Prolog 3 (Tidak dapat terpisah)

1K 99 13
                                    

"Naruto!"

Tak

Tak

Naruto mengerjapkan mata. Terasa sangat berat, hingga ia malas membukanya.

Tak

Naruto menutup telinganya kesal. Kenapa berisik sekali, pikirnya.

"Lima menit lagi" Gumamnya tidak jelas.

"Naruto! Cepat bangun"

Tak

"Aish, kenapa kau berisik sekali Sasuke!?"

Dengan cepat Naruto berdiri dari ranjang. Ia membuka jendela balkonnya kasar.

"Berhenti melempari jendelaku!!"

Sasuke tersenyum senang. Di seberang sana, Sasuke berdiri di balkon kamar yang berhadapan langsung dengan balkon Naruto.

"Selamat pagi Naru"

"Ini masih dini hari" Sewotnya.

Naruto melipat tangannya di atas besi pembatas. Ia lantas meletakkan kepalanya, kembali tidur.

Sasuke menggeleng tidak habis fikir. Bagaimana bisa, Naruto yang sudah berusia tujuh tahun, masih sulit dibangunkan.

"Kenapa kau membangunkanku kali ini?"

"Kau lupa? Kita memiliki janji untuk melihat bintang bersama"

"Benarkah?"

Sasuke tersenyum kecut. Ia mendudukan dirinya di kursi. Mendekatkan retinanya ke arah teleskop. Mengamati gambaran yang terbidik lensa.

"Naruto, aku dapat melihatnya. Planet Merkurius sangat indah terlihat"

"Mmm"

Sasuke hanya bisa maklum dengan respon pasif Naruto.

"Naruto, apa kau tau? Sebenarnya, planet terdekat dengan Bumi adalah Merkurius. Meski ada Venus di daftar urutan tata surya"

"Kau tidak bisa menipuku. Kata Sensei, perhitungan itu masih belum akurat"

"Wah..." Sasuke membuat ekspersi terkejut, "Aku tidak tau jika Naruto memperhatikan pelajaran"

"Ha!?" Naruto akhirnya membuka mata. Menatap sengit, Sasuke.

Sasuke terkikik gemas. Hingga beberapa detik kemudian ekspresi nya berubah teduh.

"Tapi jika itu benar. Aku ingin menjadi Merkurius untuk Bumi"

Naruto meletakkan kepalanya lagi. Namun kali ini dengan menatap sayu Sasuke.

"Apa aku sebagai Bumi?"

Sasuke mengangguk. "Meskipun di luar Venus terlihat lebih dekat dengan Bumi. Tapi yang sebenarnya terjadi, hanya Merkurius yang selalu ada di sisi Bumi"

"Itu benar" Naruto mengangkat kepalanya. "Kita selamanya teman. Dan tidak akan ada orang lain di antara kita"

"Kau janji" Sasuke mengarahkan jari kelingkingnya ke arah Naruto. Naruto pun melakukan hal yang sama.

"Sudahlah. Suasana pagi membuatmu berfikir aneh-aneh. Sebaiknya kita kembali tidur" Naruto berbalik, masuk ke dalam kamarnya.

"Eh, tung-

Sret

-gu dulu"

Sasuke menghela nafas pelan, dengan masih menatap jendela balkon Naruto.

.

.

.

BFF [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang