Bagian 15: GALLERIA CAKE

5 1 0
                                    

Pagi harinya beberapa dari mereka badannya terasa sakit akibat posisi tidur yang tidak benar. Arsen dan Tedi tidur di sofa yang berada di kamar Arsen. Kelvin dan Cakra tidur di lantai yang hanya beralaskan karpet. Sementara Nendi dan Jaya menguasai kamar Arsen dengan tidur di atas tempat tidur Arsen.

"Nyenyak banget gue tidurnya," ucap Nendi dengan bersandar di kepala tempat tidur.

"Gue juga enak banget tidurnya," timpal Jaya sambil merenggangkan otot-ototnya.

Arsen mengambil bantal sofa di sebelahnya lalu melemparkan ke wajah Nendi dan Jaya. "Pergi dari rumah gue, lo berdua."

"Badan gue pegel banget anjir!" umpat Kelvin ketika bangun dari tidurnya.

"Mana semalem dingin banget," balas Cakra lalu mengambil selimut di kaki Jaya.

"Anak titisan demit lo ya!" tunjuk Kelvin pada Nendi dan Jaya.

"Ya salah siapa nggak ikutan naik ke tempat tidur. Malah pada ngeper di lantai sama sofa. Bukan salah gue lah." Jawab Nendi.

"Kurang ajar lo!!" teriak Arsen geram.

"SELAMAT PAGI ANAK-ANAK BUNDA!!" sapa bunda Olive memasuki kamar Arsen.

"Pagi juga, Bund," balas Tedi.

"Prikitiuwww, selamat pagi juga Bunda cantik," balas Jaya.

"Eits, kok anak Bunda yang satu ini pagi-pagi mukanya masam banget? Kakak kenapa?" tanya bunda Olive pada Arsen yang duduk di sofa.

"Ngambek sama aku, Bund. Gara-gara dia tidur di sofa," jawab Nendi.

"Hah? Padahal di bawah ada kamar tamu yang kosong kenapa kalian pada nggak bagi dua aja? Ini pada tidur dilantai sama sofa gini?"

"Jaya sama Nendi yang tidur dikasur," jawab Cakra.

"Tapi nggak ada yang masuk angin kan?"

"Enggak Bunda kita kan strong." Balas Kelvin.

"Ya sudah. Turun ke bawah, yuk! Kita sarapan sama-sama. Tadi Bunda udah masak banyak buat kalian semua,"

"Asik. Meluncur!!" jawab Nendi lalu turun terlebih dahulu.

Dimeja makan semuanya makan dengan tenang. Namun, hanya beberapa saat sebelum akhirnya terjadi perkelahian antara Kelvin dan Nendi.

"Ayam buat gue anjir!"

"Nggak ya, Vin. Itu buat gue!"

"Udah gede minimal punya malu," kata Tedi.

"Tau tuh. Bagi sama rata aja mendingan," jawab Jaya.

"Lo tulangnya." Jawab Nendi.

"Temen-temen lo pada sinting ya, Cak?" tanya Arsen pada Cakra yang duduk di samping kanannya.

"Temen lo juga oon!"

"Bisa stress muda gue punya temen modelan begini." Jawab Arsen pasrah. Kepalanya pening karena sudah ada yang mengacaukan paginya.

Setelah selesai sarapan teman-teman Arsen memutuskan untuk pulang. Awalnya mereka berniat untuk pulang waktu siang, tapi Arsen mengusirnya. Bunda Olive yang melihat wajah jengkel putranya pun meminta teman-teman Arsen untuk pulang dulu nanti baru main lagi.

"Kamu kenapa cemberut terus, Kak?" tanya bunda Olive pada Arsen.

"Males banget sama mereka tau, Bund. Rusuh banget kalau main ke rumah. Bikin repot Bunda juga kan harus siapin makan ini itu," jelas Arsen.

"Tidak merepotkan Bunda sama sekali kok, Sayang. Bunda malah seneng ada mereka. Rumah jadi ramai nggak sepi banget. Kamu juga jadi ada temennya. Teman-teman yang kaya gitu itu harus dipertahankan. Nanti kalau mau pisah baru kerasa sedihnya. Kalau sekarang belum." Jawab bunda Olive lalu mengusap punggung Arsen.

My Soul, KaramelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang