Di sebuah gedung kosong itu perempuan berjaket bomber berdiri dengan bersedekap dada menatap kearah jendela tanpa kaca dengan kondisi yang redup.
"Akhirnya gue punya pelanggan setia juga"
Perempuan itu membalikkan tubuhnya melihat kedatangan Arga dari belakang.
"Lemot" Cuek perempuan itu seraya melemparkan duit didalam amplop kepada Arga. Arga dengan sigap menangkapnya.
Arga mengulaskan senyumnya, dia ingin memberikan barang itu kepada cewek tersebut tapi ditahan olehnya membuat cewek itu mendesis kesal.
"Aretha" Ucap Arga.
Aretha memutarkan bola matanya malas. Dia mengeluarkan sebuah rokok dan menyalakannya santai.
"Akhirnya gue tau nama pelanggan setia gue." Ucap Arga seraya tersenyum tipis.
Karena merasa dihiraukan oleh perempuan tersebut, Arga terdiam dari kekehannya. Dia memberikan barang tersebut dan ikut bersandar di dinding tepatnya disamping perempuan yang sedang merokok itu.
"Belum ada satu bulan, lo udah mau minum ini? Lo gak waras?" Tanya Arga memastikan.
"Kewarasan gue udah hilang setelah semua orang nyakitin gue" Jawab perempuan itu.
"Kalo dengan cara ini gue tenang, yaudah. Gue gak perlu nyari kewarasan gue itu." Imbuhnya membuat Arga terdiam.
"Gue bisa jadi temen curhat lo, gak perlu ke minuman ini. Lo tuh cewek, gak seharusnya tubuh lo rusak." Tutur Arga sangat baik.
"Tanpa minuman ini, tubuh dan jiwa gue udah rusak dari dulu."
Arga menghela nafasnya pelan. "Kenapa sih? Coba cerita"
"Gue gak suka sama orang penasaran. Setelah dia tahu siapa gue, mungkin dia akan pergi."
"Gak akan, gue bakal jadi temen curhat lo. Sampai nanti. Asalkan lo mau dengerin setiap saran dari gue." Tutur Arga serius membuat perempuan itu memandangnya diam.
Arga menaikan alisnya. "Ayo. Anggap aja gue dokter psikolog untuk lo"
"Lo pikir gue kena gangguan jiwa?" Kesal perempuan itu.
"Setidaknya gue bisa kembaliin kewarasan lo yang hilang."
***
Shena menatap cermin didepannya sedari tadi. Dia masih tidak percaya dengan perutnya yang terlihat membulat kecil, dan disana terdapat anaknya bersama Arga.
"Gak bisa dibayangin nanti perut gue bakal sebesar apa" Gumam Shena.
"Ini semua gara-gara lo Arga" Desis Shena.
Tok, tok!
Shena mendesis "ah siapa sih, ganggu aja"
Shena berjalan membuka pintu kontrakannya tersebut. Betapa terkejutnya dia setelah melihat siapa orang itu.
"Apa kabar Shena?"
"Gerald"
Gerald mengulas kan senyumnya. "Kata bokap lo, lo sakit? Emang bener?"
"Kenapa lo gak ngabarin gue dulu mau kesini? Kalo Arga tau gimana?" Takut Shena.
"Nomor lo aja udah gak aktif, bahkan semua akun media sosial gue lo blokir" Kesal Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
99% TOXIC ARGA
Random~ 𝙎𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠𝙨𝙚𝙢𝙥𝙪𝙧𝙣𝙖𝙖𝙣~ _______ Menikah dengan pacar teman sendiri tak pernah terlintas di pikiran seorang Arga. Niat ingin membalaskan dendam kepada temannya, malah petaka yang datang menghampiri dan memper...