Hello, pembaca .... Saya datang bersama kisah alay saya. Untuk yang suka, mari vote. Untuk okilicious ... hehehe...ini yang kamu minta udah aku update.
Warning !!!
Sedikit vulgar, mohon kebijakannya dalam membaca dan berkomentar karena ini memang cerita dengan genre ROMAN DEWASA.
So, happy reading ...
Pesta keluarga Winata yang penuh keceriaan telah usai. Tamu telah pulang semua, hanya tersisa beberapa pelayan dan petugas catering yang berjalan hilir mudik membereskan tempat itu. Tapi putri mereka, Alicia Winata terlihat celingak celinguk mencari seseorang. Karena selama dia berdiri menyalami tamu yang undur diri, dia merasa tak menyalami seseorang yang kini dicarinya.
'Apakah dia sudah pulang lebih dulu ?', Alice membathin.
Dia merasa sedikit kesal karena tak meminta nomor telepon laki-laki itu. Ben. Ya, Alice mencari Ben. Tapi sosok yang dicarinya tak kelihatan sama sekali, bahkan sampai pesta usai.
"Mencari siapa, Alice ?", tiba-tiba Tuan Winata sudah ada dibelakang putri cantiknya.
Alice yang terkejut dengan sapaan ayahnya merasa bahwa dia ketahuan sesuatu.
"Temen, Pa", jawab Alice datar. Nadanya sendu sedikit kecewa.
"Temen yang mana ? Sepertinya kamu belum lama di sini, bagaimana bisa teman kamu datang ?", Tuan Winata bertanya curiga.
"Ih, Papa !!!", Alice yang manja itupun menghentakkan kakinya dengan kesal dan berlalu pergi meninggalkan Tuan Winata yang tertawa terbahak dengan tingkah aneh putrinya malam ini.
Dan Tuan Winata tahu, Alice aneh semenjak kedatangan Tuan Ben Wijaya. Diam-diam, senyum kecil tersungging di bibir tua Tuan Winata. Mungkin apa yang dikatakan Alice benar, tapi Tuan Winata memiliki feeling yang tidak biasa antara putrinya dan pengusaha otomotif itu.
* * * *
Yang suka, sila berkunjung ke DREAME untuk versi lengkapnya yaaa..
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE AT MILLION SIGHT
RomanceYudhistira Saleem Aku menyukainya, bahkan terpesona padanya jauh sebelum aku mengenal kata cinta. Wajahnya yang gembil, celotehnya yang lucu, rambutnya yang tebal lurus, bahkan binarnya yang secerah matahari, membuatku memaksa Bunda untuk mengambil...
