06# Bertemu Pangeran.

83 6 0
                                    

🌻🌻🌻

Rasa sakit itu harusnya dikeluarkan
Bukan untuk dipendam.
Senyum itu harusnya tulus dari hati, bukan palsu hanya karena keadaan yang tak selurus jalan tol.

🌻🌻🌻

.
.
.
.

Sinar mentari begitu sangat menyilau suasana sekitaran jalan begitu sangat ramai. kendaraan roda dua serta roda empat bahkan ada juga roda enam truk besar pastinya, terlihat sedari pagi sudah berlalu lalang di sertai suara bising. jalan raya kini bisa terlihat dari balik jendela berukuran cukup besar Cafe The Rose.

Masi sangat pagi untuk Kiya dan kak Reyhan menunggu pelanggan yang tak kunjung datang. di saat inilah Kiya akan mengambil waktu menampilkan bakat terpendamnya yang tak lain menari dengan begitu lincah di sertai lagu Love Shot EXO hingga berganti lagu Hello Future NCT Dream. keringat yang sudah begitu banyak tidak akan jadi alasan untuk seorang anak perempuan berambut pendek sebahu dengan Hoodie hitam celana jeans panjang yang tak lain anak dari ustadz Ahmad alias Kiya Kirana untuk berhenti menari. yang padahal gerakannya hanya asal asalan saja.

Itu sudah menjadi pemandangan biasa untuk kak Reyhan. agak-agaknya kak Reyhan sedikit tertekan akan prilaku karyawannya ini. Bayangkan saja, Kiya baru saja datang ia langsung bergerak begitu cepat membersih-bersikan Cafe, lalu di lanjutkan dengan gerakan tarian asal-asalan.

Waaahh Kiya? Lu robot apa manusia Shi?!

"Dek! Masi pagi, Loh? Nggak capek? Itu keringatnya dah banyak bangat!"
Teguran kak Reyhan disertai menggeleng-gelengkan kepala tak habis pikir.

yang terlihat dari ekspresi kak Reyhan sepertinya ia ingin mengatakan kok bisa-bisanya karyawan saya super duper aktif bangat.

" Iya kak ini udah nggak sanggup la..."

Brukk.

Kiya terjatuh pingsan.

Kak Reyhan yang melihat Kiya jatuh tersentak dibawa lantai dengan sigap mengangkat Kiya berlari kecil dan meletakkan anak perempuan itu diatas sofa ruang pribadinya. Aroma minyak kayu putih sangat menyengat, kulit wajah Kiya terasa panas akibat banyaknya minyak kayu putih yang dituangkan kak Reyhan pada wajah Kiya.

"Aku kenapa kak?" Tanya Kiya setengah sadarnya.

"Kamu pingsan dek, mau Kakak antar ke rumah sakit?" Tawaran kak Reyhan mengkhawatirkan karyawannya itu.

"T--tapi Cafe gi mana kak?" Jawab Kiya lemas.

"Udah nggak apapa! Kita tutup sementara dulu. Yang penting kamu periksa dulu?"

Kiya mengiyakan tawaran kak Reyhan sebab kepala Kiya begitu sangat sakit, pandangannya terlihat samar-samar. Sesekali Kiya mengeluarkan darah pada hidungnya. Membuat kak Reyhan semakin panik.

Untungnya Cafe The Rose tidak begitu jauh dari rumah sakit.

Kak Reyhan dan Kiya kini duduk di ruang tunggu menunggu panggilan bernama Kiya Kirana.

Namun dari banyaknya orang-orang yang berada disana terlihat satu lelaki mencurigakan duduk bagian kiri tak jau dari Kiya hanya melewati empat kursi saja sudah bisa menemuinya, lelaki itu sedari tadi mencuri-curi pandang pada Kiya.

Tak mau kalah Kali ini Kiya menciduknya. seketika Kiya membesarkan bola matanya membuat raut wajah yang terlihat sangat aneh, bukan aneh tapi lucu bagi lelaki itu. Lelaki yang Kiya sendiri tak mengenalnya tertawa kecil dengan sedikit menunduk malu.

Tinta Hitam Kiya Kirana ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang