Tiga : PREGNANT ?

10.8K 561 21
                                    

Suasana kantor sudah ramai pegawai ketika Yudhis tiba di kantornya. Ya, pagi ini dia sedikit terlambat dari biasanya karena tubuh Bella mendadak panas tinggi. Sementara Dave telah kembali ke apartemennya, hingga praktis tinggal Yudhis dan Dewi, serta beberapa pelayan rumah yang menjaga dan melayani Bella, seemikian rupa hingga Bella benar-benar merasa nyaman dan bisa melupakan kemalangannya.

"Selamat pagi, Pak", Vita , sekretarisnya yang cerdas itu menyapa dengan santun.

"Hmm .. ada jadwal penting untuk saya hari ini, Vita ?"

"Sepertinya tidak ada, Pak. Hanya beberapa berkas dari bagian HRD sudah ada di meja Bapak"

Yudhis mengangguk dan hendak berlalu.

"Maaf, Pak ...", Vita berkata ragu-ragu.

"Ada apa, Vita ?"

"Maaf, Pak ... tadi ada Ibu Ratna telepon. Dan beliau meminta Bapak untuk menghubungi beliau kembali"

"Baiklah, terima kasih, Vita"

Yudhis berlaku menuju ruangannya, sementara Vita menatap punggung bosnya yang sering membuat hatinya blingsatan itu dengan hati mencelos.

Vita tahu, seberapapun usaha yang dilakukannya untuk menjadi sempurna di hadapan Yudhis, sama sekali tak membuat laki-laki itu tergoda. Tentu saja, karena Ibu Ratna, seorang perempuan cantik dengan kariernya sebagai dosen itu telah mengisi hari-harinya.

Sampai di ruangannya, Yudhis segera meletakkan tasnya dan mengambil smartphone untuk menghubungi seseorang. Ratna.

"Halo, Na ..."

"Hei, nggak pernah bisa dihubungi kemana saja sih ? Jangan bilang sibuk dengan kerjaan, dengan Bella, dengan Dave, dengan ...", Ratna nyerocos begitu suara Yudhis menyapanya.

"Ratna .... "

"Memang begitu kan kenyataannya ? Kamu selalu sibuk dengan segala macam hal dan tak pernah memperhitungkan aku dan perasaanku", terdengar nada marah di seberang.

Yudhis sadar, semenjak peristiwa Bella, dia jarang bertemu dengan Ratna. Wajar jika perempuan itu uring-uringan karena merasa terabaikan.

"Helloooo...dan  sekarang di telepon pun kamu juga mengabaikan aku kan ?"

Yudhis tersentak kemudian tersenyum karena Ratna sewot.

"Oke .. sebagai permintaan maafku, kita makan siang nanti ?", Yudhis membujuk perempuannya.

"Kamu merayuku ?"

Yudhis tersenyum, sesuatu yang tak pernah dilakukannya lagi semala beberapa minggu ini. Kasus Bella benar-benar menguras energinya.

"Aku hanya ingin meminta maaf karena telah mengabaikanmu"

"Baiklah ... kamu selalu tahu cara meluluhkan marahku"

Yudhis tergelak.

"Jangan biarkan wajah cantikmu hilang karena marah"

Di seberang, Ratna menggerutu dengan rayuan Yudhisyang menyebalkan. Dan lihatlah, Ratna menjadi sangat berbunga-bunga hanya dengan rayuan Yudhis yang memang belum tentu setahun sekali terucap.

"Jadi jam berapa aku bisa menjemputmu ke kampus ?"

"Sebelum makan siang jadwalku mengajar sudah habis"

"Oke, Nona ... saya akan tiba sebelum Anda sempat menunggu", Yudhis menggoda.


* * * *

LOVE AT MILLION SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang