Anak yang terlupakan

332 30 3
                                    

Para peserta tengah menikmati makan siang yang telah disediakan. Duduk di bangku berputar, terletak di tengah-tengah lapangan. Naruto berdiri, setelah makanannya habis tidak tersisa. Begitupun peserta lainnya, membiarkan para pekerja membersihkan piring-piring kotor mereka. Mencuci tangan di aliran air yang ada, Naruto pergi ke arah tendanya. Di baris kedua, dekat dengan gerbang masuk area perkemahan.

"Sasuke, kau tidak makan?" tanyanya kepada Sasuke yang sedang menata barang-barang.

"Tidak usah!" ucapnya tanpa menoleh.

"Kau ini kenapa?" Naruto menyerngit. "Dari tadi, kau seperti sedang marah. Sangat menyebalkan!"

Sasuke terkejut, menoleh cepat ke arah Naruto. "Tidak! Aku tidak marah. Sungguh!"

Naruto mendecih. Dengan segera menjauh dari tenda.

"Naruto! Aku tidak marah. Percaya kepadaku. Aku-"

Sasuke menghela nafas berat. Menatap Naruto yang berusaha mengacuhkannya. Dengan lesu, ia keluar dari tenda. Menyusul Naruto yang sudah berbaris karena aba-aba.

"Ku pikir kau tidak mau berbaris juga," ucap Naruto sarkas.

Sasuke hanya tersenyum saja.

"Halo semua peserta. Apa kalian mendengarku?" Utakata berbicara di atas bangku seadanya. Kemudian mengambil speaker yang disodorkan untuknya. "Cek cek. Baiklah, apa semua sudah berkumpul?"

"SUDAH!"

Utakata mengacungkan jempolnya. "Karena semua sudah berkumpul, kami akan menjelaskan acara yang akan kita lakukan selanjutnya. Dini hari besok, diharapkan para peserta berkumpul untuk kegiatan yang sudah kami siapkan."

Kegaduhan terdengar di mana-mana. Banyak yang mengeluh, banyak pula yang bertanya-tanya. Begitupun Naruto yang kesal dengan jadwal pagi itu.

"Harap tenang!" Utakata mengangkat tinggi tangannya. "Kalian mengikuti pariwisata ini untuk bersenang-senang, bukan? Untuk menikmati suasana tenang, bukan? Karena itu, setiap kegiatan yang kami adakan, tidak wajib diikuti setiap peserta. Jika berminat, kalian dapat mengikutinya. Dan jika tidak, bilang kepada kami. Kami sama sekali tidak merasa keberatan. Jadi, ada lagi pertanyaan?"

Seorang wanita mengangkat tangannya. "Lalu, apa yang kita lakukan untuk hari ini?"

"Um, untuk hari ini kalian bisa istirahat. Dan jika bosan, kalian bisa berkenalan dengan peserta lainnya. Atau... " Utakata menekankan ucapannya. "Kalian bisa berkeliling di sekitar area perkemahan. Bilang kepada kami, dan kami akan siap menemani setiap perjalanan."

Setelah pengumuman selesai diberikan, semua peserta bubar dari barisan. Naruto pun bersiap-siap meninggalkan tempatnya, sebelum tarikan pelan ia rasakan di jaket denimnya.

"Mau kemana?"

"Berkenalan dengan peserta lainnya."

"Lalu, aku?"

Naruto menghela nafas lelah. "Sasuke. Di sini ada lebih dari 200 orang. Carilah teman! Jangan menggangguku!"

"Nnar-"

Naruto melepaskan pegangan Sasuke di jaketnya. Meninggalkan pemuda itu, yang terlihat bingung dengan tingkahnya. Sasuke yang ditinggalkan begitu saja, menatap was-was ke arah sekitarnya. Mendapati beberapa gadis, yang siap untuk mendekatinya. Lantas dengan sigap, dia segera kembali ke tendanya.

Sedangkan itu, Naruto berjalan dengan santai memutari area perkemahan. Menyapa para lansia, bermain-main dengan bayi yang ditemukannya. Sampai orang yang tidak asing tertangkap iris matanya. Langkahnya kian melambat, mulai bersiap berbalik arah menghindari pemuda di sana.

BFF [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang