3. Perkenalan

48 9 0
                                    

Dengan wajah merah padam karna menahan amarah Lesti pun berkata..

"Kamu pikir melupakan orang yang sudah bertahun-tahun berada disamping kita, semudah membalikan telapak tangan apa?"tanya Lesti dengan senyum mengejeknya.

"Dan kamu gak tahukan bagaimana rasanya menjadi aku?"tanya Lesti kembali masih dengan tampang wajah menahan emosinya.

"Mengikhlaskan bukan berarti kita melupakannya. Kita cukup mengenang kebaikan yang pernah dia berikan kepada kita tanpa harus kamu melakukan hal yang merugikan diri kamu sendiri.
Kamu pikir dia akan bahagia melihat kamu menyakiti diri kamu sendiri?"tanya Faul santai sambil cek kesehatannya Lesti.

"Yang ada dia itu sedih apalagi kamu melakukan ini semua karna demi bisa bersama dia yang sudah tenang disana, tanpa kamu pikirin bagaimana perasaan keluarga kamu jikalau sampai kamu pergi.."kata Faul kembali, yang membuat Lesti bungkam seribu bahasa karna perkataan Faul ada benarnya juga.

"Dan keadaan ini pernah saya alami ketika saya harus kehilangan orang yang selalu ada untuk saya disepanjang umur saya secara bersamaan.."kata Faul yang tanpa sadar sudah meneteskan air matanya.

"Dokter.."kata bunda Inul dan mamah Iis khawatir.

"Mereka adalah kedua orang tua saya.. "kata Faul yang buru-buru menghapus air matanya.

"Ya ampun kenapa saya jadi ikutan melankonis begini sih?? Udah ah intinya sekarang kamu sudah baik-baik saja dan kamu bisa tinggal untuk pemulihan dari efek samping obat yang kamu konsumsi tadi.
Kalau begitu saya permisi dulu ya, mari bu.. tante Iis.."kata Faul izin undur diri yang membuat bunda Inul sama mamah iis gak enak hati.

Ketika Faul hendak membuka pintu. 

"Dokter.. " panggil Lesti yang membuat Faul berhenti membuka pintu.

"Saya minta maaf atas ucapan saya tadi, saya tidak bermaksud untuk menyinggung masa lalu dokter saya hanya.."kata Lesti menyesal dan merasa bersalah banget kepada Faul.

"Gak papa kamu jangan merasa bersalah begitu, mungkin orang tua saya ingin kembali dikenang sama anak semata wayangnya.."kata Faul dengan memberikan senyum manisnya.

"Oh iya nama dokter siapa?? Kalau nama saya Lesti dokter.. "kata Lesti memulai perkenalan sebagai tanda rasa bersalahnya.

"Nama saya Faul tetangga baru rumah kamu sekaligus dokter cinta kamu.."kata Faul sedikit bercanda diakhir yang membuat ketiga perempuan berbeda usia itu terkejutnya bukan main.

"Bercanda.. Jangan diambil hati begitu.. "kata Faul cepat biar tidak salah paham.

"Seriusan juga gak papa kok dok.."kata bunda Inul sama mamah Iis serempak.

Faul pun hanya bisa mengelengkan kepalanya sambil membuka pintu dan akhirnya keluar dari kamar inapnya Lesti.

Bukan Salah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang