12. KDRT

12.7K 502 12
                                    

Arga terduduk seraya bersandar di tembok dengan santai seraya menyeruput kopi yang baru saja dia buat. Rasanya begitu hangat dan begitu enak, sehingga Arga tak ada henti-hentinya menyeruput kopi panasnya itu. Hingga dimana dirinya hampir tersedak karena tidak sengaja melihat kearah Shena yang menatapnya dengan nanar.

"apaan sih? Kenapa lo lihatin gue begitu?" tegur Arga merasa aneh ditatap menakutkan oleh Shena.

"hutang diwarung depan lo yang lunasin?" tanya Shena tiba-tiba.

Arga menganggukan kepalanya seraya menghela nafasnya pelan seraya membuka ponselnya untuk bermain game online itu. Dia pikir Shena memiliki masalah lain sehingga menatapnya serius, ternyata hanya sekedar bertanya hutang.

"dapet uang darimana?" tanya Shena lagi.

"kerja."

Shena mengernyit bingung, pertanyaan dalam dirinya masih sama dengan kala itu. Arga sama sekali tidak berkata dirinya bekerja, bahkan laki-laki itu selalu berada dirumah, kecuali jika malam hari, pasti Arga selalu pergi.

"kerja apaan? Halal gak?"

Arga seketika menoleh kearah Shena dengan mendesis. "halal lah. Gue kan bantu jualan teman."

Shena menatapnya intens beberapa saat, seperti sedang membaca gerak-gerik laki-laki itu penuh dengan kecurigaan. "jualnya harus malam-malam?"

Arga seketika terdiam, enggan menjawab pertanyaan Shena. Bahkan Shena sudah terlalu tajam menatap wajahnya, Arga hanya menggaruk keningnya seperti orang bingung.

"gue lihat setiap malam lo gak pernah ada dirumah. Lo selalu pergi dan pulang subuh." Ucap Shena lagi masih sangat curiga.

"gue—"

Belum sempat Arga menjawab semua pertanyaan Shena. Tiba-tiba perempuan itu sudah bangkit dari duduknya ingin pergi, bahkan Shena mengambil jaketnya lalu memakainya.

"mau kemana?" tanya Arga penasaran.

"beli es krim."

Arga mengernyit lalu beberapa saat dirinya terkekeh pelan. "kaya anak kecil."

"emang gue masih kecil kali. Lo aja yang tiba-tiba datang dan buat gue bunting." Ketus Shena dan bergegas ingin pergi, tapi Arga mencegahnya.

"Lo dirumah aja, biar gue beliin." Tutur Arga yang sudah beranjak bangkit.

"gue gak lumpuh. Gue bisa beli sendiri." Ucap Shena langsung keluar dari kontrakan.

Arga ingin melarang perempuan itu, tapi bukan Shena namanya jika tidak keras kepala. Jadi apalah dia yang hanya pasrah membiarkan perempuan itu melakukan sesukanya. Arga juga saat ini baru saja menerima telfon dari Aretha.

Shena berhasil pergi sendiri tanpa Arga. Dia memang sangat berniat sekali untuk membeli es krim, mungkin itu adalah keinginan sang jabang bayi sehingga Shena tidak bisa untuk menahannya.

Setelah tujuannya tercapai, dirinya terduduk sejenak didepan minimarket seraya menikmati es krim coklat yang ia beli. Senyum diwajah Shena begitu tercetak. Ada rasa lega dalam dirinya. Padahal dulu saat dirinya ingin memakan es krim, dia hanya membuka lemari es dirumahnya, tapi saat ini dirinya harus berjalan keluar untuk membelinya.

"papah, mamah?"

Disaat dirinya sedang menikmati es krim itu, dirinya tak sengaja melihat kedua orang tuanya diseberang jalan baru saja keluar dari toko baju ingin pulang menggunakan mobil. Rasa rindu Shena semakin menjadi, dirinya bangkit untuk mengejar kedua orang tuanya itu. Kebetulan Shena juga tau, jika rumah kedua orang tuanya tidak begitu jauh dari tempat itu. Alhasil Shena berjalan santai dipinggir jalan untuk sampai dirumah orang tuanya tersebut.

99% TOXIC ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang