Rencana kejutan dari Naruto

327 27 2
                                    

"Lupakan rencana kejutan, aku hanya akan memberikannya secara langsung."

Naruto tidak pandai berbasa-basi. Kepribadiannya lebih ke apa adanya. Mengatakan secara langsung, itu yang dia bisa. Yang terpenting, dia bisa memberikannya. Dia berhasil dengan kadonya. Dan sisanya, Naruto tidak peduli dengan semuanya.

"Kibaa~" rengeknya. "Tolong antar aku."

"Kemana?" ucapnya dengan masih fokus ke bukunya.

"Aku ingin beli barang mahal."

Buk

Kiba menutup keras bukunya, ketika Naruto menyelesaikan kalimatnya. Ia menatap Naruto dalam. "Naruto, kau menang lotre?"

"Sembarangan!" decaknya.

Kiba tertawa tanpa dosa. "Lagipula, kau kan miskin. Selalu mengeluh tentang uang juga makanan. Tidak mungkin kau punya banyak uang. "

"Itu karena aku menabung," sanggah Naruto. "Lagipula, ini untuk ulang tahun Sasuke."

"Ah, aku mengerti."

Seperti sudah paham dengan situasi, kedua pemuda itu pergi keluar kelas. Duduk di persimpangan jalan yang sepi dari siswa lainnya. Mendiskusikan masalah yang dihadapi salah satu remaja di sana.

"Aku bingung mau memberikan apa. Bagaimana menurutmu?"

"Sebenarnya, aku hanya perlu te***ng di depan kekasihku. Tapi jika untukmu, sebuah PS5 sudah sangat luar biasa."

"Tapi dia sudah punya."

"Oh, begitu." Kiba kembali berfikir. "Ponsel-"

"Dia punya yang edisi terbatas."

"Um, susah juga. Kalau begitu bagaimana dengan figur mainan?"

"Dia tidak menyukai hal seperti itu."

"Sepatu?"

"Sangat banyak."

"Buku?"

"Dia punya perpustakaan."

"Kalau begitu motor."

"Kau pikir aku sekaya itu?"

"Ah! Aku menyerah," bentaknya dengan berdiri. "Kau pikir saja sendiri!"

"Ki-kiba." Panggil Naruto ketika temannya itu meninggalkannya.

• BFF •

"Bukankah lebih baik jika kado itu dari hati?" Ucap Gaara kalem.

Sebenarnya, setelah Kiba meninggalkan Naruto, pemuda itu masih berada di posisinya. Duduk berjongkok, bermain dengan serangga. Hingga dia dikejutkan pelukan dari Sai di punggungnya. Sampai-sampai mereka tersungkur ke tanah.

Naruto yang merasakan sakit di area wajahnya, memaki Sai dengan tidak elitnya. Sedangkan yang di maki, terus saja tersenyum dengan polosnya. Hingga keributan itu terdengar sampai di kelas sebelah. Kelas 1B keluar melihatnya. Untung saja salah satunya memisahkan mereka berdua. Gaara mengajak Naruto menyingkir dari tempatnya. Dan sampailah mereka di kantin sekolah.

"Itu lebih berarti daripada kado berupa barang saja."

Naruto mengangguk mendengarkan pendapat Gaara. "Sebenarnya, ini kado untuk Sasuke. Gaara, tolong jangan cerita ke siapapun!"

"Ah, jadi begitu." Gaara membuang muka. "Uh, Naruto. Aku harus pergi sekarang."

"Oh, baiklah." Naruto melambai kepada Gaara yang pergi dengan cepatnya.

"Apa makanan saja ya?" Idenya yang datang tiba-tiba.

Puk

"Oi, Naruto!"

BFF [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang