Hallo everyone!!
Balik lagi sama imaa, maaf bangett yaa kemarin gak bisa update... Udah berusaha sempetin tapi ternyata ga bisa, lagi sibuk banget ada acara event.. ini pun cepet cepet friend!!
Soo, have fun yaa friend.🍭
•••
"Tau lah terserah!!!" Elbani memeluk guling dengan posisi memunggungi Deva.
Sepulang dari markas Elbani terus mendiami Deva, tidak merespon semua yang Deva ucapkan atau lakukan. Deva juga merasa bersalah, apalagi ketika melihat Elbani di belakang pintu dengan wajah sangat datar memperhatikan dirinya dan Edgar yang sedang berbincang.
Tiba-tiba Deva memeluk Elbani dari belakang. "Maaf, Edgar kan temen kamu, masa cemburu??"
Elbani mengilat hebat kala tangan mulus Deva melingkar di perutnya, apalagi ucapan kata 'kamu' yang membuat pipinya memanas. Elbani menyembunyikan senyumannya di sela-sela guling yang ia peluk.
Deva semakin mengeratkan pelukannya, "Jangan marah, aku cuma ngobrol sebentar sama Edgar. Dia temen kamu loh Ban!!" ucap Deva terdengar lirih karena dia menyembunyikan wajahnya di punggung Elbani.
Entah sadar atau tidak Deva telah merubah sapaannya dengan Elbani yang semula 'lo-gue' menjadi 'aku-kamu'.
Ingin sekali Elbani berbalik badan dan langsung memeluk erat dan mengecup pipi juga kening Deva. Tetapi ia tahan karena masih ingin merasakan pelukan nyaman dari Deva.
Elbani semakin nyaman, namun ternyata punggungnya terasa basah dan tak lama terdengar suara isakan.
"M-maaf, Deva gak bisa didiemin gini, Deva tadi cuma ngobrol sama Edgar gak ngapa-ngapain." ucapan itu terdengar di sela-sela isakan Deva.
Elbani lalu mengangkat kepalanya, dilihatnya punggung Deva yang bergetar. Langsung Elbani meraih tangan Deva yang melingkar di perutnya, melepaskan perlahan membuat Deva langsung mendongak.
"Jangan nangis, nanti jelek!!" kata Elbani, menghapus air mata yang keluar dari mata indah Deva.
"Kamu marah?" tanya Deva. Bukannya menjawab Elbani malah menatap mata Deva yang berada di sampingnya.
"Maaf, tadi Deva cuman ngob-" ucapan Deva tertahan ketika bibir Elbani berhasil mendarat di bibir mungilnya.
Tak hanya kecupan, Elbani sedikit bermain di sana. Lumatan-lumatan kecil ia lakukan, Deva tampak belum merespon. Lalu Elbani mengigit bibir bawah Deva sedikit membuat Deva membuka bibirnya. Elbani makin leluasa di sana, bahkan sesekali Deva membalas perlakuan Elbani.
Deva memukul dada Elbani ketika nafasnya mulai habis, Deva menarik nafas ketika Elbani melepaskan ciuman mereka.
Elbani mengusap bibir Deva yang sedikit membengkak karena ulahnya. "Maaf.." katanya lalu mendaratkan kecupan lagi di bibir Deva, hanya kecupan.
"Kamu marah?" pertanyaan itu keluar lagi dari Deva.
Deva memang tipikal orang yang belum berhenti bertanya, jika belum mendapatkan jawaban yang signifikan.
Elbani menggeleng, "Tapi kok kamu diemin Deva si Ban!!" sahut Deva cepat.
Sebelum menjawab pertanyaan Deva Elbani lebih dulu terkekeh, dengan sedikit keraguan Elbani berbicara. "Aku gak marah, cuma cemburu aja!!"
Bagaikan tersadar dari lamunan ketika mendengar ucapan Elbani, mulut Deva seakan berbicara namun tidak bersuara. "A-aku?"
Mulut Deva terbuka lebar lalu menutupi wajahnya dengan bantal ketika menyadari bahwa dia pertama yang memulai menganti sapaan dengan Elbani.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELDEV [✔]
Novela Juvenil"𝗛𝗮𝗺𝗽𝗶𝗿 𝗯𝗲𝗿𝗽𝗶𝘀𝗮𝗵, 𝗻𝗮𝗺𝘂𝗻 𝘁𝗮𝗸𝗱𝗶𝗿 𝗸𝗲𝗺𝗯𝗮𝗹𝗶 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗮𝘁𝘂𝗸𝗮𝗻" Elbani Putra Pradipta dan Adeeva Kirania. Tidak ada hubungan sepesial antara keduanya. Hanya teman satu angkatan yang setiap hari meributkan berbagai hal. B...