'Saat ku datang, semuanya berubah. Bisakah aku hidup tenang disini?'
-Aletha Batari Chandara-
•••••Seorang siswi dengan name tag, Aletha Batari Chandara. Duduk sambil membaca buku novel yang berada ditangannya. Saat suara bel istirahat berbunyi, dia hanya mengeluarkan bukunya dan mulai membaca.
Aletha, murid baru yang dirumorkan itu. Sedang khusu membaca tanpa melihat sekitarnya jika kelas sudah sepi. Tersisa seorang gadis yang mendekatinya. "Hai?" sapanya, membuat Aletha mengalihkan Pandangannya.
"Nama lo tadi Aletha kan? Kenalin gue Davira Gantari, salam kenal ya." Davira tersenyum sambil mengulurkan tangan mengajaknya berkenalan.
Aletha membalas jabatan tangannya. "Aletha Batari Chandara, panggil aja sesukamu." ujarnya sambil tersenyum.
"Kalo gitu gue panggil Letha ya?" Aletha mengangguk kecil mengiyakan. Davira tersenyum senang, dia duduk disampingnya yang sejak awal pembelajaran kosong.
"Oh iya Lo tau ngak? Kalo lo punya temen sebangku?"
"Hem?? Bukannya disini kosong ya?"
Davira menggeleng kuat. "Iya tempat lo emang kosong, tapi yang gue dudukin ini tempat Arka. Lo tau? Dia itu ketua geng Falcon." ujarnya dengan nada dramatis di akhir kalimatnya.
"Ketua geng? Apa dia menyeramkan?"
Davira menggaruk tengkuknya bingung, "wajahnya sih bisa dibilang bagus, sifatnya juga ngak jelek-jelek amat. Tapi ya gitulah, lo bakal tau kalo udah ketemu dia nanti. Oh iya lo ngak ke kantin?"
Aletha menggeleng pelan. "Enggak, aku ngak tau kantin dimana."
"Oh ya ampun, kenapa ngak nanya aja. Ngak akan di gigit kok. Yaudah, bareng gue ke kantinnya." Davira beranjak dari duduknya, Aletha tersenyum. Merasa senang ada seseorang yang mau mengajaknya.
Ia berdiri dan mengikuti Davira dari belakang. "Jangan jalan dibelakang, ayo disamping gue aja." Menarik Aletha dan menggandengnya.
"Ah iya."Mereka berdua berjalan bersama ke kantin.
Sesampainya disana, mereka mencari tempat duduk yang kosong. "Wah ramai... Udah banyak tempat yang udah di tempati." Davira menyusuri tempat, ia melihat meja kosong di sudut yang terlihat sepi.
"Disana bagaimana?" Menunjuk ke arah meja, tanpa pikir panjang ia langsung menarik lengan Aletha. Mereka duduk di meja yang ditunjuk Davira tadi.
"Nah lo tunggu disini. Biar gue yang beliin makanan. Lo mau beli apa?"
"Aku beli bakso sama es teh manis aja." Davira mengangguk, lalu beranjak dari duduknya dan pergi membeli makanan.
Tidak berselang lama, Davira sudah kembali dengan nampan ditangannya. Ia duduk dihadapan Aletha dan meletakan makanan yang dipesan Aletha. "Nah pesanan lo...."
"Berapa harganya?" tanyanya sambil mengeluarkan dompet dari saku roknya. Ia mengeluarkan lembaran uang warna biru.
"Hum? Cuman 20.000, udah anggap aja itu traktir gue sebagai teman pertama lo dan pindahnya elo kesini." ujar Davira menolak uang yang baru saja disodorkan oleh Aletha.
"Bener nih? Makasih ya..."
"Tenang aja...." Davira menyuapkan mie ayam kedalam mulutnya.
Kantin yang tadi sudah ramai, bertambah ramai dengan kehadiran 4 pria dan 2 wanita. Aletha yang baru menyuapkan beberapa bakso melirik ke arah mereka. "Siapa mereka? Kenapa semuanya heboh?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Lentera
RastgeleArka harus menanggung semuanya sendiri. Dibenci sang Ibu, tidak dipedulikan oleh sang Ayah, dicampakkan oleh kekasihnya dan di khianati oleh sahabatnya. Seakan ia tidak diperbolehkan untuk bahagia. Semuanya selalu ia pendam sendiri, tidak ada tempat...