Yudhis PoV
Sudah sebulan kejadian menyakitkan yang menimpa Bella itu terjadi. Ayah dan Bunda yang sedang berlibur ke Australia belum juga pulang. Dan inilah pemandangan yang menjadi hal menyakitkan dimataku, setiap hari. Kulihat Bella duduk di kursi kamarnya, termangu menatap ke arah luar jendela, selama berjam-jam sampai dia lelap.
Ini jauh lebih baik, karena dia tak pernah berteriak dengan tiba-tiba, untuk kemudian menangis menjerit dan tergugu. Ya, Tuhan...aku berjanji tak akan membiarkan siapapun yang membuatnya seperti ini akan hidup dengan tenang. Setidaknya dia akan merasakan sakit seperti yang kurasakan.
Aku baru sampai di rumah. Pekerjaan di kantor hari ini sangat menyita waktu. Kulonggarkan dasi yang terasa demikian mencekik.
Jam telah menunjukkan pukul sebelas malam. Dave yang biasanya tinggal di apartemennya, sejak kejadian itu kusuruh kembali ke rumah. Selain jam kuliah, aku memintanya untuk menjaga Bella. Ya, kami berdua sangat mencintai perempuan jelita mutiara keluarga ini.
Kulihat kamar Bella gelap, tak ada penerangan yang menyelinap keluar dari fentilasi di atas pintu. Heran, tak biasanya kamar Bella gelap.
Kubuka pintu, dan kutekan tombol lampu di dekat pintu. Kuedarkan pandanganku untuk mencari keberadaan Bella. Tapi pemandangan yang ada di depan mataku sungguh membuat nyawaku nyaris lenyap dari ragaku. Bagaimana tidak ? Gadis kami ini tergeletak dengan bersimbah darah yang mengucur deras dari pergelangan tangannya. Sementara wajahnya demikian pucat.
Aku berlari meraih tubuhnya.
"Bella ??? Bell... kenapa kau lakukan ini, Sayang ?", aku panik meraihnya dari lantai.
"Daveeee .... Dewiiii....", aku meraung memanggil Dave dan Dewi, pengasuh yang kubayar khusus untuk menjaga Bella.
Mereka berhamburan dengan panik.
"Ya, Tuhan??? Kenapa Bella, Kak ?"
"Siapkan mobil !"
Mereka tergopoh berlari keluar.
"Bawa perlengkapan seperlunya, Dew !"
Tanpa memperdulikan Dewi yang tergopoh mencari keperluan Bella, aku segera mengangkat Bella untuk kubawa ke bawah. Di sana Dave telah menunggu dengan mobilnya. Segera saja kami melesat ke rumah sakit dimana Ferdy praktek.
Wajah pucat Bella dan nafasnya yang lemah membuatku nyaris mati sebelum ajalku menjemput. Tuhan, mereka berhasil membuatku mati dalam keadaan hidup. Dan aku tak akan membiarkan hal ini terjadi,
* * * *
Author PoV
"Dia sangat shock dengan hidupnya, Yudhis. Kadang dia tersadar meski kadang dia merasa sangat hampa", dokter Ferdy memberi penjelasan saat Bella berhasil tertolong dan kini tertidur di ruangan VIP nya. Dewi yang ditugaskan menunggui, mulai kini tak boleh lengah.
Yudhis dan Dave berpandangan, dengan tatapan penuh rasa bersalah karena sedikit lalai menjaga Bella.
"Seberapa parah kondisinya ke depan, Fer ?"
"Tergantung bagaimana lingkungannya. Sebisa mungkin usahakan dia berada pada situasi yang nyaman, jangan biarkan dia punya kesempatan untuk diam dan melamun, karena itu akan membuatnya ingat kejadian itu"
Pagi ini ...
Ruang rawat Bella terlihat sepi. Dewi yang menungguinya terlihat di sudut sofa sambil membaca majalah yang teronggok di bawah meja. Dia lantas meletakkan majalahnya begitu Yudhis dan Dave memasuki ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AT MILLION SIGHT
RomanceYudhistira Saleem Aku menyukainya, bahkan terpesona padanya jauh sebelum aku mengenal kata cinta. Wajahnya yang gembil, celotehnya yang lucu, rambutnya yang tebal lurus, bahkan binarnya yang secerah matahari, membuatku memaksa Bunda untuk mengambil...