Shena masih menatap diam Arga yang menyodorkan sebuah ponsel kepadanya. Bahkan yang membuat Shena terheran-heran adalah karena Arga dapat membeli kasur baru yang lebih besar dari sebelumnya.
"Sekarang gue gak akan tidur di lantai lagi. Kita tidur berdua" Ucap Arga dengan santai.
"Lo jual HP gue, terus lo ganti sama HP pasaran dan lo beli kasur dari hasil jual HP gue."
Arga menganggukan kepalanya dengan santai.
"Wah lo bener-bener gila." Seketika Shena mengacak rambutnya frustasi dengan sikap Arga yang semakin diluar batas.
"Nanti kalo gue udah kerja, gue bakal ganti semuanya" Ucap Arga.
"Gue gak habis fikir sama lo Arga. Gue ada salah apa sama lo? Kenapa lo perlahan hancurin kehidupan gue."
Tok, tok..
Disaat mereka sedang fokus berbincang tiba-tiba pintu kontrakan ada yang mengetuk dari luar. Arga dengan sigap membukanya.
"Iya ada apa teh?"
"Ini tadi teh Asih buat rujak, terus keinget istri mas Arga yang lagi hamil. Jadi teteh mau berbagi." Ucap perempuan yang sepertinya tetangga Arga.
"Makasih ya teh" Arga mengulaskan senyumnya menerima pemberian tetangganya itu.
"Eh mas Arga?"
Arga yang hendak menutup pintunya kembali, terpaksa mengurungkan niatnya saat teh Asih kembali memanggilnya.
"Iya teh?"
"Teh Asih cuma mau bilangin sama mas Arga, kalo lagi ngobrol sama istrinya suaranya Dipelanin ya. Teh Asih bukan mau melarang, cuma teh gak baik aja masalah didengar banyak tetangga loh." Tutur teh Asih.
Arga terdiam beberapa saat. Dia benar-benar lupa jika rumah kontrakannya tidak kedap suara. Apapun yang mereka bicarakan dengan nada tinggi sedikitpun mungkin akan terdengar oleh tetangga sebelah.
"Mas Arga?" Panggil teh Asih.
"Iya teh, maaf ya sudah mengganggu" Ucap Arga.
"Ih atuh justru teh Asih yang harusnya minta maaf udah bilang gini sama mas Arga."
Arga mengulaskan senyumnya. "Gapapa kok."
"Yaudah teh Asih mau nyuci dulu ya"
Arga menganggukkan kepalanya. "Makasih ya teh rujaknya"
Setelah itu, Arga kembali masuk kedalam dan melihat Shena terduduk seraya terisak. Arga sebenarnya sangat muak melihat gadis ini yang setiap hari menangis.
"Rujak dari teh Asih" Ucap Arga memberikan piring rujak itu dihadapan Shena.
"Gue mau pulang" Ucap Shena tiba-tiba.
Arga menghela nafas panjangnya terduduk dengan bersandar ditembok. Jika dibilang frustasi, laki-laki itu benar-benar sangat tertekan karena sifat egois dari Shena.
"Arga gue mau pulang" Ucap Shena menggoyangkan lengan Arga.
"Arga lo denger gue gak sih!" Seru Shena.
"Percuma kehadiran lo gak akan diterima lagi sama orang tua lo." Ucap Arga.
"Ini semua itu gara-gara lo brengsek!"
"Iya emang gue salah. Lo bebas membenci gue seumur hidup lo! Puas lo!"Pasrah Arga dengan kesal.
Shena terus terisak. Dirinya masih tidak Terima dengan semuanya.
"Gue mau pulang, gue kangen rendang masakan mami hiks hiks."
Arga seketika menoleh kearah Shena yang ternyata menginginkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
99% TOXIC ARGA
Random~ 𝙎𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖𝙖𝙣~ _______ Menikah dengan pacar teman sendiri tak pernah terlintas di pikiran seorang Arga. Niat ingin membalaskan dendam kepada temannya, malah petaka yang datang menghampiri dan memper...