Rahasia yang disembunyikan

752 55 19
                                    

"Naruto, apa kau masih marah kepadaku?"

"Tidak"

"Jadi benar, kau marah"

Sasuke tidak menyerah mengejar Naruto yang berjalan cepat di koridor. Dia tau jika Naruto mencoba menghindarinya, lagi.

"Ku bilang tidak, Sasuke!"

"Naruto"

Sasuke merentangkan kedua tangannya, memblokade jalan Naruto. Setelah berhasil menghentikan langkah Naruto, ia pun menurunkan kedua lengannya.

"Naruto, aku melakukan semua itu karena aku menyayangimu. Jadi maafkan aku"

Naruto merinding disko mendengar kalimat dari Sasuke. Ia jadi teringat tentang percakapannya dengan Tenten dan Ino tempo hari. Cerita Sasuke yang menyukai teman masa kecilnya.

Dasar gosip sialan!!

"Naruto" Sasuke menggengam kedua tangan Naruto. Merengek seperti anak anjing. Untung saja koridor sekarang agak sepi. Jadi tidak akan ada gosip yang mengatakan pangeran dingin SHS berubah menggemaskan.

"Aku sudah memaafkanmu, Sasuke"
Naruto menatap Sasuke, tak lupa dengan senyum tulus yang senantiasa terpatri di bibirnya. Meski hatinya sedang mengumpat keras.

"Benarkan kau sudah memaafkanku?"

Naruto mengangguk dalam, "Tentu"

Sasuke tersenyum lebar. "Terima kasih telah memaafkanku"

Sasuke mengulurkan jari kelingkingnya di depan Naruto. "Kalau begitu. Ayo kita mulai dengan janji jari kelingking"

"Hah?"

Naruto tertawa garing. "Astaga Sasuke. Terakhir kali kita melakukan salam persahabatan saat masih kecil"

"Lalu?"

"Bukankah terlalu kekanak-kanakan jika kita melakukannya, sekarang ini?"

Sasuke menggeleng keras. Ia tetap tidak mau menurunkan jari kelingkingnya.

"Turunkan!" Naruto menepis tangan Sasuke. Tapi percuma saja, karena Sasuke langsung mengangkatnya kembali.

"Tidak"

"Turunkan!!"

"Aku tetap tidak mau"

Naruto masih tidak mau melakukannya. Ia membuang muka, tidak peduli jika tangan Sasuke kelelahan.

"Naruto"

Dia masih tidak mau merespon.

"Auh"

Naruto melirik setelah mendengar keluhan Sasuke. Membuang nafas kasar, ia menyerah saat melihat tangan Sasuke mulai bergetar.

Sasuke tersenyum saat Naruto akhirnya mengaitkan jari kelingking mereka. Jujur, ia tidak tahan lagi mengangkat lengannya lama-lama.

Mereka menyatukan kedua ibu jari. Saling mencubit hidung dan pipi. Lalu mengadu tos.

"Lalu penutup"

Naruto panik saat Sasuke bergerak cepat memeluknya. Sedari tadi, mata Naruto tidak sengaja bertemu dengan para gerombolan gadis yang tersenyum ke arah mereka. 

"Ah, Sasuke"

Naruto mencoba menjauhkan tubuhnya dari dekapan Sasuke. Ia takut gosip tentang dirinya dan Sasuke, bukan lagi sekedar gosip.

"Kenapa?"

"Ah itu..." Naruto bingung bagaimana cara mengalihkan situasi ambigu ini. "Itu. Karena sekarang kita sudah berbaikan, bagaimana jika kau menteraktirku ramen. Benar! Ramen di kantin"

BFF [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang