Mulai sibuk

390 39 10
                                    

~ShikaKiba Sidestory~

Malam yang gelap tidak menyurutkan kegiatan orang-orang mencari kebutuhan. Hujan mengguyur deras, menyisahkan genangan licin di setiap trotoar. Kesunyian malam itu tidak dapat didengar tatkala tetesan air hujan sangat berisik seperti genderang perang. Bahkan, bintang pun tidak menampakkan diri, bersembunyi mencari kehangatan dari dinginnya malam ini.

Tap tap

Seorang pemuda berlari menyelamatkan diri. Tas belanjannya basah, begitu pula tubuhnya. Dia tidak memiliki pilihan lain. Hujan memang selalu menyulitkan, hingga ia harus menerobos hantaman air untuk kembali ke tempat asalnya.

Langkah demi langkah, akhirnya ia sampai di tempat teraman.

Pemuda itu segera berteduh. Menaiki tangga menuju apartemen miliknya. Tetesan air dari bajunya tidak luput menjadi jejak perjalanannya. Hingga hampir sampai di depan pintu, langkahnya terhenti. Dia melihat pemuda lain yang nasibnya tak jauh sepertinya.

Tidak! Keadaan pemuda kecil itu lebih parah daripada dirinya. Seluruh tubuh kecilnya basah. Ia berjongkok di bawah lampu redup dengan mengigil kedinginan.

"Kiba!"

Pemuda yang sedang berjongkok itu mendongak. Menatap lurus orang di depannya.

"Shikamaru, kau sudah datang?"

Pandangan mereka terkunci. Sedikit demi sedikit, perasaan hangat merambat di hati keduannya. Mengalahkan rasa dingin pada saat itu.

Kiba berdiri, "Selamat datang" Ia mencoba tersenyum meski bibirnya beku karena dingin.

"Kenapa kau tidak langsung masuk!" Bentak Shikamaru. Dia jarang menggunakan nada tingginya saat berbicara. Namun melihat keadaan Kiba yang seperti ini, membuatnya merasa sangat kesal. Ia marah kepada dirinya sendiri.

Shikamaru segera membawa Kiba masuk. Menuntunnya mengganti pakaian, hingga menyiapkan coklat panas kesukaan Kiba.

"Merasa lebih baik?" Shikamaru menatap cemas Kiba.

Kiba mengangguk. Ia menyeruput coklat panasnya perlahan.

"Kiba. Kau terlihat pucat"

"Ha?" Kiba menoleh.

Shikamaru meletakkan telapak tangannya di dahi Kiba. Benar saja, suhu tubuh Kiba terasa panas.

Kiba menangkup tepakan tangan Shikamaru di dahinya. Menurunkannya hingga tangan Shikamaru sekarang berada di pipi cubbynya.

"Tanganmu terasa sangat dingin" Kiba menutup matanya.

"Kiba, jangan main -main!" Shikamaru melepaskan gengamannya. "Aku akan mengambil obat demam"

Grep

"Jangan pergi, kumohon!" Rengeknya.

"Kiba, aku hanya mengambil obat"

Bukannya menurut, Kiba malah semakin mengeratkan pelukannya.

"Jangan pergi! Tetaplah bersamaku. Sekarang ataupun nanti"

BFF [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang