Selamat siang .... jika berkenan membaca kisah ini di sela ramadhan kalian, jangan lupa vote nya ya ?
Untuk yang kemarin berhasil menebak, untuk anda episode ini aya dedikasikan.
Juga untuk Mbak kudanilbiru thanks a lot untuk konsul cantiknya.
Finally ...HAPPY READING !!!
------------------------------------------------------------------------
"Jadi saya bisa memanggil anda dengan Pak Soni ?"
Laki-laki itu mengangguk.
Dewi diam, dan membiarkan laki-laki itu berlalu meninggalkannya. Dalam hati dia bersorak karena akan memiliki banyak uang hanya dengan bekerja sedikit, sangat sedikit bahkan. Kafe mulai rame ketika Dewi merogoh kantong celana panjangnya untuk membayar makanan yang dipesannya.
Malam belum lagi larut ketika Dewi pulang. Malam ini, seperti malam minggu yang lainnya. Dewi selalu menginap di tempat kostnya jika akhir pekan. Ketika dia sampai di depan rumah kost nya, handphone nya bergetar. Dewi mengambil dari tas kecil yang terselempang di pundaknya.
Hanya nomor, tak ada nama dalam panggilan itu.
"Halo ..."
"Bisa saya minta nomor telephone Bella ?"
"Apakah ini berarti saya memulai pekerjaan saya ?"
"Anggap saja begitu"
"Baiklah, nanti akan saya kirim", Dewi langsung menutup sambunagn telephone nya, tak peduli penelepon mengumpat di seberang.
Memasuki kamar kost nya, Dewi kemudian melempar tas kecilnya. Lantas dia merebahkan tubuhnya ke atas ranjang yang sudah agak usang. Tangannya kemudian mengirim no telepon Bella untuk Soni.
Terkirim. Selesai.
Karena Dewi segera memejamkan matanya, dia ingin berkhayal dengan uang yang akan diterimanya. Meski pekerjaan belum juga dimulai, laki-laki bernama Soni itu bahkan sudah memberinya uang yang senilai dengan gaji 3 bulan kerja.
Malam mulai sunyi, tapi hati dewi sedemikian ramai. Mimpinya mulai berkecamuk.
* * * * *
Yang suka, sila berkunjung ke DREAME untuk versi lengkapnya yaaa..
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AT MILLION SIGHT
RomanceYudhistira Saleem Aku menyukainya, bahkan terpesona padanya jauh sebelum aku mengenal kata cinta. Wajahnya yang gembil, celotehnya yang lucu, rambutnya yang tebal lurus, bahkan binarnya yang secerah matahari, membuatku memaksa Bunda untuk mengambil...