Pesaing, huh?

603 46 5
                                    

"Kakak sepupuku juga bersekolah di tempat yang sama dengan kalian"

Kalimat itu terus berputar di kepala Sasuke. Pada awalnya dia tidak terlalu memikirkan ucapan terakhir yang Hinata katakan disaat perpisahan mereka. Ia tidak pernah memperdulikan, juga tidak pernah menganggap serius kalimat itu. Dan pada akhirnya dia menyesal. Kenapa Sasuke bisa lupa akan hal itu. Ia lupa jika di sini pun ada rintangan dalam perjuangan cintanya.

"Naruto, ayo kita kembali" Sasuke dengan tidak sabar membujuk Naruto. Ia bahkan menarik-narik lengan sahabatnya itu untuk pergi, secepatnya dari tempat mereka berdiri.

"Sebentar Sasuke"

Sasuke mengamati serius gelagat aneh Naruto. Ia sedikit curiga. Benaknya bertanya-tanya, apa yang sedang Naruto tunggu? Sejak tadi siswa lain mulai meninggalkan aula. Tapi manusia di sampingnya ini terus saja beralasan agar lebih lama tinggal di sini.

Dan, ada apa dengan wajah sumringah itu?

"Oniisan!"

Naruto melambaikan kedua tangannya. Mencoba menarik atensi seseorang yang sedang berjalan di depan podium aula. Ketua OSIS, Nejilah yang coba Naruto panggil. Neji yang mendengar panggilan Naruto pun menuju ke arah pemuda pirang itu.

Wajah Sasuke tiba-tiba muram. Firasatnya tadi merasa tidak enak. Dan ternyata benar, inilah penyebabnya.

"Ah, Naruto" Neji berhenti di depan Naruto. "Lama tidak bertemu" Dengan lembut, ia mengelus pucuk kepala Naruto.

Sasuke menatap tajam perilaku tangan Neji. Hanya Sasuke yang boleh menyentuh pucuk kepala Naruto. Rasanya ia ingin segera memotong tangan nakal itu.

"Benar juga" Wajah Naruto sedikit memerah. "Neji niisan. Aku-, Sasuke! Apa yang kau lakukan?"

"Ha?" Sasuke menampakkan raut wajah polos.

"Kenapa kau terus menerus mengelus kepalaku? Rambutku jadi berantakan!" Naruto mempoutkan bibirnya. Ia menyisir rambutnya dengan jari-jari tangan, mencoba merapikannya.

"Itu, ada kotoran di rambutmu" Sasuke ikut kesal, namun ia menyembunyikannya. Padahalkan ia hanya ingin menghapus sentuhan Neji di kepemilikannya.

Neji menoleh penasaran ke arah Sasuke. Salah satu sudut bibirnya terangkat ke atas.

"Uchiha Sasuke, bukan?"

"Iya, Senpai" Sasuke membungkukan badannya sopan.

"Niisan kenal Sasuke? Bagaimana bisa?" Tanya Naruto membulatkan matannya.

"Ah itu karena.. "

Neji bingung bagaimana caranya menjelaskan. Sebenarnya dia tau tentang Sasuke, karena Hinata sering menceritakan persahabatan antara Naruto dan Sasuke. Hinata sangat bersemangat bercerita saat itu. Bahkan Hinata juga mengatakan bahwa adik sepupunya itu bersaing dengan Sasuke untuk memperebutkan Naruto.

"Karena, Sasuke akan menjadi anggota OSIS" Ucap Neji spontan.

"Senpai!?"

Sasuke terkejut bukan kepalang. Ia tidak terima dengan apa yang diucapkan Neji. Memang saat masa orientasi, ia sering direkomendasikan oleh para senior menjadi anggota organisasi kesiswaan. Namun ia belum mengatakan setuju, bukan?

"Jangan terburu-buru, Sasuke. Pikirkan dengan bijak"

"Tapi-"

"Oh iya Naruto. Kau ingin masuk klub apa?"

Sasuke berdecak kesal karena Neji memotong pembicaraannya. Bahkan juga mengalihkan topik. Bagaimana bisa, Neji sangat ahli dalam memutar kata-kata. Dia memang cocok dipilih menjadi ketua OSIS.

BFF [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang