8. Salah Paham

35 8 1
                                    

Mohon maaf sedikit lama update, karna anak jagoan kecil aku tiba-tiba sakit ya gara-gara ketularan batuk pilek dari mamanya juga sih 😷😷, tapi alhamdulillah kami berdua udah sembuh kembali..

Lesti pun langsung menghampiri manager restorannya yaitu Rara, guna menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ini sebenarnya ada apa sih Ra? Kok bisa ada pelanggan yang marah-marah gak jelas kaya gitu?"tanya Lesti kepada Rara setelah keduanya sudah ada diruangannya Lesti.

"Gini mbak tadi ada pelanggan yang memesan seribu nasi box untuk jam 4 sore hari ini, tapi kita kan gak bisa melakukan pemesanan secara mendadak mbak...!!
Kalau pun kita memaksakan diri juga pesanannya gak bakalan nyampe seribu box, paling enggak mungkin sekitar tiga ratusan mbak."kata Rara menjelaskan duduk permasalahannya bagaimana.

"Terus apa kamu sudah menjelaskannya langsung kepada pelanggan tersebut?"tanya Lesti kembali.

"Sudah mbak tapi katanya beliau udah pesen jauh-jauh hari sama mbak, mangkannya beliau kecewa karna mbak gak bisa menepati janji ketika sudah tiba waktunya.."kata Rara lagi yang langsung membuat Lesti bingung.

Lesti pun langsung melihat buku catatannya takut ada yang terlewat pesanan pelanggannya, akan tetapi dibuku catatannya tidak ada pemesanan untuk seribu box.

"Tapi ini beneran gak ada loh Ra untuk pesanan seribu box."kata Lesti yang seketika mendadak pusing.

Ditempat lain...

"Assalamualaikum pak ustad, maaf nih lama menunggu.."kata Faul ke temennya yang sudah datang dan menunggunya.

"Walaikum salam...  Ah Dr. Faul bisa aja, panggil Fildan seperti biasanya aja dok.."kata temannya itu yang ternyata bernama Fildan.

"Ok.. Kalau gitu jangan panggil dokter juga dong, tapi Faul aja seperti biasanya juga.."kata Faul yang tidak terima juga.

"Ok.. Ok..!! Eh ngomong-ngomong gimana dengan perempuan yang sering kamu ceritain itu ul?? Apa kamu udah berhasil melamarnya?"tanya Fildan mengalihkan pembicaraan.

"Alhamdulillah dia sudah jadi pacar aku sekarang Dan.."jawab Faul yang langsung membuat Fildan beristigfar.

"Aku belum selesai berbicara pak ustad.. Menjadikannya pacar aja aku butuh waktu yang sangat lama Dan, apalagi tiba-tiba aku melamarnya.. Yang ada dia semakin jauh aja sama aku Dan, tapi insya Allah dalam waktu dekat aku emang udah ada niatan untuk melamarnya sih.."kata Faul lagi yang membuat Fildan sedikit lega.

"Alhamdulillah.. Sudah seharusnya seperti itu ul, yang dibutuhkan perempuan itu keseriusannya bukan janji-janji manisnya."kata Fildan tidak lupa dengan senyum manisnya.

"Iya siap pak ustad..!! Ngomong-ngomong kok kamu masih bisa santai gini sih Dan, katanya ada santunan anak yatim nanti sore?"tanya Faul yang baru ingat kalau kedatangan Fildan kejakarta itu untuk santunan anak yatim yang diselenggarakan sama pesantren temennya tersebut.

"Nah itu dia aku sedang pusing sekarang, restoran yang direkomendasikan sama temen aku itu tidak menepati janjinya.
Masa pas aku menanyakan tentang pesanan aku itu meraka pada kaget dan bingung terus katanya gak bisa pesan dadakan harus pesan jauh-jauh hari, ya otomatis aku kecewa berat dong sama mereka. Mangkannya sekarang aku bingung harus pesan kemana lagi disaat waktunya udah mepet kaya gini, dibatalin juga gak bisa soalnya udah dijadwalkan dari awal-awal..!!"kata Fildan menjelaskan permasalahannya sama Faul.

"Maaf Dan sebelumnya apa yang ngatur pemesanan kerestorannya kamu sendiri apa orang lain?? Ya siapa tahu aja justru orang kepercayaan kamu itu lupa atau gimana gitu.."kata Faul yang membuat  Fildan beristigfar kembali.
Fildan pun langsung izin untuk menelpon untuk menanyakan perihal pemesanan kepada teman yang mengaturnya tersebut.

"Bagaimana katanya?"tanya Faul setelah melihat Fildan selesai menelpon.

"Astagfirullah ul, aku telah berdosa besar karna udah menuduh orang tidak menepati janji.. Justru malah sahabatku itu lupa untuk mengkonfirmasikan pesanan untuk hari ini.."kata Fildan yang tidak pernah berhenti untuk beristigfar karna merasa bersalah.

"Tuhkan aku bilang juga apa dan, terus pada akhirnya bagaimana??"tanya Faul lagi.

"Katanya sih dia mau coba membujuk yang punya restorannya, ya siapa tahu masih bisakan..!!"jawab Fildan menjelaskan pembicaraannya tadi.

"Oh.. Gitu?? Sebentar kebetulan pacarku itu punya bisnis restoran juga, ya siapa tahukan dia bisa bantu.."kata Faul yang langsung coba menghubungi Lesti, tetapi sayangnya Lesti sibuk terus dihubunginya.

"Bagaimana..??"tanya Fildan harap-harap cemas, karna sahabatnya juga belum menghubunginya kembali.

"Sibuk terus dihubunginya dan.."kata Faul yang terus menerus menghubungi nomer Lesti.

Tetapi setelah lama mencoba nomer Lesti malah sulit dihubungi, berdering sih tapi tidak diangkat sama yang punya handphonenya.

"Sekarang malah susah dihubunginya dan.."kata Faul yang pada akhirnya menyerah juga untuk menghubungi nomer Lesti.

"Ya udah gak papa mungkin dia juga sedang sibuk. Lagian sahabatku juga udah mengkonfirmasi katanya restoran yang direkomenin itu cuma bisa bikin 300 box aja, tapi katanya insya Allah 700 box sisanya pemilik restoran itu bakalan minta tolong ke restoran temennya juga.."kata Fildan sedikit lega karna masalah ketring sudah bisa diatasinya.

"Alhamdulillah.. Sekarang tinggal menunggu acaranya aja ya pak ustad.."kata Faul ikut senang juga.

"Iya pak dokter.."kata Fildan yang setelahnya diketawain keduanya.

Bukan Salah TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang