14. nurutin ngidam

10.3K 509 15
                                    

Hari-hari berlalu, sudah tiga hari setelah kejadian dimana Arga marah besar. Laki-laki itu tidak menampakkan dirinya dihadapan Shena. Shena selalu dikaluti pikiran tentang suaminya itu, bahkan Arga tidak memberikan kabar kepadanya.

"Dia lupa sama istrinya apa gimana sih!" Kesal Shena.

"Apa dia mau kabur dari gue" Shena terus berfikir yang tidak-tidak tentang Arga.

"Kalo marah sama gue, gak usah sampe nelantarin gini kek. Gak tau apa setiap malam gue ngidam pingin makan sesuatu" Sedih Shena.

Tok, tok!

"Pasti Debra lagi" Kesal Shena bangkit dari duduknya untuk membukakan pintu untuk Debra.

"Kenapa sih lo mau aja jadi kurir makanan si Arga!"

Mata Shena membulat dikala dia salah tanggap, ternyata laki-laki itu bukan Debra melainkan suaminya yang baru saja pulang.

"Ngapain lo pulang?" Ketus Shena.

"Emang gue gak boleh pulang? Ini kan kontrakan gue"

"Lo suami gue apa bukan sih? Seharusnya lo tau tugas seorang suami buat istri apa, bukan malah nelantarin gini!" Shena benar-benar sangat kesal.

Arga melirik sekitarnya dimana para tetangga melihat kearah mereka. Karena Arga tidak ingin menjadi pusat perhatian dirinya membawa Shena untuk masuk kedalam.

Didalam Shena menghempaskan tangan Arga kasar.

"Gue gak nelantarin lo She. Bahkan gue selalu nitipin makanan buat lo dan anak gue." Ucap Arga.

"Terus lo kemana?"

"Gue--, gue kerja" Ungkap Arga.

"Gue gak pernah tau ada orang yang kerja sampe tiga hari gak pulang" Ucap Shena masih merasakan kesal.

"Lo nungguin gue pulang she?" Tanya Arga dan seketika Shena terdiam.

"Gue pikir lo bakalan seneng gue gak pulang, lo bisa ngedate setiap saat sama Gerald" Sindir Arga.

"Ck. Lo pergi karena lo marah sama kejadian itu?" Tegur Shena.

"Gue emang marah, tapi gue gak labil ninggalin istri berhari-hari karena Gerald. Gue masih punya otak." Jelas Arga membuat Shena bungkam.

"Gue bener-bener kerja she, gue kerja di Steam mobil. Disana buka dari pagi sampe jam 10 malam dan karena jaraknya cukup jauh, jadi gue lebih milih tidur dimess yang disediain mereka." Jelas Arga mungkin kali ini dapat di percaya oleh Shena.

"Terus kenapa sekarang lo pulang?"

"Kangen sama anak gue" Ucap Arga mengusap perut buncit Shena.

"Cihh" Desis Shena.

"Gue juga kangen sama istri gue yang cerewet" Goda Arga.

Shena memutarkan bola matanya malas. Dirinya duduk diatas kasur menghiraukan Arga.

"Lo gak suka gue pulang ya? Yaudah mending gue balik ke tem--"

"Eh" Shena cepat-cepat menara tangan Arga yang ingin pergi.

"Lo pikir nahan ngidam itu gampang? Setiap malam gue nangis cuma nahan keinginan gue untuk makan sesuatu. Gue mau keluar juga takut, gue mau minta tolong siapa lagi kalo bukan lo. Sekarang lo udah balik dan mau pergi lagi, lo gila!" Kesal Shena mengeluarkan isi kepalanya.

"Ngidam?"

"Iya, ini semua gara-gara anak lo!" Ketus Shena.

"Maafin dia ya udah nyusahin lo. Sekarang kalo ada apa-apa, lo mau sesuatu langsung bilang sama gue, gue bakal stay terus" Tutur Arga terlihat antusias.

99% TOXIC ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang