin menunduk menghindari tatapan tajam Lisa.

"Ck" Lisa berdecak kesal menghempaskan tubuhnya ke belakang sofa.

"Kalian ga tau paniknya Bunda nayiriin kalian, kalian keluar rumah terus main hujan-hujanan dan ga mikirin Bunda bakalan setres kalo kalian di culik terus di jual. Sekarang jawab, di antara kalian berempat, siapa yang ngusulin keluar rumah?" Tanya Lisa serius.

"Emmphh hiks Lily Dada, huwaaaa maafin Lily uda nakal Dada hiksss" Lily mengaku bahwa dialah yang membujuk Ella dan si kembar untuk keluar rumah dan main hujan-hujanan.

Lisa menatap tidak percaya pada Lily, dia menggelengkan kepalanya dan bisa-bisanya si kecil ini mengajak kakak dan Abang nya, pikir Lisa.

"Hikss kakak yang salah Dada hiks kakak yang lebih tua bukanya ngelarang hik malah ngikutin ajakan Lily hikss, maafin Ella Dada~" sesal Ella meremas kuat jari-jarinya.

"Leo juga salah Dada, Leo hikss yang ngajak kakak sama Adek main ke jalanan sepi hikss"

"Luis ngikut aja Dada hikss, tapi Luis juga salah udah ngikutin mereka"

Lisa memijit pelipisnya, dia begitu pusing mendengar tangisan anak nakal di hadapannya.

"Huh huhh hachoo, hiks hiks Dada maafin Lily" Lily mendongak menatap mata Lisa.

Bisa Lisa lihat mata Lily sangat sayu, pipi dan hidungnya memerah karena keinginan.

"Huhhh" Lisa menghembuskan nafas kasar, dia menjadi tidak tega sekarang.

"Untuk sekarang kalian bertiga silahkan istirahat dulu, nanti kalo udah bangun ngadep Dada sama Bunda, lagi" kata Lisa menatap Ella Leo dan Luis.

"Iyah Dada" jawab ketiganya dengan lemah.

"Dan untuk kamu kecil" Lisa menunjuk Lily.

"Iya hik Dada" Lily mendongak mengerjapkan matanya.

"Ck, kenapa si aku ga bisa benar-benar marah? Apalagi kalo udah liat mata anak-anak, malah makin ga tega. huuh" batin Lisa menghela nafas panjang.

"Kecil-kecil gini kamu nakal juga ya" kata Lisa membuat Lily kembali menunduk sedih.

"Maafin Lily Dada" kata Lily dengan suaranya seraknya.

"Minta maaf nya ke Bunda bukan ke Dada, ayo" Lisa menggendong Lily membawanya masuk kedalam kamar.

"Iya Dada" lemah Lily menyadarkan kepalanya di pundak Lisa.

•••

Tbc

09/10/22

Vote.

banyak anak banyak rezeki [Jenlisa]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang